7. Namanya

5 1 0
                                    

7. Namanya

Dhifa keluar kelas menuju tong sampah berniat untuk membuang sampah namun dikejutkan dengan panggilan seseorang.

"Beb" teriak Andri yang melihat Dhifa didepan kelas. Dhifa menoleh mendapati Andri dan temannya di dekat kelas berjalan kearahnya.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Ada si curut ga beb?" Tanya Andri.

"Curut?" Ulang Dhifa.

"Iya si curut itu loh" Andri ingin menyebut namanya namun ia lupa makannya hanya menyebutnya dengan sebutan Curut.

"Oh si Lulu? Maksudnya" tanyanya memastikan.

"Iya kali. Ada gak?" Tanya Andri sambil celingukan melihat kedalam kelas.

"Ada ko. Eh ngapain cari Lulu?"

"Itu si Lalang-" ucap Andri terpotong karna melihat Langit dan teman-temannya berlalu meninggalkan Andri.

"Heh badak mau kemana lo?" Teriak Andri namun tidak mendapat jawaban.

"Eh beb aku tinggal dulu ya. Jaga diri baik-baik ya. Babay" kata Andri seraya mengusap puncak kepala Dhifa lalu pergi dari hadapan Dhifa sedikit berlari mengejar Langit, Azka dan Doni.

"Heh si badak main tinggalin gue aja lu" celetuk andri saat sudah mensejajarkan langkahnya dengan Langit.

"Belom juga ketemu ama si Curut" lanjutnya.

"Lo punya WAnya?" Tanya Langit tiba-tiba membuat Azka, Doni dan Andri menghentikan langkahnya seraya saling memandang satu sama lain. Kemudian beralih memandang ke arah Langit.

Andri memicingkan matanya seraya berkata, "curiga gue" diangguki Azkan dan Doni.

"Jangan-jangan-" ucap Azka terpotong.

"Jangan aneh-aneh" potong Langit mendelik kearah Azka.

"Ciiieee bang Lalang bentar lagi melepas masa lajangnya nih" kata Doni menggoda Langit.

'Tuk'

"Crazy" ujar Langit pada Azka, Doni dan Andri yang kini sedang memandanginya.

Azka, Doni dan Andri tergelas melihat raut merah pada muka Langit yang tidak di sadari oleh orangnya.

Langit mendelik. Heran! Kenapa dia bisa berteman sama orang macam mereka ya? Crazy!.

***

Istirahat
-Kantin-

Andri, Langit, Azka dan Doni kini mereka sudah stay in chair. Tempat biasa mereka tongkrongi.

"Noh Lang si manis lewat" kata Doni seraya melihat kearah pintu kantin yang didapatinya seorang wanita manis dan teman-temannya.

Dengan rasa penasaran Langit mengikuti arah pandang Doni. Siapa yang dimaksud si manis kata Doni? Langit mencari sosok yang di maksud Doni tadi.

"Siapa Don?" Tanya Azka pada Doni.

"Itu-tuh liat deh" Doni menunjukan telunjuknya kearah wanita yang tengah celingukan mencari tempat duduk.

Azka mengikuti arah pandang Doni seraya menggulir bola matanya mencari sosok yang di maksud Doni.

"Siapa si Don? Ga paham gue" dDoni melirik Azka geram lalu menggulirkan kepala Azkan dengan tangannya mengalihkan pandangannya ke arah telunjuk yang mendapati seseorang yang kini tengah duduk bersama teman-temannya tak jauh di tempat mereka duduk sekarang.

"Lalang liat deh manis bangeut" kata Azka seraya memandangi wanita yang kini tengah mengobrol berasa temannya.

"Dri, pacar lo noh, duduk deket cowo" celetuk Doni.

Andri menoleh dari handphone nya ke arah Doni. "Mana" tanyanya.

"Noh disono" tunjuk Doni kearah Dhifa duduk.

"Ayo samperin Lang" ajak Andri kepada Langit seraya bangkit dari duduknya. Lalu meraih tangan Langit menariknya ke arah Dhifa dan temannya duduk.

Langit sempat ingin mengelak tapi sudah telat! Mereka sudah sampai di meja Dhifa dan temannya duduk.

Jihan yang menyadari adanya Andri dan...? Dan Siapa? Jihan belom tau nama temannya. Kini jihan menyenggol lengan Dhifa lalu dhifa menoleh, "Ada apa han?" Tanyanya lalu beralih melihat kearah Andri kaget.

"Eh! Mau ngapain?" Tanya Dhifa pada Andri.

Yang kini tadinya asik dengan mengobrol seketika melirik ke arah Andri seraya ada yang menaikan sebelah alisnya bertanya, "Siapa?" Kata Awan yang notabennya dia tidak kenal dengan orang yang ada didepannya kini.

"Boleh gabung ga?" Tanya Andri setelah menata keberaniannya untuk mengeluarkan suara.

Kini Dhifa, Mauran, Jihan, Awan, Acun, Jeck, Nurman, Yolla dan Yanti tengah memandangnya heran.

Andri dan Langit yang notabennya kaka kelas 11-nya kini meminta bergabung bersama mereka. Bagaimana bisa? Dhifa pun sedikit tertegun mendengarnya.

Nurman yang tetnyata kenal dengan Langit membuka suara. "Boleh bang, sini gabung aja" katanya mempersilahkan.

"Thanks" ucap Andri singkat. Mereka menjawab. "Selow ae bang" kata Nurman.

"Ada perlu apa bang?" Tanya Awan dengan nada terdengar tak suka.

"Ga ada. Gue cuma mau nyamperin pacar gue" ucap Andri.

Awah hanya ber'ohria' saja.

Awan, Acun, dan Jeck tiba-tiba saja berdiri, "kita duluan ya" ucap Acun tanpa menunggu jawaban mereka langsung pergi begitu saja.

Dhabit yang baru saja selesai mengantri membeli tea jus melihat Awan yang berlalu keluar kantin kemudian ia mengikutinya.

Langit menyenggol lengan Andri pelan. Andri yang mengerti langsung menanyakannya pada Dhifa.

"Dhif, si curut kemana?" Tanyanya.

Dhifa menoleh, "lagi pesen makanan tuh" katanya sambil menunjuk dengan dagunya.

Andri hanya manggut-manggut. "Sabar. Orangnya lagi beli makanan katanya" ucap Andri pada Langit.

"Eh!" Seseorang terlonjak kaget ketika mendapati dua orang aneh di depannya.


***


N E X T

-15 mei 2020-








Absurd GangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang