__Kelas Baru__

2K 143 1
                                    

~•HAPPY READING•~

~Rahasia Dalam Kehidupan adalah bukan melakukan apa yang kamu suka. Tetapi menyukai apa yang kamu lakukan~

IG|Syahdakhairunnisa_041004














Pagi ini, seorang gadis dengan wajah cerianya serta kerudung yang menjuntai hingga paha tengah bersiap ke sekolah setelah libur panjangnya. Dia juga belum tahu dimana kelasnya berada. Karena dia telah berhasil meraih juara umum itu, pastinya kelas dia akan pindah di kelas unggul.

****

Rasya pov.

Aku duduk paling belakang. Ntah mengapa nasibku selalu duduk di belakang. Dari kelas sepuluh waktu itu. Mungkin karena aku bangun kesiangan, makanya semua deretan kursi di depan penuh.

"Assalamu'alaikum... Rasya kan?"
tanya seorang wanita. Sepertinya dia ingin duduk di sampingku.

"Wa'alaikumussalam, iya. Kenapa ya?" jawabku. Pasalnya aku tidak kenal dengan wanita yang ada di sampingku ini. Toh, tidak bermanfaat juga kan.

Itulah aku, tidak akan peduli dengan apapun disekitarku yang tidak berhubungan dengan masa depan dan prioritas.

"Hmm aku boleh duduk di samping kamu?" Wanita itu sangat hati-hati sekali bertanya itu padaku. Mengapa juga harus takut seperti itu? Emang aku makan orang? Aku bukan kanibal loh ya.

"Owh, boleh kok," balasku dengan senyum yang dipaksakan. Dan terlihat sedikit... acuh.

****

Arkan pov.

Pagi ini aku tengah bersiap di depan cermin, pasalnya aku akan masuk kelas sebelas, tampilanku pagi ini tidak seperti biasanya. Ada yang berubah, dari gaya rambut yang sekarang aku tutupi dengan peci. Karena aku tahu gaya yang seperti ini yang dia suka. Dan pastinya aku akan sekelas dengan gadis jenius itu. Siapa lagi kalau bukan Rasya.

"Eh ada yang beda nih dari anak bunda," ucap bunda sambil meneliti penampilanku yang bisa dibilang berbeda dengan biasanya.

"Iya bun. Mas Arkan pake peci bunda, tumben sekali, Mas."

"Iya nih anak ayah," timbrung ayah.

"Ih bunda sama ayah mah gitu, anaknya tampil lebih baik malah diledekin. Nih lagi Kiara, ikut-ikutan."
Aku pura-pura merajuk sambil mencubit pipi Kiara gemas.

"Bukan begitu nak. Beda aja gitu. Maaf ya, bunda seneng kok tampilan kamu seperti ini," balas bunda.

"Ya sudah Arkan pamit ya bunda, udah kesiangan juga nih." Aku menyelesaikan makananku, lalu pamit sama ayah dan bunda.

Aku masuk kelas dan mataku terfokus pada satu titik. Yaitu seorang gadis yang menggunakan seragam sekolah dan tidak lupa kerudung panjang yang ia gunakan. Ia sangat fokus dengan bukunya dan beberapa kertas serta Alquran yang berserakan di mejanya tidak tersusun.

"Assalamu'alaikum Rasy," sapaku tersenyum. Dan mengambil posisi duduk di kursi depan Rasya tetapi mengahadapnya.

"Eh Ar, Wa'alaikumussalam." Rasya melihat sekilas aku lalu sibuk kembali dengan bukunya.

"Serius amat," tegurku melihat langit-langit kelas, seolah-olah menyindir.

"Hm... Ya harus dong Arkan. Kan mau sukses, harusnya kamu juga kali."
Balas Rasya menyusun bukunya yang berserakan, karena sebentar lagi Apel pagi.

"Iya iya. Ya udah yuk ke lapangan. Pak Fendy udah teriak-teriak tuh."
Ucap Arkan terkekeh.

Pak Fendy merupakan guru Matematika sekaligus orang yang bertugas mengumpulkan semua siswa/i untuk melaksanakan Apel pagi. Kadang pak Fendy suka marah dengan murid yang lama baris ke lapangan.

Kekasih ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang