IV : Teruntuk yang hilang dan kembali.

385 77 16
                                    







Why do birds suddenly appear
Every time you are near?
Just like me, they long to be
Close to you.






*





TW : long chapter ahead!





Berbeda dari situasi biasanya, hari ini Yena yang sedikit terlambat untuk menemui Yohan di tempat perjanjian mereka. Sebenarnya, bisa-bisa saja Yohan menjemput Yena tetapi perempuan itu kekeh untuk bertemu di tempat saja karena tidak mau keluarganya heboh ketika mengetahui Yena pergi di hari sabtu, terlebih lagi perginya bersama dengan lelaki dan anaknya.

"Han, maaf aku telat..."

Mata Yohan melebar dan kopi ditenggorokannya hampir saja membunuhnya ketika melihat Yena yang tampil cukup berbeda dari biasanya. Padahal, Yohan ingat betul telah menyuruhnya untuk tidak terlihat cantik semalam tadi karena itu bukanlah hal yang baik untuk hatinya.

Tanpa menunggu Yohan membalasnya, Yena mengambil duduk persis di depannya sebelum matanya beredar keliling restoran untuk mencari orang yang dimaksud, "Loh, Yura mana, Han?"

"Aku titip ke Mama," Yohan menggaruk tengkuknya canggung walau tidak gatal.

"Kamu bilang alesannya apa ke Mama?"

"Kencan."

Badan Yena terasa membeku ketika jawaban Yohan keluar dari bibirnya. Pipinya yang memerah buru-buru ia tutupi dengan buku menu yang ada di depannya, membuat Yohan tertawa kecil walau dirinya sendiri sedikit salah tingkah.

Situasi ini mengingatkan mereka kepada kencan pertama mereka, dimana dulu, butuh lebih sebulan untuk Yohan mengumpulkan segala keberaniannya untuk mengajak Yena jalan berdua berkeliling kota dari satu tempat ke tempat lainnya pada malam minggu sembilan tahun yang lalu ketika keduanya baru beranjak dari siswa SMA menjadi mahasiswa tahun pertama.

Kencan pertama yang penuh kegagalan namun sangat berbekas di dalam hidup mereka hingga ketika mengingatnya, itu selalu membuat keduanya tersenyum lebar.

Dari bagaimana bioskop yang mereka pilih terdapat tikus berlarian, membuat Yohan berteriak dan loncat ke arah Yena atau ban mobil Yohan yang bocor karena terkena paku yang di sebar oleh pihak tidak bertanggung jawab dan menghasilkan Yohan harus mendorong mobil dengan Yena di kursi supir (kala itu, sang gadis masih belum bisa menyetir pula) — tetapi mereka tetap bahagia bersama, seakan-akan mereka bisa melawan semua yang akan memisahkan mereka.

Namun kenyataannya, tidak selamanya mereka kuat.

"Kamu udah pesen?" tanya Yena, masih dengan wajah yang ditutupi oleh menu.

Yohan menurunkan menunya ke meja agar dirinya bisa ikut melihatnya dengan santai walau hatinya berdetak tidak karuan, "Baru mesen minum, makannya samain aja sama kamu."

"Okay, pasta aja ya kalo gitu?"

Lelaki di depannya mengangkat ibu jarinya sebagai jawaban. Toh, mau makan apapun Yohan tidak akan menolak, juga perempuan itu menyukai tipe makanan yang sama dengannya jadi memilih makanan bukan hal yang rumit untuk mereka berdua — dulu sih, ketika mereka masih sering berkencan di setiap hari sabtu ataupun hari lainnya.

HALF OF ME | yohan x yena.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang