Kini kelas X TKJ 3 tengah mengikuti belajar mengajar sama halnya dengan kelas lain.
Kali ini kelas Lulu sedang mengikuti praktek membongkar komputer. Atau merangkai komputer.
"Duh pusing ey kabelnya banyak bet mana kecil-kecil" ucap Oji seraya melihat-lihat isi sebuah CPU yang akan ia rombak.
"Ini apaan dah namanya?" Tanya Dodo memegang sebuah alat berbentuk bunga atau disebut obeng.
"Didalam CPU ada AC-nya oy" seru Jeck. Bukan Jeck namanya jika tidak membuat rusuh.
"Itu bukan AC pe'a namanya" ucap Awan menoyor kepala Jeck. Malu-maluin aja.
"Lah terus apaan dong?" Tanya Jeck dengan Watadosnya.
"Kipas Angin" seru Acun heboh tepat di telinga Jeck.
"Anjir- berisik beg*" gertak Jeck kasar.
"Selo dong abangnya"
"Eh cewe-cewe sini bantuin jangan dandan mulu. Pake bedak 3 senti juga gabakal cantik" ucap Awan mengejek.
"Tau ya! Ngaca mulu. Retak tuh kaca gue" tambah Acun.
"Burik iya- hahaha" timpal Jeck melengkapi.
"Sirik aja lo daki badak" jawab Mauran judes.
"Nyelo dong neng" timpal Oji.
"Eh gausah ikut campur deh ya lo" unjuk Mauran dengan ketusnya.
"Denger ya! Cewe gabakal cantik kalo ga dandan, lo liat aja mana ada cewe cantik tanpa scincare" ucap Mauran kesal.
"Ada. Noh Lulu tanpa make up tetep cantik ko. Ya ga Lu?" Kata Jeck membawa-bawa Lulu.
Lulu yang pasalnya tidak tahu apa-apa tiba-tiba saja namanya terlibatkan ia pun menyahutinya.
"Apaan si bawa-bawa gue?" Kata Lulu bertanya.
"Orang polos gausah ikut-ikutan. Sini ama gue aja" ucap Awan menarik Lulu menjauh dari mereka yang sedang ribut.
"Ada apaan si itu?" Tanya Lulu pada Awan.
"Gada apa-apa. Udah lo mah disini aja diem" ucap Awan menjaga Lulu agar tetap diam didekatnya.
***
"Guys, pada mau ke kantin ga?" Teriak Mauran saat guru sudah keluar dari dalam kelas.
"Nitip aja gue mah" ucap Adel.
"Oke"
"Gue juga deh ren" balas Lida.
"Lo mau ke kantin ga bep?" Tanya Mauran pada Awan.
Awan bergidik ngeri mendengar Mauran menyebutnya 'bep'.
"Idiiih" seru Awan.
Mauran terkekeh, "yo kantin, laper nih" serunya.
"Sono duluan, mager gue" balas Awan.
"Is lu mh gitu ja" kata Mayran melas.
"Noh ama Yolla" unjuk Awan dengan dagunya.
Mauran menengok ke arah Yolla yang sedang menyalin catatan yang tadi belum ia selesaikan.
"Yoll--" belum seleai berbicara sudah di potong oleh Yolla.
"Duluan Ren, catetan gue masih banyak" kata Yolla.
Mauran cemberut mendengar pernyataan Yolla.
"Tuh kan" rengek Mauran pada Awan."Yaudah si sono ama temen elu" ucap Awan sembari memainkan ponselnya.
"Ih atu lo juga temen gue. Ayo si" ucap Mauran menarik narik lengan Awan.
"Emang lo temen gue?" Tanya Awan.
"IDI WAW AWAN, mainnya tarik-tarikan ni yee" seru Jeck tepat di samping Awan.
Seisi kelas menoleh pada mereka. Ga jelas ni si Jeck. Dikira ada apaan.
"Udah Wan sono ajak ke kantin, dari pada berisik" ujar Dhabit yang terganggu dengan suara rengekan Mauran yang meminta Awan menemaninya kekantin.
"Mager gue" ucap Awan dengan malas.
"Udah sana Wan, kasian noh anak orang" timpal Acun yang mengalihkan pandangannya dari ponsel ke arah Awan dan Mauran.
"Iya tuh, palingan juga beli batagor doang dia mah. Gabakal lama ini, udah sana" ujar Dhifa.
"Hooh, Wan udah ajak sono lu" tambah Nurman yang masih sibuk menyalin Catatannya.
"Anak orang tuh jangan di PHP-in" seru Oji dari kursi paling belakang.
"Siapa yang PHP-in dugong" sewot Awan tak terima.
Pasalnya Awan memang tidak pernah PHP-in Mauran. Mungkin Maurannya saja yang Baperan.
Mauran merajuk, "Malesin lo mah" katanya meninggalkan kelas dengan menghentak-hentakan kakinya kesal.
Mereka semua terkekeh melihat tingkah Mauran yang seperti anak kecil itu.
"Kesel gue ama mereka, dikira gue apaan pake dikatain kaya gitu segala. Si Yolla juga pake ngatain gue segala lagi, tambah kesel aja kan gue. Awas tu entar, gue bejek-bejek dah tu mukanya" gumam Mauran seraya berjalan dengan kesalnya menuju koprasi.
Loh ko ke koprasi? Biasanya ni ya kalo udah kesel gini kan kepalanya ngebul gitu ya, panas. Nah tujuan Mauran ini ke koprasi mau beli es cream.
"Mba eskrim semangka berapaan?" Tanya Mauran saat sudah sampai di depan koprasi.
"Dua rebu neng" ucap Mba diyah penjaga koprasi sekolah ini.
"Nih Mba, saya beli dua" ucap Mauran menyodorkan uang dua ribuan dua lembar.
Mba Diyah menganggukan kepalanya seraya memainkan kalkulator. Seperti sedang menghitung apa lah aku pun tidak tahu. Mungkin menghitung total belanjaannya hari ini.
"Bisa ga? gausah kaya bocah." celetuk seseorang dibalik punggung Mauran.
Mauran membalikan badannya menghadap orang tersebut. Yang sudah ia ketahui orangnya.
"Serah gue lah" balasnya ketus.
"Ayo! Katanya mau ke kantin" ajaknya.
"Ga jadi." Balas Mauran melangkah menjauhi Awan.
Ya! Orang itu adalah Awan. Yang sudah membuat mood Mauran menjadi buruk seperti ini. Dan juga oleh teman sekelasnya.
Awan terkekeh seraya mengikuti langkah Mauran dibelakangnya.
"Jadi ga?" Tanyanya lagi.
"G"
"Jutek BGT dah" ucap Awan menekankan kata BGT dengan singkatnya.
"Bodo"
"Iya deh iya. Terus sekarang mau kemana nih?" Tanya Awan yang masih mengikuti langkah Mauran.
***
See you❤ bee
KAMU SEDANG MEMBACA
Absurd Gang
RandomDari judulnya udah Abdurd apa lagi ceritanya. Gang yang isinya 13 ekor. iya mereka semacam bebek tapi ga bisa tertib. Gue, Sqhia Lubis. Umurnya 17 thn paling muda diantara yang lain. Pemotivasi buat mereka. Udah kaya emanya mereka. Dari cerita yan...