MIRACOLO

#04

Now play mulmed |Devano Danendra -  menyimpan rasa

“aku tak mudah mencintai tak mudah bilang cinta tapi, mengapa kini dengan mu aku jatuh cinta”

                                   
Selamat membaca cerita
MIRACOLO
                         

MIRACOLO ㅡ #04

❄️

Sekitar dua hari lalu Alycia baru kembali masuk PKL setelah absen dua minggu lamanya untung saja bu endah mau memaklumi nya. Dan selama itu pula intensitas waktu bertemu dengan  Sean menjadi lebih sering. Bahkan hampir setiap hari dokter muda itu berkunjung kerumah nya bertanya apakah ada makanan yang Alycia inginkan. Alycia senang? Tentu, ia merasa seperti mempunyai kakak yang begitu perhatian padanya. Bahkan Louis. Papanya datang menjenguk setelah Clarissa mengabari kondisi putrinya. Pria dengan nama lengkap Louis moeremans itu langsung terbang ke jakarta saat itu juga.

Memang sejak Alycia kelas enam SD mama dan papa nya divorce karna alasan tak saling mencintai lagi. Alycia marah? Tentu, ia kadang tak mengerti dengan jalan pikiran orang dewasa begitu mudahnya memutuskan berpisah karna alasan seperti itu.

Sejak saat itu Louis memilih menetap di Amerika mengurus perusahaannya. Sedangkan Alycia kini tinggal dengan mamanya yang memiliki usaha butik terkenal di bilangan Jakarta Selatan.

Alycia senang karna sakit nya ini Louis dan Clarissa setidaknya mau di satukan di ruangan yang sama bahkan mereka berdua terlihat mengobrol walaupun hanya sekadar basa basi semata namun, Alycia sangatlah mensyukuri itu.

Alycia sempat berpikir apakah dirinya sakit saja terus agar mama papanya bisa terus bersama? Ia bahkan tidak perduli walau harus merasakan nyeri terus menerus kalau itu bisa membuat mama papanya kembali kenapa tidak.

Lamunanya buyar karna sebuah tangan yang menepuk  bahu nya. Alycia menengok mendapati bu endah yang kini tengah menatap dirinya.

"kamu tuh ngelamunin apa si cantik, ibu panggil sampe ga denger" ujar perempuan Jawa berusia lima puluhan akhir itu.

"maaf bu, ada apa ya?" tanya ku

"punggung kamu masih sakit ci?" tanya nya mengabaikan pertanyaan ku.

Aku menggeleng "engga bu, kenapa memang nya bu?"

"kamu keruangan mas nden aja ya, soalnya yang lain mau ke gudang ngambil box arsip"

"kalo gitu biar aku bantu bu" ucap ku.

Bu endah menggeleng" yo jangan kan kamu baru sembuh, keruangan mas nden aja ya"

Aku ingin protes namun, tertahan karna seruan dari bu endah. " mas! ini anaknya yang bantuin kamu"