V : The sweetest night.

393 73 12
                                    








And there's not a day that I won't be yours
And I'm glad I'm not alone anymore
Is this too good to be true?






*





Hujan deras mengguyur deras saat perjalanan pulang ke kota. Meski begitu, suasana di antara mereka terasa hangat dan suara tawa pun ikut mengambil peran untuk meramaikan ketika mereka mengulang cerita akan memori-memori yang pernah terjadi.

Setelah saling melebur di dalam pelukan, semuanya terasa lebih ringan — setidaknya untuk Yena yang sempat panik akan status Yohan sebenarnya. Tapi sekarang, pertanyaan-pertanyaan Yena untuk Yohan seperti telah menemukan jawabannya dan meskipun jawabannya bukanlah yang terbaik, setidaknya Yena tidak perlu lagi membuat skenario-skenario lain di dalam kepalanya yang malah menimbulkan sakit hati.

"Eh, Han. Nanti turunin—"

"Gak, aku anter kamu pulang," ucap Yohan, tegas. "Ini udah malem dan aku yang ajak kamu pergi, jadi aku yang tanggung jawab."

Sudut bibir sang puan terangkat ketika mendengar ucapannya. Lagaknya seperti orang yang akan menikahi Yena saat itu juga, padahal Yohan hanya akan mengantarnya pulang ke rumahnya seperti hari-hari lalu. Ya, semoga kali ini tidak kepergok oleh Kak Seungmin lagi atau Yena pasti akan di interogasi habis-habisan.

"Padahal biar kamu gak kemaleman jemput Yura," balas Yena ketika menoleh penuh ke arah Yohan yang fokus menyetir.

"Aku nginep di rumah Mama aja, baru besok pulang ke apartemen. Lagian masih weekend juga kan,"

Gumaman terdengar dari arah Yena sebelum gadis itu melontatkan sebuah pertanyaan, "Mama masih suka masak yang enak-enak pas hari Minggu?"

"Masih," angguk Yohan tanpa menoleh, "Kenapa? Mau ikut? Kalo mau, besok aku jemput."

Yena menggelengkan kepalanya cepat meski sebenarnya ada perasaan rindu untuk bercengkrama dengan keluarga Yohan yang menerimanya sangat baik, tetapi rasanya cukup canggung untuk Yena bertemu lagi setelah tujuh tahun hilang bak ditelan bumi. Selain itu juga, mau dikenalkan sebagai apalagi Yena? Bisa-bisa saja sih teman, tapi hati kecil Yena menolak status pertemanan.

"Jangan sekarang," tolak Yena, halus.

"Iya, aku dulu aja yang ketemu orang tua kamu," Yohan meraih kepala Yena dan mengacak rambutnya pelan sembari tertawa kecil.

Oh, andai Yohan tahu ucapan dan perlakuannya, yang mungkin tidak terlalu memiliki banyak makna untuk orang lain, bisa membuat Yena merasa ingin meledak saat itu juga dan jika dirinya benar akan meledak, Yena 100% yakin bahwa yang akan keluar dari tubuhnya adalah kupu-kupu dan bunga-bunga yang bermekaran selama ini.

Entah apa yang lelaki itu pikirkan hingga kata-kata itu keluar dari mulutnya karena mereka tahu dengan keadaan yang sudah berbeda, banyak hal yang harus lebih dipikirkan secara mendalam dari kedua belah pihak.

Dan semenjak Yena menolak lamaran Jihoon, Yena belum pernah mengatakan atau bercerita apapun tentang lelaki yang dekat dengannya. Perjodohan pun sering hampir terjadi namun Yena beruntung mempunyai Kakak seperti Seungmin yang sering mendukung Yena di depan orang tuanya, kalau tidak dia pasti sudah menikah entah dengan lelaki hasil perjodohan orang tuanya yang rata-rata tidak pernah nyambung dengan Yena.

Kini, untuk membawa Yohan ke depan orang tuanya membuat Yena sedikit takut akan reaksi apa yang orang tuanya akan berikan kepada Yohan yang tidak lagi sendiri itu — eh? Sebentar. Yang bilang Yohan akan menikahimu tuh siapa, Yena? Jangan berharap terlalu tinggi!

HALF OF ME | yohan x yena.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang