21. AS I WISHED

178 42 30
                                    

”Aku berkata pada diriku sendiri, bahwa aku tak ingin menarik seseorang untuk terjatuh bersamaku, jadi aku biarkan seseorang itu untuk pergi.”

































🍀🍀🍀🍀

Aku menutuskan untuk cuti dari kantor untuk menemani Jaehyun yang masih terbaring dan belum sadar.

Aku merawatnya dan terus berada disampingnya, bahkan aku membacakan buku novel sastra untuknya.

Sudah 56 jam sejak Jaehyun di operasi, ia belum juga sadar, aku khawatir ia tak akan membuka matanya lagi.

Saat aku tak sengaja tertidur sambil memegangi tanganya, aku merasakan jarinya bergerak pelan dan membuatku terbangun.

“Jaehyun,” panggilku.

Ia terus menggerakkan jarinya, aku berlari mencari dokter untuk memeriksanya.

“Dokter!” teriakku sambil keluar dari ruang rawat Jaehyun.

Dokter mengecek Jaehyun, tak lama kemudian ia membuka matanya, membuatku tersenyum haru.

“Jung Jaehyun kamu mendengarku?” tanya dokter.

Jaehyun mengedipkan matanya berat, tanda ia mendengarkan.

“Dia sudah kembali normal, setidaknya butuh beberapa hari untuk menbuatnya pulih dan beraktivitas lagi,” jelas dokter.

Aku menghampiri Jaehyun, dan memegang tanganya erat dengan kedua tanganku.

“Jaehyun, kamu baik-baik saja, aku tak akan meninggalkanmu.”
Jaehyun mencoba tersenyum.

Tanpa disadari Jaemin berdiri didepan pintu ruang rawat Jaehyun, seraya memandang dengan tatapan kosong.

Tanpa ada keinginan untuk masuk guna menjenguk Jaehyun yang baru saja sadar, Jaemin pergi dari ruang rawat Jaehyun melangkah dengan sempoyongan dan sesekali membuang nafas berat.

🍀🍀🍀🍀


Sudah seminggu sejak Jaehyun sadar, kini kondisinya semakin membaik, meskipun bagian perutnya masih terasa sakit.

Saat ini aku sedang mengupaskan apel untuk Jaehyun.

Aku teringat Jeno yang merawatku dulu dirumah sakit, membawakan kue dari Chenle namun ia sendiri yang menghabiskannya.

Akupun menyuapi Jaehyun apel.

“Enak kan?” tanyaku, Jaehyun tersenyum.

“Enak sekali.”

“Setelah keluar dari rumah sakit, aku akan memasakan mu makanan yang enak, aku sudah berlatih, jadi aku bisa masak sekarang.”

“Seriusan? Masak apa?”

“Ramnyeon.” Jaehyun langsung tertawa, saking keras tawanya ia langsung memegangi perut bagian kanan. “Apa sakit? Sudah aku bilang hati-hati,” ujarku khawatir.

“Lagian pamer bisa masak, ternyata hanya bisa masak ramyeon.”

“Dasar, tidak menghargai sekali,” kesalku.

“Hana, kamu bisa kembali bekerja, bukankah sudah terlalu lama mengambil cuti.”

“Aku akan kembali kerja, saat kamu keluar dari rumah sakit ini.”

RAINISM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang