I broke it off thinking you'd be crying
Now I feel like shh looking at you flying
I want you back*
Yohan lagi-lagi telat menjemput Yura dari playgroup dan sebenarnya itu bukanlah sebuah masalah kalau Yohan memberitahu Yena itu terlebih dahulu tentang keterlambatannya karena rasa sedih yang menyeruak muncul ketika Yena mendapati Yura bermain sendiri di dalam kelas setelah wanita itu keluar dari ruang rapat.
Lihat saja, Yohan akan Yena habisi nanti karena telah melantarkan anaknya. Untung saja rapat selesai terlebih dahulu.
"Yura sayang," sapa Yena dari arah belakang sebelum merangkul anak perempuan, yang sedang bermain dengan baloknya, dari samping, "Lagi bikin apa?"
"Rumah, Bu!" jawab Yura dengan nada riang ketika mendapati teman bermain favoritnya, Bu Yena, di sampingnya.
Yena hanya mengangguk-ngangguk pelan, pura-pura mengerti bahwa balok telah dibentuk secara abstrak itu adalah sebuah rumah — ya, namanya juga anak-anak. Imajinasi mereka sangatlah luas hingga kadang terdengar aneh namun lucu.
Setelah asyik bermain dengan dunianya, Yura mendekatkan dirinya ke arah Yena sembari mengelus perutnya. Tatapannya, juga, terlihat seperti memohon dan Yena tahu betul maksud dari gerak-gerik Yura yang ia tujukan kepada Yena.
"Bu Yenya... Yuwa lapew," ujar Yura yang masih kesusahan untuk menyebut huruf R itu.
Yena mengecek ponselnya untuk melihat waktu dan ada atau tidaknya pesan dari Yohan tapi hasilnya nihil. Sepertinya lelaki itu benar-benar sedang sibuk karena seingat ingatannya sebentar lagi adalah minggu turnamen untuk para atlit yang ia ajarkan, sudah pasti sekarang Yohan sibuk mengurusi itu — tapi tetap saja! Dia kan punya kewajiban untuk menjemput Yura.
Tidak mau menunggu lama lagi, Yena berdiri dari tempatnya setelah merapihkan mainan-mainan yang telah Yura gunakan tadi. Tangannya kini terjulur untuk Yura sembari melukiskan senyum di wajahnya.
"Yuk temenin Ibu ambil tas dulu abis itu kita makan ya,"
Kim Yohan
Han
Aku makan pizza sama Yura
Anak kamu kelaperan nungguin kamu tau
Kabarin aku kalo kamu gabisa jemput yaMenu hari ini adalah pizza. Kata Yura sendiri, pizza itu makanan kesukaannya dan Yena bisa melihat bagaimana wajah Yura bersinar ketika pesanan mereka berdua ditaruh di atas meja. Ah, mencium baunya saja Yena sudah sangat tergiur.
"Ra, pelan-pelan ya ini masih panas," ujar Yena ketika menaruh satu potongan pizza di piring kecil Yura.
Tetapi anak kecil tetaplah anak kecil yang serba ingin tahu. Buktinya, Yura yang telah diberi larangan, malah langsung melakukan larangan itu dan membuatnya menjerit sebelum menangis ketika merasakan jari-jarinya terbakar. Yena buru-buru meniupi dan mengelus-ngelus jari Yura yang baru saja memegang makanan panas tersebut.
"Panas kan..." Yena mendengus pelan sebelum memberikan kecupan-kecupan pelan sebagaimana Ibunya memperlakukannya dahulu, "Udah, Yura kuat kok. Gak usah nangis ya,"
Yura mengelap air matanya kasar sebelum menempelkan dirinya kepada Yena. Aksi manja seorang anak yang menyerah untuk memakan makanannya sendiri. Alhasil, Yena mencoba untuk menyuapi Yura yang untungnya tidak terlalu susah atau banyak penolakkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALF OF ME | yohan x yena.
Fiksi PenggemarYohan harus sadar kalau alasannya selama ini tidak bisa kembali memberikan cintanya kepada wanita lain adalah karena Yena membawa sebagian dirinya meski setelah mereka berpisah dan keadaan tak lagi sama.