Ada adegan yang mengandung hawa nafsu, jika nggak kuat, silakan baca malam saja.
.
.
Salah satu godaan ketika sedang proses mendekatkan diri kepada Allah adalah didatangkannya laki-laki yang pernah kita cintai untuk menguji seberapa kuat iman kita.
•••••
Hidup itu tidak seterusnya akan lurus. Seperti halnya dengan mengendarai mobil kadang harus lurus, kemudian belok, tiba-tiba ada masalah yang mengharuskan berhenti. Itulah yang dirasakan oleh setiap insan. Yang mau tidak mau harus menerima semuanya.
Riana Mawardi atau lebih sering dipanggil Ana, beberapa orang yang mengikuti kisahnya pasti sudah kenal. Gadis yang kini sedang berada pada tahap hijrah. Di mana dia ingin mendapatkan jalan yang lurus, tapi tiba-tiba keadaan mengharuskan ia berbelok. Berbelok pada arah yang salah, dan terjebak dalam masalah bernama ‘cinta’.
Entah sampai kapan Ana harus seperti ini. Dengan segalanya yang membuat ia bingung. Sebenarnya masalah cinta tak perlu diambil pusing. Cukup dekati peciptanya, baru ciptaan-Nya. Akan tepi, mau bagaimana, semua sudah terlanjur dibawa pusing, dan akan tetap begitu sebelum ada iman kuat yang merubahnya.
Selesai matkul, Ana mengajak temannya pergi ke Mall terdekat dari kampus. Mall biasanya yang ia kunjungi. Mall yang membuat Ana harus bercerita bahwa ia mencintai Raffin.
Sedikit refreshing dengan jalan-jalan bersama teman-temannyan mungkin cukup membantu untuk proses healing. Teringat kemarin sore Ana bertemu dengan Raffin adalah suatu hal yang mengejutkan baginya.
“Ana lo kenapa sih kayak gini? Gue butuh alasannya.”
“Fin, lo taukan gue sekarang gimana? Gue udah ada di tahap hijrah. Hijrah itu mudah, tapi istiqomahnya susah. Gue mau mendekatkan diri sama Allah lebih dekat lagi. Mungkin emang gue masih ada kecewa sama lo, tapi biarkan saja, sudah terlanjur mau bagaimana lagi memang?”
“Tapi gue butuh penjelasan. Rasanya alasan hijrah saja gak cukup Na!”
Ica menghela napas berat. Wegah dengan sikap Raffin. “Fin! Satu kata bernama hijrah bisa memberikan semua jawaban yang ada di pikiran lo! Lo pasti bertanya-tanya, ‘kan? Kenapa lo dijauhi sama Ana? Iyakan? Bukannya Ana menjauh, tapi emang Ana melakukan kewajibannya layaknya seorang muslim.”
“Menjaga pandangan dengan yang bukan mahram adalah kewajibannya. Seharusnya lo tau dan paham akan itu!” Anak itu memberi jeda, detik berikutnya, clo itu udah gede Fin! Bukan lagi anak TK yang nggak tau apa-apa. Sebaiknya lo pergi deh ke ustaz-ustaz dan gue yakin jawaban ustaz lebih bisa buat lo mengerti.”
“Yaudah ayo cabut aja!” seru Linda.
Raffin masih terpaku di tempat. Tiba-tiba bulir bening datang menghampiri pipinya. Dengan segera ia menghapus air mata itu sebelum ada orang lain yang melihat dan menganggap bahwa dirinya lemah karena wanita.
Sebelum Ana dan sahabatnya mulai menjauh dari tempat. Raffin berucap, “Sia-sia gue berusaha lupain dia demi lo Na! Kalo lo nya ada udah berubah sama gue. Mending gue sama dia daripada harus sama lo yang memang benar-benar nggak pasti. Banyak dari wanita bilang ‘Bahwa laki-laki itu sama saja! Tak kunjung memberikan kepastian,’ tapi tidak bagi gue! Justru saat ini adalah wanita yang tidak punya kepastian.” Ucapan Raffin denga suara lantang begitu menusuk halus relung jiwanya. Ketika Raffin mengakhiri ucapannya Ana dan sahabatnya langsung berhenti. Gantian! Sekarang air mata Ana yang tumpah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selembar Kisah [END]
Random[Teenfiction - Spiritual] Singkat saja. Ini kisah cinta Ana yang terlalu rumit. Dia bahkan sampai membatalkan pernikahan impiannya bersama orang yang dicintai. Mengapa? © stories 2020 by Syadira Hr. © cover 2020 by Canva. All rights reserved. Please...