part 13

25 12 0
                                    

Setelah kak Angga telah pergi Raka mengantar Vanya ke rumahnya dan berpesan pada Vanya.

"Kamu punya nomor kakak kan? Kalo ada apa-apa kamu telfon kakak ya kakak pasti bantuin kamu"

"Iya kak makasih" jawab Vanya lesu

"Yaudah kamu masuk sana istirahat, besok kan masih ada kuliah lagi"

Vanya hanya mengangguk menanggapi perkataan Raka dan langsung masuk ke rumahnya, bagi Vanya hari ini adalah hari terburuk yang dilaluinya dalam setahun ini. Vanya merasa mulai hari ini hidupnya tidak benar-benar kembali damai karena kak Angga telah muncul kembali di kehidupannya.

Vanya memilih langsung tidur untuk menenangkan pikiran yang kacau hari ini.

Malamnya saat Vanya tengah fokus mengerjakan tugasnya di teras rumah, Vanya mendengar suara motor berhenti di depan rumahnya. Vanya merasa mengenali orang tersebut dan membiarkan orang tersebut masuk kemudian duduk di bangku sebelah Vanya.

"Vanya, masih inget kan sama aku?" Tanya orang tersebut

"Ada apa lagi sih Bim?" Vanya mengabaikan pertanyaan Bima karena menurut Vanya sangat tidak penting. Yap orang itu adalah Bima, sosok yang 2 tahun ini sudah pergi entah kemana.

"Bima mau minta maaf, Bima waktu itu terlalu kasar dan nggak pernah minta maaf sama Vanya. Bima baru sekarang berani minta maaf sama vanya" ujar Bima tulus.

"Udahlah lupain aja, gue lagi males bahas yang ga penting. Lo mau pulang atau njamur disini? Gue mau masuk, ngantuk" Vanya langsung berdiri dan masuk ke rumahnya tanpa memperhatikan Bima.

Keesokan harinya pukul 14:00 Vanya tengah berada di pusat perbelanjaan dan sedang duduk di dekat zona permainan. Vanya memperhatikan anak-anak yang sedang bermain dengan gembira dan mengingat kembali persahabatannya dengan Bima, Vanya berusaha menerima semua yang telah berlalu dan sekarang Vanya sudah memaafkan Bima.

Saat tengah serius memperhatikan anak-anak yang sedang bermain, Vanya melihat Bima yang sedang berjalan menghampiri Vanya. Vanya melihat Bima sedang tersenyum ke arahnya dan Vanya pun membalas senyum Bima, setelah sampai di tempat Vanya Bima pun duduk di samping Vanya dan ikut memperhatikan anak-anak yang sedang bermain tadi.

"Lucu nggak sih kalo gue jadi kebayang sama masa-masa persahabatan kita sewaktu kecil?" Tanya Bima dengan tatapan yang tetap fokus pada anak-anak tadi.

"Entahlah, yang gue tau sekarang gue juga mikirin hal yang sama. Gue juga mikir kalo kita dulu itu sedekat itu dan sebahagia itu, kenapa kita hancurkan hanya dengan masalah perbucinan yang menurut gue ga penting gini"

"Gue jadi kepikiran pengen perbaiki persahabatan kita, Lo gimana?" Tanya Bima dan mengalihkan pandangannya ke arah Vanya

Vanya tidak langsung menjawab, Vanya justru diam dan memperhatikan anak-anak di depannya.

"Vanya? Lo nggak mau ya?" Tanya Bima

"Gue gatau Bim, gue udah ikhlas sama semua masalah kita kemarin tapi rasanya masih ada yang bikin gue ragu" ungkap Vanya jujur

"Iya sih gue ngerti, tapi ayolah kita nggak akan tau gimana-gimananya kalo kita nggak nyoba perbaiki persahabatan kita. Kita sama-sama udah dewasa"

Vanya kembali diam dan berfikir bahwa apa yang Bima katakan ada benarnya juga, Vanya kemudian tersenyum dan memandang Bima yang juga sedang memandang ke arah Vanya

"Okey, sekarang kita sahabat" kata Vanya sambil tersenyum, mereka pun tertawa bersama dan berbincang hal-hal yang pernah mereka lalui selama mereka bersahabat dulu.

"Jalan-jalan yuk, bosen nih disini aja" ajak Bima

"Yaudah ayo" Vanya meraih tasnya dan mengikuti Bima berjalan mengelilingi wahana yang ada di pusat perbelanjaan ini.

Cinta Salah [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang