03.Perasaan Doyoung

782 120 27
                                    

Doyoung pov

Gila pake luka segala. Emm Ryujin boleh juga. Cantik.

"Ryujin ya! Dimana rumahmu?" Tanya doyoung sembari fokus ke jalanan.

"Ah di perumahan JYP." kata Ryujin.

"Okeee." doyoung menambahkan kecepatan pada motornya.

Skip

Ini beneran rumah Ryujin? Kok kecil? Denger² ini perumahan elit tapi kok. Ah ga boleh gitu Doy.

"Ryujin ah apa ini rumahmu?" Sebenarnya ga enak juga tanya².

"Iya, memangnya kenapa?"

"Ah tak apa, lalu dimana orangtua mu?" Aduuh tanya apa sih Doy!

"Orang tua ku... Ah entahlah mereka ada dimana. Apakah kau mau mampir?" Tanya Ryujin.

"Kalaupun boleh pasti aku akan mampir." senyum doyoung mengembang.

"Baiklah kalau begitu, mari masuk." doyoung dan Ryujin masuk ke dalam rumah.

Drrrt drrrt

"Ada apa eomma?"

"Doyoung-ya pulang lah! Kenapa kau pulang larut pagi? Tolong berikan aku alasan jika kau tidak mau ku marahi!"

"Ah eomma tadi café benar² ramai sekarang aku berada dirumah temanku untuk mengerjakan tugas, nanti aku pulang, jangan kunci dulu pintu rumahnya."

"Hmm baiklah doyoung, hati² yaa."

"Baik eomma!"

Tuuut

"Ryujin-ssi aku harus pulang secepatnya, maaf." kata doyoung sambil membungkuk

"Ah tak apa, aku paham, kalau begitu hati hati nee."

"Terimakasih Ryujin, kau sangat baik, sampai bertemu lagi di café." doyoung segera melajukan motornya.

Ryujin pov

Apa ini?

Ah tidak Ryujin kau tidak boleh menaruh hati padanya, dia orang asing ryujin!

I like your eyes you look away when you pretend not to care~

"Ada apa?"

"Nanti siang pamanmu akan menjeput-"

"Aku sudah tau."

Tuuut

Jika begitu aku harus segera berkemas. Kalau tidak tamat lah riwayatku.

Skip

Ibu menyuruhku untuk menunggu didepan rumah. Agar pamannya tidak mengetahui masalah kami.

Tiin

Sebuah mobil BMW berhenti didepanku. Siapa lagi kalau bukan paman. Oh Sehun.

Dia orang yang dingin, sangat keras, disiplin.

"Ryujin naik lah!" Ryujin pun segera menaikki mobil tersebut.

"Ryujin ah kau sangat cantik, kau semakin dewasa ya." kata paman Sehun sambil menyetir.

"Ah terimakasih atas pujiannya paman." Ryujin sebenarnya takut dengan Sehun.

"Ryujin jangan takut denganku, aku tidak se menakutkan dulu, aku sudah berbeda." Ryujin tak menanggapi perkataan pamannya itu.

Ryujin teringat pada sesuatu, ya dia sama sekali belum pamit kepada doyoung. Ah sial bagaimana ini?

"Paman, apakah aku boleh menelpon seseorang?" Sehun pun kaget dengan pertanyaan keponakannya itu.

•муѕтєяισυѕ• JaemryuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang