Prologue

50 9 0
                                    


"Carlaaa..." wanita paruh baya memanggil salah satu anaknya dengan lembut "Temani Peter bermain," sambungnya mengusap kepala gadis kecil ini lembut.

"Iya Mom," jawabnya tersenyum dan mengangguk. Pun ia membawa bonekanya dan menghampiri adiknya yang masih tergolong balita.

Dilihatnya Peter sedang asik dengan mainan mobilnya, lalu ia duduk disebelahnya dan mulai berbicara seakan boneka satu dengan yang lain sedang berinteraksi lewat mulutnya. Semakin lama aktivitas ini berlangsung, Peter bergabung dengan Carla dan menghubungkan mainan mereka. Sesekali tawa mereka terdengar dari yang mereka lakukan.
Lalu tiba-tiba suara bel rumah terdengar membuat mereka mengalihkan pandangan mereka pada pintu. Tepat saat Carla beranjak dari duduknya untuk membuka pintu, terlihat kakak perempuannya yang sedikit terburu-buru mengarah kepada pintu dengan tangan yang membenarkan rambutnya. Karena itulah Carla membatalkan niatnya dan kembali bermain dengan Peter.

"Hey Vanny!" seru seorang lelaki ketika pintu dibuka.

"Hey Mike," balas Vanny tersenyum kepada lelaki yang bernama Mike ini. "Ah, masuklah," lalu mereka berdua masuk dan duduk disofa yang berada tak jauh dari Carla dan Peter.

"Untukmu," ucap Mike ketika sudah menjatuhkan bokongnya disofa bersama Vanny, memberi bunga mawar merah kepada Vanny.

"Aww, thank you, Mike," jawab Vanny menerima bunga itu sedikit malu-malu, lalu mencium pipi Mike. "Tunggu sebentar, akan kubuat minuman untukmu," lalu Vanny melenggang pergi.

Setelah hilangnya wujud Vanny, pandangan Mike jatuh pada dua bocah yang sedang asik bermain bersama. Dengan senyuman senangnya, ia menghampiri mereka dan ikut duduk diatas karpet.

"Hey, boleh bergabung?" Tanya Mike meminta izin, dan Carla dengan antusias menganggukan kepalanya.

"Tentu!"

"Siapa namamu?" Tanya Mike kepada Carla.

"Aku Carla Sea Addison, kau bisa memanggilku Carla. Dan ini adikku, Peter Addison," jawabnya dengan wajah ceria, membuat bibir Mike juga menekuk keatas sangat tinggi.

"Jadi, apa kau sudah bersekolah?" tanyanya lagi.

"Sudah, aku baru masuk di Elementary School," jawab Carla lagi.

"Great! Good luck for your school," ujar Mike yang dibalas senyuman lebar Carla.

"Namamu siapa?" kali ini Carla yang bertanya.

"Aku Mike."

"Mike? Apa yang kau lakukan? Kemarilah," suara Vanny membuat Carla dan Mike menoleh. Dilihatnya Vanny sudah membawa satu gelas untuk Mike. Pun Mike kembali ke sofanya, dan Carla melanjutkan bermain bersama Peter.

"Aku hanya berkenalan dengannya," kata Mike membuat mata Vanny sedikit terbelalak "Ada yang salah?"

"Umm, tidak. Hanya saja, sebaiknya kau tak usah berkenalan dengan mereka," jawab Vanny memberi senyum palsunya.

"Apa mereka adikmu?"

"Ah tidak! Hanya anak tetangga," elak Vanny dengan segera, lalu melirik ke Carla sebentar dengan tatapan sinisnya.

Dan saat itu juga mata Carla jatuh pada kakaknya yang baru saja menyebut dirinya dan adiknya anak tetangga. Namun apa boleh buat? Carla masih seorang anak kecil yang tentu saja tak bisa membantah atau melawan. Iapun melanjutkan permainannya bersama Peter walau ia merasakan sakit didalam dirinya.

"Sayang sekali, padahal mereka menggemaskan,"

"Carlaa! Carla!!!" suara teriakan seorang lelaki didalam membuat Carla segera berlari kearahnya.

Suara itu berasal dari ruang TV. Terlihat kedua kakak lelakinya sedang menonton dengan sepiring spaghetti yang tumpah dari meja, membuat piring itu juga pecah. Carla menelan salivanya, sebenarnya ia sudah tahu apa maksud panggilan kakaknya, namun ia memilih untuk bertanya apa yang dimaksud panggilan itu. Mungkin saja pikirannya salah.

"Ada apa katamu?! Pakai otakmu, bodoh! Lihat, spaghetti-ku tumpah dengan piringnya juga!" bentak kakak pertamanya yang bernama Bryan.

"Kurasa ia sudah mengalami kebutaan," cibir Kevin dengan kekehan iblisnya.

Tanpa membalas apapun, Carla mengambil tissue dan mulai membersihkan kotoran makanan dan juga pecahan piring tersebut tepat dibawah kaki Bryan dan Kevin. Ibu mereka yang baru saja menuruni anak tangga berhasil menangkap kegiatan ketiga anaknya tersebut.

"Carla? Apa kau baru saja memecahkan piring?" Tanya sang ibu mengerutkan dahinya. Carla segera berdiri dan hendak menjawab, namun disela oleh Bryan.

"Aku pelakunya, mengapa?"

"Kalau begitu bersihkan makanan itu sendiri!"

"Bagaimana jika aku tak mau? Jangan mengaturku!" seru Bryan menatap ibunya tajam, membuat ibunya dan Carla terkejut, sedangkan Kevin seakan tak peduli dengan keributan ini.

"Sudah Mom, tak apa," ujar Carla melerai dengan cengiran polosnya. Sang ibupun hanya bisa menghela nafasnya tak tega namun pasrah dengan anaknya ini.

.

.

.

Akhirnya di publish jugaa,,- gimana? Ini cerita pertama gue yg dipublish. Keknya gada yg minat si:'V yg baca minta vomments nya yaak! Fyi, some cerita disini ada yg nyata ya gais"- makanya mau bikin :D jan lupa VOTE+COMMENT okeh!

Complicated // Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang