Part 11

6.1K 541 30
                                    

Lisa pov

Huft, ya Tuhan aku tidak bisa menutup mataku sama sekali. Masih teringat jelas tentang kejadian tadi siang di rumah Jennie. Dia menciumku, sudah dua kali. Apa yang kau inginkan sebenarnya Kim Jennie ? Kau seolah memberiku sebuah harapan untuk bisa bersamamu. Apa kau merasakan apa yang aku rasakan, Jen ?

Aku ragu, ragu untuk mengungkapkan semuanya. Kau pasti tidak akan mau bersama gadis miskin sepertiku. Ey ey, apa yang kau pikirkan Lalisa ? Kenapa kau selalu pesimis seperti itu ? Aku selalu berpikir positif tentang apa yang akan terjadi padaku, tapi mengapa aku selalu pesimis terhadap perasaanku kepada Jennie ? Padahal aku sudah mantap untuk memperjuangkanya. Yah, aku tidak akan berpikir negatif seperti itu lagi. Aku akan berjuang untukmu Jennie. Suatu saat aku akan benar-benar mendapatkan hatimu. Tak apa lah sedikit terlalu percaya diri, tanpa percaya diri aku tak akan berani mendekati gadis berpipi mandu itu. Hihi

Lisa pov end

~

Pagi harinya Lisa berangkat sekolah di selingi senyum lebar di wajahnya. Sepanjang jalan menuju kelasnya, gadis poni itu tidak melunturkan senyumnya sedikitpun. Saat di koridor sekolah, tiba-tiba Lisa terjatuh karena tersandung kaki seseorang, siapa lagi kalau bukan Momo dan teman-temanya.

"Selamat pagi kampung! Ada apa denganmu huh ? Sepertinya kau sedang bahagia hari ini sampai-sampai senyummu tak luntur dari bibirmu" Momo jongkok senyum miringnya dan menarik dagu Lisa agar menghadapnya.

Kejadian tersebut sontak membuat mereka menjadi sorotan di pagi itu.

"Sebenarnya a-apa mau kalian ? Me-mengapa kalian selalu merundungku ?" Lisa bertanya dengan ketakutan sehingga ucapannya terbata-bata.

"Sudah kubilang kau tidak pantas bersekolah disini, kampungan!" Momo berkata sambil menghempas dagu Lisa. Sebenarnya Lisa sangat marah akan hal itu, tapi dia harus kubur dalam-dalam amarahnya, karena percuma saja jika Lisa melawan yang terjadi Lisa akan terus di bully oleh mereka.

"Apa karena aku anak miskin kalian harus merundungku terus menerus ? Apa anak miskin salah jika bersekolah di sekolah elite ini ? Aku hanya ingin menyelesaikan pendidikanku disini. Jadi aku mohon dengan sangat, jangan perlakukan aku seperti ini" ucap Lisa dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Berani-beraninya kau berbicara seperti itu. Ingat, kau hanya berasal dari kasta yang rendah!" Jihyo berucap.
Ia hendak menampar Lisa membuat Lisa menunduk menutupi mukanya, tapi saat tangan Jihyo hampir mengenai Lisa, sebuah tangan menahan tangan Jihyo.

"Hentikan atau aku laporkan ke kepala sekolah karena tindakan kalian" ucap Jennie dengan aura yang sangat dingin. Lisa terkejut karena melihat Jennie disampingnya menahan tangan Jihyo yang hampir menampar pipinya.

"Silahkan, laporkan saja. Kami tidak takut, karena semua itu percuma jika dia menuntut. Gadis miskin ini tidak akan mampu menuntut kami" Jihyo tersenyum miring ke arah Jennie.

"Bagaimana jika aku yang menuntut kalian karena tindakan pembully-an ini ? Kalian siap ?"

"Ada masalah apa kami denganmu Jennie ? Mengapa kau malah mengancam kami?" Sorot mata Jihyo mengarahkan jika sekarang dia sedang marah.

"Seharusnya aku yang bertanya ada masalah apa kalian dengannya sampai-sampai kalian sering merundungnya ? Apa salahnya dia bersekolah disini ? Apa karena kondisinya yang kurang mampu jadi dia tidak pantas bersekolah disini ? Iya ?!" Ucapan Jennie barusan sedikit meninggi di bagian akhir kalimatnya. Lisa tidak berani berbicara. Melihat Jennie seperti itu saja mentalnya sudah surut.

"Dia miskin. Sangatlah tidak pantas seseorang berkasta rendah berteman dengan kami-kami yang mempunyai kasta jauh lebih tinggi darinya" Jihyo masih belum kalah karena perdebatan pagi ini.

Destiny (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang