Part 15

6.1K 495 58
                                    

Jennie, gadis itu sedang menintikkan air mata di samping gadis poni kesayangannya sambil memegang tangannya. Jisoo dan Chaeyoung yang melihat itu hanya diam dan berpikir siapakah orang yang telah mencelakai sahabatnya sampai tak sadarkan diri. Ya benar, orang yang terkurung di ruang olahraga adalah Lisa. Gadis berponi itu di temukan tak sadarkan diri dan dalam kondisi sangat berantakan.

"Jendeuki , sudahlah jangan terus menangis. Kau sudah sesegukan seperti itu" kata Jisoo sambil mengelus bahu Jennie.

"Annieyo Ji, hiks.. aku tidak bisa berhenti menangis sebelum dia bangun. " jawab Jennie sesegukan.

"Hufft arraseo, aku akan membeli air minum untukmu dan akan ku izinkan ke guru mapel kau tidak mengikuti pelajarannya. Kajja Chaeyoung-ah " Jisoo menarik lengan Chaeyoung keluar dari ruang uks.

"Aku pergi dulu Jennie. Jaga Lisa !! " Chaeyoung berteriak lantaran lengannya terus di tarik oleh Jisoo.

Jennie tidak memperhatikannya, ia terus menatap Lisa yang masih terpejam dan ada banyak lebam di mukanya.

"Wake up" Jennie mengeluarkan suaranya untuk membangunkan gadis poni itu.

"Wake up !

Wake up Lalisa, wake up ! Hikss "

Jennie menangis sambil menunduk. Ia bersumpah jika ia mengetahui orang yang mecelakai gadis kesayangannya, ia tak segan-segan mencakarnya habis-habisan.

" Lalisa wake up, wake up, wake up, palli wa !! Hikss hikss " Jennie berseru sekali lagi sambil mengguncang badan Lisa dan meremas seragam yang di kenakan Lisa.

"Bangunlah Lalisa !" Lirih Jennie. Jennie tidak tega melihat gadis yang di sukainya dalam keadaan seperti ini. Tangis Jennie terhenti ketika sebuah tangan yang hangat memegang lengannya. Jennie mendongak dan melihat Lisa mulai membuka matanya dan menatapnya dengan sendu.

Lalisa melihat Jennie menangis depannya sambil memegang erat tangannya. Lisa sempat terkejut melihat Jennie ada depannya, tetapi dia mencoba untuk tetap tenang. Ini adalah pertama kalinya ia melihat Jennie menangis. Mengapa Jennie menangis ? Apa yang menyebabkan Jennie menangis ? Pertanyaan itu muncul dibenaknya dan perlu mendapatkan jawaban.

Tangan Lisa terulur menghapus air mata yang mengalir di pipi mandunya. Matanya bengkak dan mukanya memerah akibat terlalu lama menangis.

"Uljima" Lisa berkata dengan lirih, dirinya masih lemas dan terasa sangat nyeri di seluruh tubuhnya.

Jennie yang mendengar itu bukannya berhenti, tetapi malah tambah menangis dan naik ke brankar yang di tiduri Lisa. Ia memeluk erat gadis poninya sambil mencium sekilas pipinya. Lisa yang tidak siap pun terkejut akan perlakuan Jennie. Seketika pipinya memerah, agak nyeri saat Jennie memeluknya, karena Jennie menindihnya. Tangan Lisa perlahan membalas pelukan Jennie dengan ragu. Lisa sedikit bergeser keatas agar sedikit tegak, ia akan sesak nafas jika terus di tindih oleh Jennie.

"Uljima, Jennie-yaa" ucap Lisa lagi sambil mengelus punggung Jennie.

~

Chaeyoung sedang melamun di kantin sembari menunggu Jisoo yang sedang membeli minum untuk Jennie.

"Ayo Chaeyoung, aku sudah membelinya" Jisoo datang, tapi ajakannya tadi tidak mendapat respon dari orang yg di ajak bicara.

"Chaeyoung-ah .. " Jisoo memanggil sambil melambai-lambaikan tangannya didepan muka Chaeyoung. Gadis itu masih diam dan tidak merespon.

" Yakk, Chaeyoung-ah !! " Jisoo akhirnya meninggikan suaranya, karena Chaeyoung tidak meresponnya sama sekali.

"Aigoo, kamjagiyaa. Ah Jisoo-ya jangan berteriak. Gendang telingaku sakit" ucap Chaeyoung sambil mengelus telinganya akibat teriakan Jisoo tadi.

Destiny (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang