1. Coolest

31 6 0
                                    

Budayakan Vote sebelum baca:D

***

Bis double-decker yang kutumpangi berhenti ditempat yang kutuju. Dengan segera aku keluar dari kendaraan ini dan mulai berjalan memasuki gedung besar yang kutuju. Imperial College London, kampusku. Aku baru saja pindah jurusan dari Business science ke Management. Lagipula teman-temanku juga sudah termasuk jurusan itu, jadi aku tak begitu terlihat anak baru dikelas.

"Carla!" suara nyaring itu berhasil membuatku terkejut bukan main. Sialan.

"Perrie!!!" seruku menatapnya tajam.

"Baiklah aku menyerah," ucapnya mengangkat jari telunjuk dan tengahnya dengan cengiran diwajahnya.

"Dimana yang lain?"

"We're heerree!!!" seketika orang-orang yang ditanyapun datang menghampiri kami, Dani dan Ele.

Fyi, Perrie, Dani, dan Ele adalah teman dekatku semenjak kami berada dikampus ini. Merekalah yang selalu menemani hari-hariku, bahkan diluar kampus sekalipun. Perrie dan Dani sudah memiliki kekasih, namanya Zayn dan Liam. Well, bisa dibilang aku dekat dengan dua lelaki itu, namun tak sedekat dengan tiga temanku. Hanya saja rumah kami tidak begitu berjauhan.

"Kau sudah pindah jurusan?" Tanya Ele dan aku mengangguk antusias.

"Yess! Mari kita buat kelas menjadi ramai!!!" seru Dani melayangkan satu tangannya yang mengepal keudara, membuatku terkekeh.

"Wait. Aku ada satu permintaan. Sepertinya aku tidak begitu mengenal anak-anak kelas, apa kalian keberatan untuk mengenalinya satu per satu? Yeah, aku tahu jika kalian tak mengenali mereka semua, namun mungkin saja sebagian dari mereka?" pintaku.

"Serahkan itu padaku," jawab Ele tersenyum bangga.

***

Kini aku sudah masuk ke kelas bersama yang lain. Kulihat kelas sudah mulai ramai. Aku, Ele, Perrie, dan Dani duduk di baris ketiga dari bawah karena hanya ada 6 baris. Wajah-wajah mereka sangat tak familiar dimataku, mungkin hanya ada beberapa saja dan itu bisa dihitung jari.

"Ele, kau berjanji padaku," ucapku menyenggol lengan Ele dengan pandangan masih melihat wajah-wajah mereka.

"Ah benar! Maaf aku lupa," ucapnya terkekeh, lalu mulai menyebutkan nama orang-orang yang hadir disini. Memang tak semua yang ia kenal, namun setidaknya aku bisa mengetahui nama-nama mereka.

"Dibarisan terakhir ada Jane, Monica, Ben, Louis, dan Harry," kata Ele menyudahi perkenalannya. Aku sedikit kagum padanya karena ia begitu mengenal nama orang-orang dengan baik.

"Wait, siapa yang terakhir?" tanyaku tak begitu mendengar perkataannya.

"Dia Harry. Tampan, benar?" jawab Perrie menyahut, dan aku mengangguk tak berbohong. Pria itu memang tampan. "Dia dan Louis adalah teman Zayn dan Liam. Mereka berlima, satu lagi Niall," sambungnya.

"Coolest boy, itulah julukan untuknya dikampus. Tak sedikit gadis yang mengejarnya, namun tak ada yang bisa menaklukan hatinya. Bahkan setingkat Camille pun ditolak mentah-mentah. Keren!" kata Ele antusias menjelaskanku tentang si coolest boy itu.

Bagaimana bisa seorang Camille ditolak olehnya? --Camille adalah gadis sempurna dikampus. Ditambah tubuh tingginya yang tak bisa kukalahkan--. Omong-omong, se-impiannya kah seorang Harry hingga gadis-gadis yang mati-matian menjadikannya seorang kekasih? Mungkin saja pria itu memang tak memiliki hati lagi didirinya, atau seorang homoseksual? Itu terlalu buruk bagi pria setampan dirinya.

Complicated // Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang