#03

45 17 10
                                    

                                
Selamat membaca cerita
MIRACOLO
                      

MIRACOLO | #03

❄️

Bau menyengat khas obat obatan kini menyerang indra penciuman. Gadis bersurai kecoklatan itu sudah menukar  baju hijau dengan pakaian nya kembali Setelah melakukan tes retrogen untuk melihat seberapa parah kondisi tulang belakang nya.

"kamu liat ini?" tanya dokter Sean menunjuk layar yang menampilkan hasil tes ku."lengkungan nya bahkan bertambah dua derajat dari sebelumnya" lanjut nya.

Aku hanya diam saja memperhatikan menunggu dokter muda di depan ku itu melanjutkan kata-kata nya.

"kamu ga jatuh kan atau angkat barang  berat?" tanya dokter itu lagi yang kini sudah duduk di mejanya.

Aku menggeleng singkat"engga dok"

"untuk sementara kamu pakai brace ya biar lengkungan nya ga nambah" saran dokter muda itu.

"gabisa ga pakai itu dok, aku lagi pkl soalnya takut ganggu" tanya ku.

Dokter Sean menggeleng kukuh"ga bisa, kamu mau lengkungan nya makin bertambah"

Aku menggeleng "aku malu dok kalo pake itu"

"malu kenapa" tanyanya.

"ya malu aja berasa aneh gitu," jawab ku ragu.

Pria tampan berlesung pipi itu terkekeh"lebih pilih mana aneh sebentar atau kesakitan selamanya?"

Benar juga.

"obat pereda nyeri kamu masih ada?"tanya dokter Sean.

"sudah habis dok" sahut ku.

Memang beberapa hari lalu dokter Sean membawakan obat pereda nyeri ke rumah karna mama yang meminta. Kenapa bisa seperti itu? Simpel saja karna mama ku dan mama dokter Sean ini bersahabat di mulai dengan tante widi yang sering datang dan kini menjadi pelanggan tetap butik.

Dan karna penyakit skoliosis idiopatik yang ku derita dua tahun lalu ini yang membuat ku kenal dekat dengan dokter ortopedi muda berusia dua puluh tiga tahun itu.

"ya sudah saya resep kan ya" ucapnya yang kini tengah menulis pada selembar kertas itu. "oh ya selain itu ada keluhan lain ga Al?"  tanyanya.

"gaada si dok" jawab ku.

"lemas gitu atau apa?" tanya nya lagi.

"ah iya belakangan ini aku agak lemes gitu" sahut ku.

Dokter itu kini mengacak surai ku gemas "dasar" katanya, "yasudah nih  resepnya, lekas sembuh ya"  lanjut nya menyerah kan kertas putih pada ku.

" terima kasih dok" ucap ku yang kini beranjak membuka pintu.

"Al" panggil dokter Sean.

Aku menoleh "kenapa dok?" 

"pulang bareng saya ya" pintanya.

MIRACOLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang