Chapter 6

654 130 32
                                    

Warning typo bertebaran, harap maklum 😊
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca 😘







Sebelum membaca, marhaban ya ramadhan teman-teman. Maaf sekali telat untuk mengucapkan.

Yollan minta maaf jika Yoll pernah berbuat banyak salah atau mungkin banyak mengecewakan teman-teman sekalian. Mohon maafkan Yoll yaa 🙏.

Juga terima kasih atas doanya pada keluarga Yoll, semoga di bulan yang fitri ini kita dibaerikan banyak kelapangan juga nikmat karunia kesehatan dan keselamatan.

Maaf habis updet chapter ini Yoll harus kembali hiatus.

Tapi tenang saja untuk kali ini bakalan doble up sebagai permintaan maaf Yoll. Untuk lapak sebelah Yoll keep dulu karena banyak adegan unfaedah yang akan mengurangi banyak sekali pahala teman-teman.

Cus ngga usah lama-lama..







Sebuah daun kering yang telah menguning terbang tertiup angin melewati jendela tepat disamping Hanbin yang tengah mengunyah permen karet sembari memainkan bangku yang ia duduki.

Ia menatap pada hamparan jalan setapak yang mengarah pada gedung dimana kelasnya berada. Hanbin tersenyum sembari memainkan permen karetnya dengan meniup benda legket itu hingga menyerupai balon.

Hanbin menoleh sekilas saat Jongin baru saja tiba, pria itu melemparkan tas punggungnya ke atas meja. Jongin mengerutkan dahi lalu berdecak saat tanpa sengaja bersitatap dengan sosok teman yang sudah berubah menjadi musuh.

“Wah.. sahabatku ini sudah datang. Tapi.. kenapa kau tak tiba bersama pacar miskinmu dan malah datang bersamaan dengan si anak sekertaris ayahmu?” Sehun terdiam sejenak mendengar perkataan Hanbin yang terkesan menyindirinya. Ia menghela nafas sebal dan berusaha acuh kala keberadaannya sudah mulai diserang.

“Atau.. mungkin karena si gadis miskin dan..” Jongin menyentak lengan Hanbin yang bertengger di bahunya, ia melayangkan tatapan tajam membuat Hanbin tertawa sembari bertepuk tangan.

“Ah kau sudah tau ternyata. Baiklah pantas saja kau begitu melindungi dia”

“Pasti sangat menyenangkan memiliki wanita sepertinya” Hanbin berjalan dan berdiri di samping Sehun yang duduk mematung tidak faham dengan maksud pernyataan itu.

“Sabar ya Sehun..” Jongin menatap bingung. Sebenarnya apa maksud Hanbin, mengapa dia berkata seperti itu dan mulai mengganggu Sehun.








🍃🍃🍃








Sebuah mobil hitam berhenti di depan gerbang sekolah elit yang sudah mulai terlihat sepi. Jiyeon melangkah keluar dan berdiri sejenak sembari membungkuk untuk mengucapkan terimakasih pada Oh Yeon Seok yang sudah mengantar pagi ini.

Ia berdecak sebal saat melihat ayahnya masih sibuk membaca pesan di layar ponsel. Tuan Kim baru menghentikan kesibukannya saat sang putri merunduk dan mengecup kilas pipinya.

“Belajar yang rajin..” ujar Tan setelah mengacak surai putrinya gemas. Jiyeon memundurkan langkah saat mobil itu mulai melaju meninggalkannya. Ia terdiam saat melihat sosok Jisoo yang berada di ujung jalan tengah memperhatikannya.

Para siswa mulai berjalan memasuki kelas masing-masing, begitu pula dengan Jiyeon dan Jisoo. Keduanya berjalan saling beriringan tanpa saling bercengkrama seperti sebelumnya, ah tidak biasanya Jisoo yang selalu sibuk mengocek sementara Jiyeon hanya sesekali mengangguk menanggapi.

The Heirs (Reborn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang