Rey memarkirkan motornya di sebuah rumah megah bercat silver. Rumah ini lebih besar dari rumah Nana, tampak seseorang mendekati Rey dengan memakai seragam SMA tapi tidak satu sekolah dengan rey.
"Lo di tunggu di dalem" lelaki itu kemudian pergi meninggalkan kediaman Rey dengan mobilnya.
"Ayo ikut gue!" Perintah Rey, mau tidak mau Nana mengikutinya dari belakang dan masuk ke rumah megah Rey. Di ruang tamu tampak foto berukuran besar yang terpajang di dinding, difoto itu tepat sekali Nana melihat wajah Rey yang gagah dan tampak sedikit arogan, tapi keren sih.
"Lo tunggu disini bentar" Nana mengangguk.
"Bi..." Teriak rey
"Iya den ada apa?" tanya bi lastri.
"Tolong buatin minum ya bi"
"Oh iya, den" bi lastri kemudian kebelakang untuk membuatkan Nana minum. Sementara Rey beranjak ke ruangan lain, ntah siapa yang akan di temui Rey.
"Rey, papa rasa kamu tau maksud papa manggil kamu kesini"
"Rey udah bilang berapa kali ke papa kalo Rey nggak bakal ninggalin mama sendirian disini!"
"Rey niat papa baik buat kamu, papa ingin mengajarkan kamu bagaimana caranya berbisnis, karena kamu yang bakal menjadi ahli waris papa Rey"
"Ahli waris? Cih, bukannya selama ini papa selalu ngebanggain Tian? iya Tian anak kesayangan papa yang sama sekali nggak ada hubungan darah sama papa"
"Rey!! Jaga bicara kamu, berapa kali papa bilang dan peringatkan kamu tapi kamu tidak pernah mendengar omongan papa"
"Gimana Rey mau dengar, papa sendiri apa pernah dengerin Rey? Nggak pa, papa nggak pernah mau dengerin Rey, papa nggak pernah peduli sama semua yang Rey lakukan"
"Emang apa yang sudah kamu lakukan sampe papa harus memuji kamu? Apa Rey?!! Kamu selama ini cuma bikin malu papa!!"
"Ck, papa cuma Mandang Rey dari keburukan yang pernah Rey lakukan, tapi apa pernah sedikit aja papa Mandang Rey dari kebaikan yang udah Rey lakuin?"
"Rey, papa kecewa dengan kamu. Ini bukan kamu yang dulu"
"Rey lebih kecewa pa, saat papa lebih milih wanita sialan itu dan ninggalin mama"
"Tutup mulut kamu Rey!!"
"Rey nggak akan pergi ingat itu pa" kemudian Rey keluar dari ruangan, dengan ekspresi wajah yang penuh amarah.
Seorang wanita paruh baya berjalan ke ruang tamu, dan mendapati sosok Nana yang tengah duduk sendirian.
"Kamu temannya Rey?" Nana tersentak dan kemudian berdiri untuk menyalami wanita tersebut.
"i...iya Tante" nana berpikir itu adalah mamanya Rey, ya walaupun sebenarnya itu mama tirinya.
"Nama kamu siapa?" Tanya wanita itu ramah.
"Nadira Tante" kemudian Rey datang dan menatap wanita paruh baya tersebut dengan sisnis.
"Ayo na gue anter pulang" sahut Rey dengan tatapan dinginnya.
"Rey, malam ini kamu tidur dirumah ya" pinta wanita paruh baya tersebut.
"Nggak usah sok peduli, biasanya juga nggak ada yang peduli gue tidur dimana" jawab Rey ketus. Nana hanya diam saja tidak berani bersuara, karena Nana tau kondisi saat ini sedang tidak baik.
"Ayo na, keburu hujan" kemudian Rey melenggang begitu saja keluar dari rumah megah tersebut.
"kalo begitu Nadira permisi dulu Tante" ucap Nadira yang tak lupa untuk pamit.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADIRA [ S E L E S A I ] ✨
Ficção AdolescenteNadira gadis manis dan dingin bahkan dia di juluki ice girl oleh orang-orang terdekatnya. Nadira yang memilih tidak memperdulikan orang-orang yang ada di dekatnya kecuali keluarganya sendiri. Namun kenyataannya berbeda, ketika dia tengah bersama se...