__Pilihan__

1.7K 113 0
                                    

~•HAPPY READING•~

.,.,Cantik itu Amanah. Bisa menjadi Anugerah, bisa pula menjadi Fitnah,.,.,

Ig|Syahdakhairunnisa_041004











Jodoh sudah di gariskan oleh Allah swt. sebelum kita terlahir di dunia ini. Manusia mampu merencanakan. Namun Allah lah yang berhak menakdirkannya. Kita harus bisa berlapang dada menerima segala konsekuensinya.

Sudah dua hari ini Rasya tinggal di kota Medan tepatnya di rumah neneknya. Ayah dan ibunya serta Fitri berada di Jakarta. Satu bulan sudah berlalu, itu artinya Satya akan kerumahnya untuk mengkhitbahnya secara resmi. Dan ia memutuskan untuk pulang ke Jakarta.

****

"Assalamu'alaikum." ucap seseorang dari luar pintu.

"Fit, tolong bukain dong. Kakak kamu masih mandi tuh." ujar ibu Rasya sambil memberesakan dapur yang sedikit berantakan karena baru selesai masak.

"Iya bu." balas Fitri menuju keluar.


____

"Kak.. Kak Rasya bukain pintunya." ucap Fitri menggedor pintu kamar Rasya.

"Apaan sih dek teriak-teriak?" tanya Rasya membuka pintu setelah memakai kerudung instannya.

"Ayo kak, turun ada tamu cepetann..!" Fitri menarik tangan Rasya namun Rasya melepasnya.

"Kakak belum pakai kaos kaki, tunggu dulu. Kamu duluan saja." balas Rasya kembali ke kamarnya.

"Cepetan ya kak, Gak Pake Lama. GPL. Dandan yang cantik." sambung Fitri meniggalkan Rasya menuju kebawah..

Rasya prov.

Aku sedikit kesal dengan Fitri, bisa-bisanya ia menarikku kebawah karena ada tamu. Padahal aku belum pakai kaos kaki, kerudungku yang acak-acakan. Terus kenapa dia suruh aku dandan? Emang siapa sih tamunya? Ya sudah lebih baik aku turun. Setelah langkahku yang ketiga, seketika darahku seperti terhenti, jantungku yang berhenti berdegup, kaki yang terasa sangat lemas, pandanganku yang mulai kabur.

Oh Allah? Kenapa dia kesini setelah aku sudah menerima Khitbah dari orang lain? Aku harus bagaimana ya Allah?


****

Arkan prov.

Hari ini aku sangat bahagia, bahagia sekali. Karena aku akan mengkhitbah wanita yang selama ini aku sebut namanya dalan doaku. Siapa lagi kalau bukan Rasya Humaira Khairunnisa.

"Assalamu'alaikum bunda." salamku sambil mencium pipi bunda.

"Wa'alaikumussalam, sudah rapi aja nih, mau kemana?" tanya bunda yang duduk santai menyantap kue.

"Mau khitbah Rasya bun, doakan Arkan ya." ujarku dan duduk di samping bunda.

"Kamu jangan banyak berharap dulu ya nak, jangan sedih kalau ternyata Rasya sudah ada yang Khitbah." ujar bunda yang membuatku seketika diam.

Kekasih ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang