【ʜɪᴀᴛᴜs】
Aku akan mengungkap semua kemisteriusanmu itu, dan aku akan melepaskan topeng jahat itu dari mu.
Sadarlah, banyak orang yang terluka karena mu Na Jaemin, sudahi semua aksi keji mu itu.
Aku akan selalu ada jika kau membutuhkanku.
❝Shin Ry...
"Sudah lama aku tak kesini. Udaranya pun sudah berbeda." Hyunjin melirik ke arah Ryujin.
"Ryujin, apakah kau lapar?" Ryujin menggeleng.
"Tidak. Aku belum lapar."
"Hyunjin, apakah kau sudah memiliki pacar?" Hyunjin kaget dengan pertanyaan Ryujin.
"B—belum memangnya kenapa?" Ryujin hanya tertawa.
"Aii jangan bohong, lihat siapa yang berdiri disana." Hyunjin melihat ke arah samping.
"Hahaha. Dia bukan pacarku Ryujin!! Dia adikku." Adik? Sejak kapan hyunjin punya adik?
"Hyunjin, kenapa kau disini ha? Pulang. Ibu sudah menunggu. Tunggu, kau Ryujin bukan?" Ryujin pun mengangguk.
"Apakah kau ingat aku? Aku Yeji. Hwang Yeji." Ah benar sekali. Kenapa Ryujin bisa lupa?
"Ah begitu ya. Ngomong ngomong wajah kalian—" "Kami kembar." Ryujin pun tersontak kaget mendengar ucapan Yeji. Pasalnya, hyunjin tak pernah menceritakan tentang hal itu.
"Hyunjin-ssi kenapa kau tidak pernah bercerita tentang hal itu! Ya sudah aku mau pulang dulu." Ryujin meninggalkan mereka berdua.
"Pacarmu kak?" Tanya Yeji ke Hyunjin.
"Hampir." Yeji melongo mendengar jawaban hyunjin.
"Hahaha, berjuanglah! Sainganmu lebih berat di tahun² sebelumnya!" Hyunjin melihat Yeji dengan tatapan—err.
"Siapa memangnya?"
"Na Jaemin." Deggmendengar nama itu, bulu kuduk hyunjin berdiri.
"Na Jaemin teman Lee Jeno itu?" Yeji mengangguk. Mulut hyunjin terasa kelu saat mendengar nama jaemin.
Flashback
"Hey hyunjin! Cupu sekali kau!" Ucap seorang siswa bernama Na Jaemin.
"Ahahaha, benar sekali jaem, dia sangat cupu!" Kata sahabat karib Jaemin yang bernama Lee Jeno.
Hyunjin tak memperdulikan ucapan atau bisa disebut hujatan dari mereka berdua.
"Hei, kenapa kau diam saja hm?" Tanya Jaemin ke Hyunjin. Dia menghampiri hyunjin.
"Minggir, aku mau ke toilet." Hyunjin menyingkirkan tangan jaemin dari pundaknya.
Bugh
Satu pukulan keras mengenai pipi hyunjin.
"Mau apa kau?!" Tanya hyunjin pada Jeno. Ya, Jeno yang memukulnya tadi.
"Heh? Kau menantangku? Oke!" Berakhirlah pertengkaran antara mereka bertiga.
Satu lawan dua. Sungguh tak imbang.
"Hei! Sudahlah! Hentikan itu!" Ucap Seungmin.
"Baiklah akan aku hentikan! Ingat, ini masih belum berakhir, Hwang Hyunjin." Ucap Jaemin sembari menabrak tubuh Hyunjin.
"Kau tak apa?" Tanya Seungmin ke hyunjin.
"Ah tak apa."
Flashback off
•••
Coba deh kalian puter pas Ryujin sama jaemin di rooftop. Thx.
"Ryujin!!" Sapa Jaemin.
"Ah jaemin. Ada apa?" Jaemin mendekati Ryujin.
"Ikut aku!" Jaemin menarik tangan ryujin.
Jaemin membawa Ryujin ke rooftop.
"Ryujin, tolong dengarkan aku. Kau sungguh cantik. Bahkan kau sendiri tau akan hal itu. Di bawah rintik hujan di sore hari ini, aku ingin kau menjadi pacarku. Ini memang terlalu alay, tapi kumohon, terimalah tawaranku ini. Aku memang tak sempurna, aku bukan orang yang romantis, tapi aku berjanji akan selalu membuatmu bahagia dengan segala candaan yang aku berikan. Aku memang tak cocok jika berada di dekatmu yang sempurna ini. Aku tau kau pasti akan menolak jika aku terus terang, maka dari itu aku basa basi terlebih dahulu. Aku memohon padamu Shin Ryujin, jadilah pacarku." Jaemin menatap Ryujin serius.
"Y-ya a-aku mau jaem." Jaemin memberikan smirk nya.
Membuat Ryujin bingung keheranan.
"Wah, selamat Shin Ryujin kau telah masuk dalam perangkap kami." Ucap seorang siswa bernama Lee Jeno.
Braak
"Hahaha, mau sekali kau dijadikan bahan taruhan kami. Jika kau pintar, pasti kau tidak akan seperti ini bukan? Lagi pula siapa juga yang mau berpacaran denganmu." Ucap Jaemin dengan nada jahatnya.
"J-jadi selama ini?!" Jaemin mengangguk.
Jeno memberikan kunci motor baru.
"Inilah alasan kenapa aku mendekatimu Shin Ryujin." Jaemin dan Jeno meninggalkan Ryujin yang masih terduduk di lantai rooftop.
Ryujin! Kenapa kau terlalu bodoh! -Ryujin
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.