18. SCREAM AND DREAM

183 49 40
                                    

"Aku hanya berharap, bahwa dunia kita tidak terlalu sempit, sehingga kemanapun aku pergi, aku tak akan melihatmu lagi"
























🍀🍀🍀🍀

Aku memegang kotak kecil ini dengan tangan sedikit bergetar.

Bagaimana bisa kalung ini ada disini, diruangan Na Jaemin, aku bahkan kehilangan kalung ini cukup lama semenjak aku mengalami kecelakaan dulu.

Aku meletakan kotak itu dengan lemas, otakku masih berfikir, bahkan dibelakang bandul kalung itu ada inisial nama ku, sebagai tanda bahwa benda ini milikku, tapi kenapa Na Jaemin bisa memilikinya.

Ceklek

Suara pintu ruangan ini terbuka, aku menoleh pelan kepintu yang baru saja dimasuki oleh seseorang, aku masih tetap diposisi berdiri didepan meja Na Jaemin, dan orang itu jalan mendekatiku.

"Kim Hana, apa yang kamu lakukan disini?" tanyanya penasaran, wajahku sedikit memerah, apalagi mataku sudah berkaca-kaca.

"Na Jaemin, bagaimana kamu bisa memiliki ini?" Aku mengambil kalungnya dan mengangkatnya tepat didepan wajah Jaemin.

Jaemin hanya terdiam dengan raut wajah bingung.

"Apa maksudmu? Kenapa kamu memegang barang orang lain ha?" Jaemin mengambil kotak nya.

"Barang orang lain?" pelik ku. "NA JAEMIN!" teriak ku, Jaemin terkaget dan sigap menatapku.

"Kamu kenapa?"

"Dimana kamu mendapatkan kalung ini? Dimana?!" Aku mendekati
Jaemin, berteriak didepan wajahnya, ia masih saja kebingungan.

"Aku mendapatkannya di Busan saat liburan disana."

Aku terdiam sejenak, menarik nafas dalam-dalam. "Kalung ini milikku, kalung ini pemberian ayahku saat aku merayakan ulang tahunku ke-10, aku kehilangan kalung itu saat mengalami kecelakaan."

Jaemin menjatuhkan kotaknya. "Kecelakaan?" tanyanya serius.

"Apa kamu menemukan kalung itu dijalanan?" tanyaku, tak lama kemudian Jaemin mundur selangkah untuk menjaga jarak, dengan tatapan yang menyedihkan. "Na Jaemin," lirihku.

"Bukan kamu kan." Aku yang menjadi bingung saat ini dengan perkataan Jaemin.

"Apa maksudmu?... Apa aku boleh mengambilnya lagi?" Jaemin masih terdiam, aku pun membusung untuk mengambil kalung itu.

"Kim Hana, apa kamu kecelakaan di depan gedung Wall Bloom?"

"Bagaimana kamu tau?" Entah kenapa raut wajah Jaemin sangat berbeda, seperti ketakutan, merasa bersalah atau marah.

Namun dia mendekatiku dan memelukku sangat erat.

"Maafkan aku, maafkan aku Kim Hana, Maafkan aku" Tangis Jaemin pecah, ia menangis dengan keras, dan itu membuatku kebingungan.

"Na Jaemin, kenapa?"

"Maafkan aku."

🍀🍀

Aku dan Jaemin duduk bersebelahan diruangnya.

"Kim Hana, kamu ingat aku pernah bilang padamu, kalau aku pernah mengalami kecelakaan dan membuatku tidak bisa menyetir karena trauma," ucap Jaemin aku hanya mengangguk pelan. "Saat aku liburan di Busan, aku mengalami kecelakaan, saat itu aku sedang menaiki sepeda ditrotoar, sangat kencang, sampai aku tidak sadar bahwa remnya tidak berfungsi, dan aku menabrak seseorang dengan keras sampai membuatnya terpental ditengah jalan dan tertabrak."

RAINISM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang