9. Down From First Stage? (ost. Diary Satya? - 2)

16 3 0
                                    

Aku Sudah sabar menghadapi tingkah lakumu, tinggal kamu saja bagaimana caramu menghadapi wanita keras kepala sepertiku, apakah bertahan dengan caramu dan bersabar? ataukah berpindah hati?

~Satya Oktoberthin Suryani & Nurindah Indriyani Chasanah Sekarwangi


Berapa banyak kebohongan lagi yang harus kusembunyikan supaya kamu bisa terus bersamaku? Setidaknya jangan membuatku tertekan terus menerus. Atau kau akan menemuiku dalam keadaan kehilangan separuh ingatan (Half-amnesia)

~Satya

***

Inshaa Allah, 21.30 wit bakal update next part, kalo ga ketiduran si hehehe :D

~Tya

***

Batara menatap tak percaya seorang gadis di depannya, makan sendirian dengan porsi yang cukup banyak, dan cara makan seperti bayi. begitu belepotan!

"Sayang, makannya jangan belepotan dong, aduh!" Batara mengelap sisa sisa kecap yang ada di pipi bulat Christy. Gadis itu hanya nyengir kuda mengetahui kesalahannya sendiri.

"Hehehe ya maaf deh" cengirnya. Batara hanya tersenyum pelan.

"Habis ini kita ke rumahnya kak satya dulu yah ya?" rajuk Christy. Batara mengangguk menyanggupi.

"Iya, makanya makannya dipercepat ya ay"

Sebegitu sabarnya ya batara? Sampai sampai pacarnya saja dia perlakukan seperti Ratu.

***

Mereka berdua sampai di depan rumah megah bertingkat 2 ketika si empunya rumah baru saja sampai entah darimana.

"Loh kak Satya? kakak darimana?" tanya Batara heran. Setahu dia, gadis yang lebih tua darinya ini tak pernah kemana - mana usai pulang sekolah.

"A-aku?" tanya gadis itu, diam - diam dia menyembunyikan amplop coklat besar berisi hasil rotgen vp shunt di belakang tas hijau tosca nya.

"Habis dari rumahnya marya kok, hehe. kakak masuk dulu ya." Dengan cepat, Satya berlari menuju kamarnya sambil membekap amplop tebal hasil rotgen. ia tergesa - gesa begitu sampai di kamarnya.

Batara yang melihatnya hanya melongo. Begitupun Christy

***

Sementara itu di dalam kamar...

"Hiks..."

"Hiks..."

"Hiks..."

"KAPAN KAU AKAN DICABUT HAH?! Tidak bisakah kau tidak mengganggu aktivitas olahraga aku kali ini saja?! kau kan yang membuatku setiap pagi harus muntah darah?!" Satya memijat kasar area lehernya. Dia begitu sangat kesal.

"Oh iya hahaha, aku lupa, Sinusitis kronis juga menderaku. harusnya aku tidak menyalahkanmu saja. Dan juga, terima kasih ya vp shunt, berkat kamu, Aku harus hidup dan menerima kenyataan pahit selama hampir 17 tahun aku hidup dan lahir di dunia ini! sangat menyebalkan! Aku harus kehilangan separuh ingatanku, ingatan masa kecilku, ingatan sekarang, ataukah kau akan melupakan sosok yang kau cintai itu hanya gara gara amnesia retrograde ini."

Batara yang memang mendengar teriakan gadis dari lantai 2 terenyuh.

"Again rupanya" batinnya.

batara segera naik ke lantai 2. Dilihatnya sebuah kamar yang tak tertutup rapat. Batara yakin seratus pesen bahwa kamar itu adalah kamar Satya. Siang bolong seperti ini memang hanya ada Satya seorang yang dirumah. Ayah Ibunya masih dikantor, kakaknya sedang kuliah dan belum pulang. sementara adiknya ada di rumah temannya.

CINTA SEGITIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang