02.Apa itu teman?

834 117 13
                                    

"Baik jika itu mau mu, kami tidak akan menghilangkan marga Shin dinama mu, tapi ada satu syarat." ucap ayah Ryujin.

"Baik, apa itu syaratnya?" Tanya Ryujin.

"Kau harus tinggal bersama pamanmu mulai bulan depan, pamanmu adalah orang yang keras dan disiplin, mungkin sifat mu bisa dirubah olehnya, jika sifat mu belum berubah, namamu hanya Ryujin saja." Ryujin terdiam seketika. Ia paling sensitif jika ada yg menyebut paman. Bagaimana tidak, pamannya adalah orang yg sangat menakutkan bagi Ryujin.

"Baik ayah." Ryujin menuruti kemauan ayahnya.

"Dan satu lagi, jangan pulang ke rumah." ucap ibunya sembari meninggalkan Ryujin.

Lalu ia akan tinggal dimana? Apa yang harus ia lakukan? Kenapa hidupnya sangat berat?

"Pergi kau bocah tengik!" Usir Bu Risa. Sungguh ini sangat sakit. Ia sudah tidak dianggap lagi.

Walaupun begitu ia harus tetap semangat menjalani hidupnya. Ini bukan akhir dari segalanya kan? Masih panjang jalan yg harus ditempuh Ryujin.

Ia bingung akan tinggal dimana, namun seketika ia teringat akan hal sesuatu.

Ryujin berlari menuju belakang rumahnya.

"Akhirnya ketemu juga!" Ryujin menemukan sebuah ruangan yg tidak terlalu besar untuk ditinggali. Ia mengetahui ruangan ini dari neneknya dulu. Ini adalah ruangan rahasia milik neneknya.

Tanpa berpikir panjang, Ryujin langsung membersihkan tempat tersebut. Diusianya yg menginjak 16 tahun ini, dia harus berjuang sekuat tenaga untuk hidup.

Setelah 2 jam membersihkan ruangan itu, Ryujin langsung merebahkan tubuhnya di sofa itu. Di ruangan ini hanya terdapat 1 sofa berukuran sedang, kompor, lemari, meja, rak, lalu juga ada kulkas mini. Sepertinya ini sudah lebih dari cukup. Namun sekarang ia harus bekerja bukan? Orang tuanya sudah tidak mau menanggung biaya hidupnya. Ia pun keluar. Namun sebelum itu ia mampir dulu ke rumah lamanya. Ia ingin mengambil baju² nya.

"Nih bawa pergi! Jangan balik lagi ke sini!" ibu Ryujin melemparkan koper besar pada Ryujin.

"Cobaan memang selalu berat yah." Ryujin membawa kopernya ke rumah barunya itu. Namun rumah barunya itu agak berjauhan dengan rumah orang tuanya.

Dengan cepat Ryujin memindahkan semua barang²nya kedalam lemari.

"Untung muat." Ryujin meletakkan koper itu diatas lemari.

Ia bersiap untuk keluar. Tentu saja mencari makan dan kerja.

Bubble café

"Permisi, apakah disini ada lowongan kerja?" Tanya Ryujin pada salah satu pegawai disana.

"Ah sepertinya tidak ada, jika kamu ingin mendaftar, kamu bisa ke café disebrang jalan itu." tunjuk seorang pria tadi.

"Baiklah terimakasih atas informasinya." Ryujin membungkukkan badan. Lalu ia pergi meninggalkan café itu.

Chocolate Café

Ryujin langsung bertanya pada salah satu pegawai.

"Permisi apakah disini butuh karyawan baru?" Tanya Ryujin pada seorang pegawai yg bernama 'doyoung'

"Benar sekali, apakah kamu ingin kerja disini? Tapi umurmu terlalu kecil." tanya doyoung.

"Ah tak apa, apakah aku diterima?" Tanya Ryujin pada doyoung.

"Emm aku tanyakan dulu pada atasanku, silahkan duduk dulu." doyoung mengambilkan kursi untuk Ryujin, lalu ia meninggalkannya.

Skip

"Ryujin ya! Maaf lama menunggu, kau boleh bekerja disini mulai hari ini." kata doyoung.

"Ah terimakasih banyak kak." Ryujin membungkuk pada doyoung.

"Aih jangan begitu, anggap saja aku ini temanmu." seketika Ryujin terdiam.

Teman?? Kata apa itu??

"Teman?? Apa itu teman??" Tanya Ryujin pada doyoung. Doyoung yg mendengar itu pun tersentak kaget.

"Apa kau tidak tahu apa itu teman?" Tanya doyoung ragu ragu

"Iya, aku tidak pernah memiliki kata teman dalam hidupku." doyoung tak menyangka, ia kira Ryujin adalah bad girl. Namun.. ah sudahlah.

"Suatu saat nanti kau akan tahu apa itu teman, ini pakailah, celanamu sedikit minim." doyoung memberikan celana training dan apron.

"Ah terimakasih." Ryujin pun bergegas menuju toilet.

Skip

Hari ini café sangat ramai. Ryujin dan doyoung beserta pegawai lain pun kesusahan.

21.00 pm

Sudah satu jam yg lalu seharusnya café ini tutup. Namun pelanggan terus berdatangan.

"Doyoung ya, kapan barisan pelanggan ini akan habis?" Tanya Ryujin ke doyoung.

"Ah aku tidak tahu, apakah kamu lelah? Jika kamu sudah lelah beristirahat lah terlebih dahulu, biar aku yg mengerjakan tugas mu." kata doyoung yg masih fokus pada kasir.

"Tidak usah young, aku hanya bertanya, kalau begitu aku akan melanjutkan pekerjaan ku dulu." Ryujin pun mengantarkan pesanan pada pelanggan² yang kelaparan itu.

Skip

Akhirnya pelanggan² sudah tidak ada yg berdatangan lagi. Saat ini sudah pukul 23.30 pm. Sudah malam sekali. Jika Ryujin masih tinggal bersama orang tuanya pasti ia sudah kena marah. Namun sekarang kehidupannya sudah berbeda.

"Doyoung-ya aku pulang dulu, terimakasih atas kerjasamanya hari ini." Ryujin bergegas keluar dari café itu.

"Ryujin! Pulanglah bersamaku, tenang aku ini orang baik." Ryujin menggeleng cepat.

"Tidak perlu doyoung, pulanglah, aku bisa pulang sendiri." Ryujin pun berjalan menuju rumahnya.

Namun ditengah perjalanan ia bertemu dengan orang yang sedang mabuk berat.

"Hey nona bermainlah bersamaku." Ryujin pun langsung ketakutan. Pria itu merangkul pundak Ryujin.

"Lepaskan aku paman! Atau aku akan berteriak!" Ryujin berusaha melepaskan rangkulan itu. Namun sia² kekuatannya tidak cukup kuat.

"Hey paman lepaskan wanita ku!" Ucap doyoung dari motor ninja milik nya.

"Heh anak kecil kau ini mengganggu saja! Kalau begitu kita bertarung, jika kau menang bawalah wanita mu ini, namun jika kau kalah biarkan wanita ini bersamaku."

"Baiklah." doyoung pun segera menarik Ryujin lalu naik ke motornya. Ia segera melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

"Ryujin ya peganglah pinggangku aku takut jika kau akan terjatuh." tanpa berpikir panjang Ryujin memeluk pinggang doyoung.

Akhirnya aku merasakan pelukan seorang wanita -doyoung

Akhirnya aku merasakan pelukan seorang wanita -doyoung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•муѕтєяισυѕ• JaemryuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang