Kesebelas

13 5 0
                                    

Angka menuruni tangga dan tatapan datar. Dia menghela napas pelan melihat mamanya yang tersenyum menyuruhnya makan.

Angka duduk "Kamu mau makan apa?" tanya Dewi lembut

Angka tersenyum "Roti sama susu aja"

Dewi mengangguk kemudian mentuangkan susu dan membuat roti selai untuk anaknya.

"Makasih ma"

Damar melirik yang nampak sibuk dengan sarapannya. Dia menghela napas pelan. Sampai kapan anaknya akan seperti itu padanya.

"Angkaa... "

"Angka berangkat ma"

Angka langsung berpamitan pada Dewi dan meninggalkan Damar yang menatapnya sendu. Dia tidak ingin mendengar suara damar.

Dewi mengusap lembut bahu Damar. Kedua orang ini sama terlukanya dengan cara yang berbeda.

Angka menghentikan motornya setelah melihat gadis yang dikenalinya berdiri di pinggir jalan seperti mencari kendaraan umum.

"Lo ngapain masih disini?"

"Ka Angka?"

Angka berdecak "Ngapain masih disini?"

Anggun tersenyum kikuk "Lagi nyari kendaraan tapi ngga nemu"

Angka melihat jam tangannya yang menunjukan pukul 6.45 "Naik"

"Be-beneran ka?" tanyanya memastikan

"Terserah" sahutnya cuek

Anggun menetralisir kegugupannya. Dia menaiki motor Angka pelan. Anggun tersenyum senang, seolah hari ini akan berjalan dengan baik mengingat awal paginya dimulai dengan sesuatu yang manis.

Kedatangan Angka yang membonceng seorang gadis membuat gempar warga sekolah. Mengingat mereka datang di waktu yang mepet dengan jam masuk. Jadi sudah dipastikan mereka akan langsung jadi pusat perhatian.

Anggun menunduk menyadari tatapan sebagian siswi yang tidak bersahabat.

"Makasih ya kak"

Angka mengangguk "Ngga usah di tanggepin"

Anggun mendongak kemudian mengangguk "Ya udah aku ke kelas duluan" pamitnya

Angka turun dari motor kemudian melangkah menuju kelasnya. Langkahnya terhenti melihat Cerri yang berjalan bersama Daffa.

Dia tersenyum sinis melihat Cerri yang seperti tertawa bahagia.

                               💥💥💥

"Apa sih Dapp"

Daffa menghalangi Cerri supaya tidak melihat Angka dan Anggun. Setidaknya untuk saat ini, karena jika sampai dikelas dia tahu apa yang akan terjadi.

"Mau ya?"

"Sekali-kali gitu, jalan sama cowo ganteng kaya gue"

Impossibility (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang