Yes I do, I believe
That one day I will be, where I was
Right there, right next to you*
Hari yang Yena takuti tiba.
Gadis pemilik nama tersebut kini kerap menggenggam tangan kekasihnya, Yohan, erat di bawah meja makan di saat tatapan orang tua Yena, terlebih lagi sang Ayah, seperti sedang menilai lelaki muda di depannya, kembali. Kali ini, tatapan sang Ayah terasa lebih serius, tidak seperti sembilan tahun lalu di saat Yena mengenalkan Yohan sebagai pacarnya.
Yura? Ah, gadis itu sedang asyik bermain dengan anak Kak Seungmin yang seumuran dengannya. Beruntung sekali Kakak satu-satunya itu sedang berkunjung sebelum ikut pergi ke perkawinan Hyewon sore ini. Setidaknya, Yena tahu jika hal buruk terjadi, Seungmin akan mendukungnya.
"Sudah berapa lama kalian berhubungan..." Ayahnya terdiam sesaat sebelum melanjuti, "Lagi?"
Yohan tersenyum tipis ketika sang Ayah memecahkan keheningan yang mencekam di antara mereka tadi. Badannya ia tegakan ketika akan menjawab pertanyaan dari Tuan Choi, "Mungkin sudah sebulan lebih, Om."
"Lama juga," komentar Tuan Choi sembari mengangguk.
"Walah, pantas saja Yena suka sibuk pada malam Minggu akhir-akhir ini..." celetuk sang Ibu, diikuti dengan kekehan pelan di akhir ucapannya.
Yena hanya dapat memutar kedua bola matanya ketika mendengar celetukan dari sang Ibu. Kenapa orang tuanya itu masih bisa-bisanya mengejek Yena padahal suasananya masih terasa dingin bagi pasangan muda yang berada di depannya. Andai saja suasanya terasa hangat, pasti Yena akan memberikan reaksi besar seperti biasanya.
"Kamu datang kesini bukan untuk melamar anak saya kan?"
Nafas Yena terasa seperti tertahan ketika Ayahnya mengucapkan kalimat yang baru saja ia lontarkan. Lagi-lagi, Yohan bisa merasakan genggaman Yena kembali terasa erat dan hal itu malah membuat senyuman di bibir Yohan semakin terukir lebar. Bagaimana tidak? Pujaan hatinya ternyata sebegitu takut kehilangan dirinya.
Sejujurnya, Yena sudah memperingatkan kedua orang tuanya untuk tidak membawa-bawa pernikahan kepada orang yang akan ia kenalkan, tapi Yena sendiri juga tidak memberitahu bahwa orang yang akan dia kenalkan itu mempunyai satu anak — terlebih lagi, pria itu adalah mantan kekasih yang sebenarnya sempat disukai oleh kedua orang tuanya.
Jemari-jemari Yohan perlahan mengaitkan dirinya di antara sela-sela jemari Yena ketika Yohan kembali menatap sang Ayah dengan percaya diri, "Belum aja, Om."
"Yena belum siap jadi Ibu," balas sang Ayah, tegas.
"Pa—" Yena baru saja ingin mencela, tetapi Ayahnya sudah memotong ucapannya yang masih menggantung.
"Apa Papa salah bicara, Yena?"
Yena terdiam di kursinya, merutuki dirinya yang tidak bisa membalas pertanyaan sang Ayah karena yang dia ucapkan adalah kenyataannya. Gadis itu masih jauh dari kata siap untuk menjadi orang tua dan menikahi Yohan sama dengan menerima fakta dia langsung menjadi seorang orang tua untuk anak perempuan yang manis.
Yena mencoba menatap sang Ibu, berharap wanita itu akan membantunya, tetapi Nyonya Choi hanya menggelengkan kepalanya, menolak permintaan tolong Yena dan memilih untuk menyetujui apa yang Ayahnya bicarakan dalam diam, membuat gadis itu hanya bisa menundukkan kepalanya, pasrah.

KAMU SEDANG MEMBACA
HALF OF ME | yohan x yena.
FanficYohan harus sadar kalau alasannya selama ini tidak bisa kembali memberikan cintanya kepada wanita lain adalah karena Yena membawa sebagian dirinya meski setelah mereka berpisah dan keadaan tak lagi sama.