Chapter 7

768 134 55
                                    

Warning typo bertebaran, harap maklum 😊
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca 😘








Maafkan kalok kayak sinetron indonesia 😭



















Setelah berhari-hari para siswa disibukkan dengan kegiatan ujian semester, kini tibalah pada hari pengumuman peringkat bagi mereka. Seluruh siswa berkrumun di lorong lobi untuk melihat pengumuman yang ditanyangkan pada layar plasma yang sengaja dipasang besar-besar.

Jongin berdiri dengan kedua tangan yang saling ditangkupkan di depan dada sembari mencari-cari keberadaan namanya di bagian atas. Jiyeon tertawa melihat wajah sang kakak, dia menoleh ke samping kanan dimana Sehun berdiri dengan wajah datar.

Mereka kemudian saling melempar senyum saat mengetahui nama masing-masing berada di urutan tiga teratas. Sudah pasti Sehun berada di urutan paling atas, sementara Jiyeon berada di urutan nomor tiga.

“Wah Kim Jongin namamu ada di peringkat delapan puluh. Ya.. apa kau tak menyuruh nenekmu untuk memberimu peringkat yang lebih bagus” teriak Hanbin yang berdiri sembari menyandarkan punggungnya di depan loker pribadinya.

“Aish bocah itu..” Jongin mengeram setelah merasa dipermalukan oleh musuh bebuyutannya, padahal nama Hanbin juga berada di peringkat bawah sama sepertinya.

“Kenapa marah memang kenyataannya kau bodoh” sindir Jiyeon dan berlalu dari sana.

Jongin menatap sebal adiknya yang sudah berlalu dengan bibir bawah yang tergigit ketat. Ia melotot menatap Sehun yang juga tersenyum mengejek ke arahnya, memilih diam saat pria itu berlalu ke arah dimana adiknya tadi pergi.

Sehun berlari kecil sembari mengedarkan pandangannya mencari sosok Jiyeon yang tiba-tiba hilang entah kemana. Ia merogoh saku celanannya, jemari panjang itu menyentuh sebuah benda yang berada di dalam sana.

Niatnya ia ingin memberikan benda itu pada Jiyeon sebagai ucapan selamat? Entah lah mengapa ia bersikeras memberikannya pada Jiyeon. Sehun tersenyum saat kembali melihat sosok Jiyeon yang baru saja duduk di bangku taman tepat di bawah pohon besar yang rindang.

Sebuah gelang yang terbuat dari anyaman tali berwarna-warni terlulur di depan wajah Jiyeon. Ia mendongak menatap wajah Sehun dengan sebelah alis yang terangkat heran.

Tak melihat pergerakan dari Jiyeon membuat Sehun meraih sebelah tangan halus itu dan memasangkan gelang buatannya sediri begitu saja. Jiyeon tersentak namun tak juga menarik atau menepis, jujur ini baru pertama kalinya ia menerima perlakuan semanis ini dari pria yang bukan anggota keluarganya.

“Ini.. apa?” tanya Jiyeon saat Sehun sudah duduk di sebelahnya ikut memperhatikan pemandangan hamparan taman yang indah. Jiyeon bergumam kagum saat melihat hidung tajam Sehun yang terpahat indah dari samping.

“Lucu sekali saat siswa peraih peringkat tinggi sepertimu tak tau apa itu gelang” Jiyeon memukul lengan Sehun begitu saja membuat mereka tertawa bodoh bersama.

“Bukan itu… maksudku mengapa kau memberikan ini untukku?” Sehun mengecibikkan bibirnya sembari menatap langit seolah berfikir.

“Entah hanya ingin memberikannya saja” Jiyeon terperangah mendengar jawaban Sehun yang kurang memuaskannya, dia menatap kembali gelang yang terlihat sederhana namun sangat manis saat melingkar di tangannya.

“Terima kasih, ini sangat cantik”








🍃🍃🍃









The Heirs (Reborn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang