9. Weekend

8 3 1
                                    

"Loh bang Lalang udah datang? Dari mana datangnya? Ko gue ga liat ya" celetuk Azka tiba-tiba.

"Jangan-jangan dia alien" ucap Doni dengan wajah yang di dramatiskan. Dihadiahkan dengan tatapan tajam oleh Langit.

"Dri?" Panggil Langit.

"Kenapa bro?" Tanya Andri tanpa menoleh dari layar ponselnya.

"Lo punya kontak temen pacar lu kan?" Tanya Langit sedikit merendahkan suaranya. Takut teman-temannya mendengar.

Namun jangan salah! karna sekecil suara Langit barusan mereka tetap mendengarnya dan membuat mereka menoleh kearah Langit dengan ekspresi muka yang tak bisa diartikan.

"Apa pemikiran lo sama Don?" Tanya Azka pada Doni masih dengan melihat ke arah Langit.

Doni menganggukan kepalngnya antusias, "iya ka. Sama" ucapnya.

Lalu mereka saling melirik kemudian tak lama mereka menyemburkan tawanya yang tertahan tadi.

"HAHAHA" tawa Doni dan Azka. Lain halnya dengan Andri yang masih bengong melihat Langit sambil mengerjapkan matanya beberapa kali.

Langit menatap tajam kearah Doni dan Azka seakan ingin menerkam mereka sekarang juga.

"Bhhhha- So-sorry bro" ucap Azka sambil tertawa.

"Ada ga Dri?" Tanya Langit lagi. Kali ini agak keras karna sedari tadi Andri hanya diam.

"Ada. Kenapa?" Ngerjain temen sendiri gapapa kan kali-kali. Pikir Andri.

"Mana?" Tanya Langit.

"Apanya?" Pura-pura ga tau aja deh.
Susah soalnya kalo buat si Langit kesel.

"Martabak spesial gue kirim ke rumah lo" tawar Langit.

"Ga doyan martabak gue bro" kata Andri menolak seraya mengejeknya.

"Pizza sepotong" tak mau menyerah juga ternyata.

"Lagi ga pengen" tolak Andri lagi-lagi dengan santainya.

Langit menghela napas kasar. Lalu mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu tiga lembar lalu menaruhnya diatas meja.

"Gimana?" Tanya Langit sudah mulai jengah.

Andri berbinar melihatnya. "Ini cewe loh. Mana dapet segitu"

Langit mengeluarkan dua lembar uang yang berwarna merah jambu lgi lalu menaruhnya diatas meja.

"Oke" kata Andri seraya mengambil uang itu dengan senyum devilnya.

"Dan. martabak sama pizzanya jangan lupa kirim ke rumah gue ya" lanjut Andri watados.

Langit melotot mendengarnya.

"Demi cewe lo Lang" kata Andri santai.

Langit menghela napasnya. Oke! Teman macam apa ini? Bisa-bisanya dia memanfaatkannya hanya karna sebuah nomor ponsel.

Langit terus saja memaki temannya ini dalam hati. 'Sial' batinnya.

***

Rencananya Gang Absurd hari ini akan menjelajahi sebuah tempat yang dimana tempat itu terdapat tebing dan juga perahu.

🦁ABSURD GANG🦁

Acun : "gimana nih pada jadi gak?"

Nurman : "skuy dong"

Awan : "sharelok gue OTW"

Mauran : "wey gue ama siapa?"

Awan : "absen coba siapa aja yang bawa motor?"

Jihan : "gue☝"

Dhabit : "gue☝"

Awan : "langsung pada kumpul aja di perapatan biasa. Nanti gampang diatur"

Saya : "sorry gue ga bisa ikut"

Jihan : "kenapa lu?"

Saya : "biasa"

Awan : "apaan dih. Ikut dong biar lengkap!"

Saya : " kapan-kapan deh gue ikut"

Awan : "sekarang aja ih. Nanti di jemput"

Kemudian Lulu menutup ponselnya. Ia bingung harus ikut atau tidak? Sebenarnya ia pengen banget ikut tapi disisi lain Lulu harus membereskan rumahnya yang membutuhkan waktu cukup lama. Hampir setengah hari untuk Lulu membereskan rumah ini.

Oke langsung saja Lulu menuju dapur ia segera memulainya dengan mencuci pakaian di mesin kemudian cuci piring. Setelah cuci piring selesai sambil menunggu mesin cuci baju berhenti Lulu menyapu ruangan setelah itu selesai tak lama ponsel milik Lulu bergetar di saku bajunya.

"Iya?" Ucap Lulu menjawab telponnya dari seseorang.

"Gue di depan rumah lo nih" kata seseorang di sebrang telpon sana. Membuat Lulu kaget.

"Eh! Bentar-bentar. Gue belom siap-siap nih" kata Lulu heboh seraya menuju pintu utama untuk menemukan seseorang yang menjemputnya.

Lalu mematikan sambungannya.

"Masuk" ucap Lulu saat sudah membuka pintu.

"Gue ganti baju dulu ya" ucap Lulu seraya berlari menuju kamarnya. Orang itu langsung duduk di sofa ruang tamu tanpa disuruh.

"Yu Han" ucap Lulu saat sudah selesai mengganti bajunya dengan pakaian sederhana.

"Lama bet dah lu" kata Jihan mengoceh.

"Sorry elah. Lagian lu ga bilang dulu kalo mau jemput gue" gerutu Lulu.

Disisi lain Awan, Dhabit, Dhifa, Yanti, Adel, Nurman dan yang lainnya sedang menunggu diAlfamart dekat rumah Lulu. Kalian tau? Rumah Lulu itu masuk gang kecil makannya mereka hanya menunggu di depan saja soalnya malas pepet-pepetan gitu.

"Ayo" ucap Lulu menarik pergelangan Jihan pelan yang tadinya duduk di sofa kini mereka pergi menuju kawan-kaeannya yang sudah menunggu.

Kini mereka sudah mau berangkat menuju tempat tujuan dan setiap diperjalanan melihat anak kecil mereka bilang.

"Hey whattsap gangs" ucap mereka bersamaan. Oiya mereka menggunakan motor ya. Konpoi gitu.

Kira-kira sekitar lima motor yang mereka bawa.

***

See you❤




Absurd GangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang