3. Baru

20 7 4
                                    

Setelah satu bulan bersekolah disini Sqhia Lubis merasa nyaman dengan suasana kelasnya. Kadang di penuhi dengan lelucon dari Jeck, Nurman yang suka ngebacot ga jelas, Mauran yang suka heboh dengan segala make up-nya yang diumpat sana-sini, Dhifa yang ga pernah berubah dengan model ketawa nyaringnya membuat siapapun orang yang berada didekatnya tertular, Acun yang suka ga jelas, Awan yang suka adu mulut. Eh! Maksudnya adu bacot gitu ya, yang bikin kelas rame terus masih banyak lagi dengan orang-orang penghuni kelas ini yang selalu membuat rusuh. Tapi gak bikin bosen.

Lulu yang kadang menimpali lelucon dan kadang juga hanya tertawa melihat mereka bertengkar layaknya di film pelawak semacam Sule atau Ovrapan java.

Mauran, Dhifa, Jihan, Adel, Yanti, Lida, Yolla, Nurman dan Lulu. Mereka menyusuri koridor berjalan bersama dengan diiringi penuh canda tawa. Menuju kantin untuk mengisi perutnya yang lapar.

Memasuki pintu kantin terlihat disana sudah ada Awan, Acun, Dhabit dan Jeck. Mereka sedang mengobrol ria. Rombongan Mauran dkk menghampiri mereka.

"Nur, Menang banyak nih" celetuk Jeck dengan kekehannya.

"Apa lo?. Stres" kata Nurman ketus.

Nurman. Biasa dipanggil 'Nur' mengingat ia yang suka berdandan layaknya perempuan.

"Cewe lo banyak banget Nur, wkwk" timpal Acun tertawa.

"(Tuk). Orang ganteng mah bebas" menggetuk kepala Acun kasar membuat Acun tertawa keras.

Kocak.

"Maennya ama cewe. Jangan-jangan kelainan lagi" kata Awan. mereka tertawa mendengarnya kecuali Nurman.

"Enak aja lo ya. Gini-gini juga gue normal" katanya ketus.

"Kalo ia harusnya lu tadi bareng kita kesininya, bukan bareng mereka" ledek Jeck lagi.

Nurman menghembuskan nafas kasar, "serah gue lah bego" ketusnya.

Mereka terkekeh melihat tingkah Nurman yang seperti wanita.

Kebanyakan memang Nurmah lah yang sering kami bully. Mengingat kelakuan dia layaknya wanita membuat para kaum adam 'ilfil' hanya untuk mengajaknya kekantin bersama saja. Itu mengapa Nurman lebih sering kekantin bareng Mauran dkk.

"Mau pada pesen apa?" Tanya Lulu.

"Gue batagor kuah ga pake kecap. You know lah" ucap Mauran yang diangguki Lulu.

"Gue baso ga pake sayuran ya" timpal Yanti.

"Gue mie goreng spesial pake kuah dikit gausah banyak-banyak" kata Della.

"Gu-" ucap Dhifa terpotong.

"Ribet. Pesen sendiri ah" potong Lulu geram lalu berjalan menuju stand Mang Dadang ikut mengantri disana.

Mereka terperangah melihat Lulu pergi begitu saja.

"Lo si ah ngikut-ngikut aja ga jadi nitip kan gue" kata Mauran ketus.

"Ko gue si?" Kata Dhifa cemberut.

"Ya iya lah, coba kalo lo ga ngomong. Pasti di pesenin dah gue" kata Mauran jutek.

"Yaelah udah si. punya kaki buat apa kalo masih nyuru orang" timpal Awan geram sambil menyendok baksonya.

"Brisik lo" kata Dhifa ketus.

"Ye bocah di bilanginnya nyolot" kata jeck geram.

"Bodo" Dhifa mendelik kearah Jeck.

"Udah, ayo kita susul lulu" cicit Jihan.

Begitupun Dhifa, Mauran dan yang lainnya tetap ikut mengantri seperti yang di lakukan Lulu.
Untung tidak serame istirahat pertama jadi ga butuh waktu lama untuk Lulu mendapatkan makanan kesukaannya di kantin ini yaitu, batagor kuah pake ayam. Harganya cuma RP. 5000 . Murah meriaaah eeyy!

Absurd GangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang