Lisa, si gadis bermata hazel itu sedang termenung dimalam hari. Dia tengah bingung akan bekerja apa untuk membantu eomma membayar spp kedua adiknya. Lisa tidak tega melihat eommanya rela pulang larut malam, lembur untuk mendapat gaji tambahan.
"Okey Lisa, besok kau harus mencari pekerjaan untuk membantu eomma"
Lisa bersemangat dengan mengepalkan kedua tangannya. Entah perkerjaan apa yang akan gadis itu dapatkan. Sekecil apapun ia mendapatkan pekerjaanya nanti ia harus tetap bersyukur karena walau tak banyak ia bisa membantu eomma.
~
Hari ini hari libur, kesempatan Lisa untuk mencari pekerjaan. Lisa berniat untuk mengelilingi beberapa toko dan cafe mencari pekerjaan yang layak untuknya.
Sepanjang jalan Lisa berjalan dengan peluh yang membasahi tubuhnya. Ia bingung dimana dia harus mencari pekerjaan. Karena sudah beberapa toko dan cafe yang ia datangi untuk melamar pekerjaan, tapi tidak ada pekerjaan tengah hari.
Lisa sampai di depan cafe yang cukup ramai. Sebelum masuk Lisa berdoa dan berharap ia diterima di cafe ini. Lalu masuk kedalam cafe tersebut.
"Silakan nona,mau pesan apa ?" Barista itu bertanya kepada Lisa yang berdiri didepan kasir.
"Ah, sebenarnya aku tidak ingin memesan"
"Lalu, apa ada hal penting yang ingin anda sampaikan ? Atau ada pelayanan kami yang kurang nyaman ?"
"Aniyaa, ahjussi aku sedang mencari pemilik cafe ini. Apa pemiliknya disini ?" Lisa bertanya dengan sopan ke barista itu.
"Eoh ? Ada keperluan apa nona ?"
"Aku ingin melamar pekerjaan disini"
"Baiklah nona, mari saya antar ke ruangannya"
Lisa mengangguk dan mengikutinya.Tok tokk
" ya, masuklah"
Suara dari dalam.Click
"Chogiyo, sajangnim. Ada yang ingin bertemu dengan anda"
"Nugu ?"
"Mari masuk nona"
Lisa masuk lalu membukukan badannya."Ada apa ingin bertemu dengan saya ?" Tanya pria itu yang diketahui pemilik cafe ini to the point.
"Sebelumnya perkenalkan nama saya Lalisa Manoban. Saya ingin melamar pekerjaan disini, tapi bisakah aku bekerja tengah hari ? Paginya aku harus bersekolah dan pulang sore" keringat dingin sudah mengalir dikening Lisa saat memperkenalkan diri.
Pria itu mengangkat sebelah alisnya kemudian bertanya
"Mengapa kau melamar kerja disini ?""Saya ingin membantu orang tua saya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tuan"
"Apa kau sanggup bekerja hingga malam ?"
"Ya, pasti saya sanggup" Lisa berucap semangat dengan menganggukan kepalanya.
"Baiklah kau boleh bekerja disini sebagai barista cafe, apa kau bisa ? Jika tidak bisa nanti orang yang disebelahmu akan mengajarimu. June, nanti ajari dia meracik coffe"
"Nee, sajangnim" pria bernama June untuk menganggukan kepalanya.
"Jadi apakah saya diterima, tuan ?"
Pria itu mengangguk dengan tersenyum.
"Gamsahamida tuan. Saya akan bekerja sebaik mungkin" ucap Lisa sangat bahagia.
"Nee, sebelumnya kenalkan namaku Kim Seokjin. Kau boleh memanggilku sajangnim, Lisa"
"Nee sajangnim. Kalau begitu apa mulai hari ini saya boleh bekerja ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (Jenlisa)
Teen FictionTentang seorang Lalisa yang hidup pas-pasan mendapat beasiswa disekolah yang elite, menjadikannya sering dibully karena dia bersekolah menggunakan beasiswa. Dan Kim Jennie yang berkehidupan dengan kemewahan, tetapi ada yang menyebabkannya menjadi di...