11. Sweetness

1 1 0
                                    

**You & I - One Direction**

"Apa ini sebuah rencana?" tanyaku ketika mobil yang dikendarai Harry berhenti, menampilkan pemandangan London Eye dari bawah sini.

"Umm, kurasa tidak," jawabnya keluar dari mobil. Dan ternyata pintu mobilku sudah terbuka saat ingin kudorong pintu tersebut. Dan uluran tanganpun tertuju padaku.

"Putri," panggil Harry membuatku mengikuti senyumnya.

"Terimakasih pangeran," jawabku menerima tangan tersebut dan keluar dari mobil.

Langkahnya mulai bergerak dengan tangan yang terus menggenggamku erat. Bibirnya terus mengembang walau tipis dan hanya bisa dilihat dari dekat. Wajahnya benar-benar memancarkan sinar yang berbeda dari yang lainnya membuat kesan tampannya tak bisa disamakan. Oh gadis batinku begitu menyempatkan kesempatan ini dan mungkin ia memang menyukainya. Hey yang melihat itu matamu, bodoh!

"Take a picture, agar lebih awet," ucapnya menyadarkanku.

Shit, apa yang kau lakukan, Carla? Benar-benar memalukan! Baru saja kau menerimanya dan sekarang kau mengaguminya? Oh terlihat jelas jika kau menyukainya dari dulu. Tidak-tidak! Argh sudahlah.

"Biarkan satu kapsul tersebut terisi oleh kami berdua saja," ucapnya kepada sang petugas, membuat kedua mataku membulat sempurna kepadanya.

Dia membeli Private Pod yang artinya ia membeli tiket VIP. Hey bahkan ini bukan hari special antara aku dengannya! Lagipula apa salahnya jika hanya membeli tiket standar atau mungkin fast track untuk mempersingkat waktu?

"Aku tak ingin ada yang mengganggu kita lagi," ucapnya setelah membeli tiket tersebut, dan memasukkan tubuhku dalam rangkulannya.

"Kau berlebihan, Harry. Kita bisa membeli tiket standar saja, atau fast tra--"

"Aku tak ingin menyia-nyiakan waktu bolos kita, Carla."

Setelah menunggu benda raksasa mendekat tanpa antrian, akhirnya kapsul bening itu bergerak mendekat kearah kami. Dan kamipun memasuki kapsul kosong itu, hanya kami berdua. Tidak, dengan seorang lelaki berseragam serba hitam yang membawa satu nampan berisi botol champagne dan gelas flute lalu menaruhnya diatas benda oval berkayu didalam kapsul ini, dan pergi meninggalkan kami berdua. Setelah kedua pintu tertutup, kapsul ini mulai bergerak sedikit demi sedikit menuju puncak lingkaran. Aku duduk dan menuangkan isi champagne ini kedalam dua gelas, sedangkan Harry berdiri diujung sana mengamati geraknya raksasa ini.

"Apa yang kau pikirkan, Harry?" suaraku berhasil membuatnya melangkah mendekat dan duduk disebelahku.

"Aku tak menyangka apa yang sudah kuperbuat," jawabnya mengambil salah satu gelas yang sudah terisi cairan kuning bersoda.

"So do I, membolos," ucapku membuat kami terkekeh ria.

"Bukan begitu maksudku," ia memberi jeda ucapannya dengan meminum champagnenya sedikit. "Ternyata cara konyolku berhasil membuatmu kembali padaku," hijaunya menatap hazelku lekat.

"Bahkan kita belum menjalankan sebuah hubungan sebelumnya," kataku masih terkekeh.

"Come," tangannya mengulur saat tubuh jangkungnya sudah berada dihadapanku dengan segelas champagne yang masih digenggam. Aku menurut dan ia membawaku ke tempatnya tadi dimana ia mengamati pergerakan kapsul ini.

Mataku menjelajah kota London yang terlihat jelas dari atas sini. Kapsul roda pengamatan ini hampir saja sampai beberapa detik lagi dititik puncak. Cerahnya angkasa mengikut sertakan dirinya akan diriku yang sedang berbahagia disini, bersama priaku. Walau pada faktanya seharusnya aku berada didalam kelas saat ini, namun aku tak menyesali hal tersebut. Entahlah, kurasa malaikat diriku sedang menikmati kesenangan ini mengingat aku tak pernah berpergian selama ini. Tidak, selamanya bukan berarti sejak aku kecil, namun semenjak dia tak terlihat lagi dihadapanku.

Complicated // Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang