15. Semua Karena Dia...

12 1 0
                                    


"Aku tidak peduli kalau mereka, bahkan semesta tidak setuju dengan pilihanku. Karena pilihanku mutlak ada di tanganku"

~Satya


Lagu pengiring: Rebelion Rose - Akulah peluru.

***

Rainer:

P

Lo gak lagi sama angga kan? gue mau ngomong soalnya.

 Lo ga lupa kan kejadian tadi pagi kan dek?

Satya?

Satya yang membaca wa dari Rainer jadi teringat. ASTAGA! Kenapa dia bisa lupa kalau Rainer membuat janji dengannya. dan dia sudah mengirim lokasi buat ketemu.

"Kak Rii" ucap Satya pelan.

"Hm? Ada apa?" tanya Sri yang asik bermain ponselnya.

"Gue pergi bentar yah. Bilang sama Angga, gue perlu sama Rainer" ucap Satya.

Sontak semua yang lain heboh.

"Lo kok pergi pake izin sama Angga segala? sanz kali ada gue" celetuk Dirga. ucapannya itu sukses membuat kaum hawa yang di dalamnya gerah.

"Woh bro. Songong lu pada. Angga kan gamau satya kenape - nape" ucap Zean.

"BRISIK LO ANJENG!" Ucap vhany yang baru saja bangun dari tidurnya. Dia benar - benar tidak menyadari keanehan yang baru saja tercipta dari ucapannya.

"Weh betina lo ngamuk, Ram." Zean menyikut lengan Rama. Emang dasar jahil dari lahir!

"BERISIK WOEEE!!!" Entah karena suara Zean yang kedengeran bak TOA sekolah, atau Vhany yang tidurnya seperti cacing kepanasan!

Ulfa menggeleng. "Emang gaada akhlak nih kaum jantan"

***

"Akhirnya lo datang juga." Rainer tersenyum sembari menatap gadis berhijab di depannya. "Kenapa kak? napa perlu gue? Dan kenapa sampe nanyak gue knapa ga harus sama Angga coba?" tanya Satya.

"Gue malu dek, ehehehe. Takutnya doi lo besok ngamuk di ruang osis gara gara gue." cengir Rainer.

"Hmm begitukah? Lalu?" tanya Satya. Ia masih menatap lekat wajah Rainer, pria itu seketika tampak kikuk dan menggaruk tenguknya yang tidak gatal.

"Anuu itu..." Rainer tampak ragu. Dia tak yakin.

"Apa?" tanya Satya.

"Gue nanya serius. Lo harus jawab jujur ya dek? Dari hati lo yang paling dalam." Ucap Rainer akhirnya.

Satya tertegun. Dia mulai sedikit mengerti keman arah bicara pria jakung di depannya ini. Dia tersenyum dan mengangguk.

"Oke" putusnya.

"Baiklah, gue nanyak serius. Apa alasan lo suka sama seseorang? terlebih lebih pada Angga?" tanya Rainer to the point.

Satya terkejut. Tak ia sangka, pertanyaan ini di luar dugaannya.

"A-Aku....."

***

Sementara itu...

"Apa yang ada di dalam dirinya memang bukan apa - apanya. Dia gadis lugu, polos, namun memiliki kecerdasan yang luar biasa. Dia pernah study tour ke Malang dan mengalahkan para pendebat professional yang ada dengan logika sederhananya. Dia bahkan pernah berdebat dengan seorang non-muslim yang tidak mempercayai adanya Allah. Dia pernah berkata padaku

' Tak Usah bawa - bawa hadits nabi dan ayat Al-Qur'an pada mereka yang belum atau bahkan tidak mempercayai adanya Tuhan. Cukup pakai logika saja. Biarpun sederhana, dia punya pengaruh yang kuat.'

Ah Entahlah, gue tidak bisa me munafikkan diri bahwa sejak gue masuk di SMA Nusantara, dari sekian banyak cewek termasuk gerombolannya bahkan ngincar gue. hanya dia yang tidak mau ambil pusing dengan pikiran aneh cewek cewek di sekolahnya

Dan awalnya dia itu gadis yang cukup galak, dia tak punya banyak teman, dan penyendiri. Gue pernah berpikir, apa dia seorang introvert abadi? Gue pernah mengujinya dengan berdebat dengan gue sampai akhirnya gue yang mengalah karena kalah.

Dia... Dia pantang menyerah. Tak ada kata kekalahan pada kamus hidupnya, ia maju terus hingga mencapai apa yang di inginkannya. Dia sangat baik dan pendengar yang baik, gue ngeluh dikit diingetin dengan lembut, dia ngeluh, gue ingetin, Yah gitu, ada timbal baliknya ya kan?

Sampai sampai aku pernah berpikir bahwa, gadis yang cantik karena tebalnya make up dan bedaknya, tak akan ada apa - apanya dibanding gadis yang cantik dari hatinya. Biarpun ia tak menggunakan make up, cantiknya akan terpancar dari hatinya dan akan menyejukkan siapa saja yang dekat dengannya"

Dan itu alasan kenapa aku bisa tertarik dengan sekretaris galak itu, Satya.

***

"Kakak mau tau kenapa aku bisa suka ama Angga ya?" tanya Satya. Rainer mengangguk.

"Sebenarnya, tak ada yang patut di istimewakan ketika kita menyukai seseorang. Kalo suka sama ketos itu bukan suka namanya, itu hanya pengagum sesaat.

Kenapa aku bilang pengagum sesaat ? karena ketika Angga turun jabatan sekalipun dan akan digantikan dengan Tyas atau Hana sekalipun, lama kelamaan namanya akan turun.

Maksudku, prestasinya hanya akan diingat pada masanya. Seselebihnya ia akan fokus pada dunianya, dunia perkuliahan atau mungkin dunia pekerjaan. Bagi sebagian orang akan melupakan prestasinya karena terkadang dianggap tak terlalu penting, dan sebagian lagi akan masih mengingatnya jika mereka tak benar - benar melupakannya dan akan dijadikan pelajaran.

Humm soal alasan kenapa aku suka ama dia? sifat dinginnya dan ke tak perduliannya pada hal - hal yang menurutnya tak penting itulah yang kusuka.

Lalu ternyata dia punya sisi hangat yang tak sembarang orang bisa tau. Dan itu tak bisa disembunyikannya ketika ia bersama orang - orang tertentu. lalu ia juga penyabar ya walaupun agak ngeselin juga."


"bercampur manja...." sambung Satya dalam hatinya. Ia tak bisa pungkiri, kejadian di ruang osis, berduaan dengan dalih ingin rapat, tau tau kesempatan buat manja manja.

Dan mengingatnya membuat Satya tertawa geli sendiri.

"Terus?" tanya Rainer. Entah kenapa, melihat gadis itu tertawa membuatnya hatinya ikut menghangat.

"Apa dia cemburuan? Diktrator? posesif? pemaksa?" tanya Rainer. Satya menggeleng lemah. Dia kembali tersenyum.

"kalo cemburuan hmm kurasa itu wajar ya. kalo Diktrator sama posesif sejauh ini nggak jadi masalah selama itu baik dan masih bisa dibenarkan." ucapnya tanpa ragu.

Rainer tertegun. Apa benar ini tipe pria yang diidamkan wanita? walaupun tak kaya, tapi bisa mengingatkan dan memimbingnya? Apa itu sudah cukup baginya?

Tapi tidak pada satya. Entahlah apa yang ada di pikiran gadis itu, gadis itu terlalu polos atau bagaimana?

Tapi... dari jawabannya, ada benarnya dan Rainer yakin kalau Satya bukan tipe orang yang suka berpura - pura.

Itu menurutnya.

"Satyaa!!!" sebuah suara sahut - sahutan mengejutkan mereka berdua.

"MATI GUE!" teriak Rainer. Satya menjadi bingung.

Apa yang terjadi?

***


Hai - hai gais:)) aku kembali nih, ada yang kangen :)) ?


Jangan lupa tinggalkeun jejaknya:) dan berikan votanya :) karena vote and comen dan share itu gratis :v Eaaa dungs :v


Jangan lupa tandain typonya yah kalo ada:))

CINTA SEGITIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang