10. Craziness

1 1 0
                                    

Vote + Comment :)

*

"Seriously, Harry? Kau mengajakku berbelanja bahan makanan?" seru Carla setelah menyadari kemana Harry membawanya pergi.

Harry memang membawanya ke mall dan memasuki supermarketnya, lalu mengarah ke tempat bahan-bahan makanan dengan satu keranjang yang sudah ia pegang untuk menampung apa yang akan ia beli.

"Kebetulan bahan makananku hampir habis. Apa kau tega jika aku kelaparan di apartement?" ujar Harry mulai mengambil bahan-bahan tersebut. Yap, ini hanyalah alasan untuk Carla karena tak mungkin ia mengajak Carla begitu saja ke café atau sebagainya. Lagipula alasannya tidak sepenuhnya salah.

"Kukira kau membeli untuk makanmu," ucap Carla menggidikan bahunya.

"Dan dengan lembutnya kau mengatakan jika aku tidak bisa memasak? Well, aku menantangmu kalau begitu," kata Harry menunjukkan smirknya.

"Hell no!" seru Carla membulatkan matanya, "Baiklah, ku akui aku tak pandai memasak. Jadi batalkan tantanganmu itu," lanjutnya malas dengan fakta buruknya menjadi seorang perempuan yang tak bisa memasak.

"For real? Kalau begitu kau harus mencoba masakanku. Kuyakini kau akan kecanduan dengan hasil masakanku," ucap Harry terdengar begitu percaya diri.

"I hope it, Styles."

'Mengapa aku merasa nyaman bersamanya? Oh, ia sangat pandai memperlakukan wanita dengan baik, ku akui itu,' gadis batin Carla sedang meleleh akan sikap Harry yang benar-benar berhasil membuatnya terus tertawa dan tentu saja melupakan masalah hidupnya.

Lalu tiba-tiba sebuah celery melayang tepat diwajahnya.

"Apa yang kau pikirkan, Carla?" tanya Harry dengan tawa yang menghiasi wajahnya.

[Carla's POV]

"Apa yang kau pikirkan, Carla?" suara Harry memberitahuku jika ialah pelaku dari dalang celery ini.

"Sialan," gumamku menatapnya licik. Setelah itu aku langsung melemparnya lagi dengan celery yang kutangkap darinya, dan juga beberapa sayuran di sampingku untuk menyerangnya.

Setelah mendapat balasan dariku, ia tak menyerah begitu saja. Ia lebih menyerangku dengan beberapa sayuran di sampingnya, dan begitupun denganku. Tak jarang beberapa orang yang lewat menatap kami dengan tatapan anehnya, namun kami sama sekali tidak menghiraukan mereka. Katakan kami anak-anak berusia 5 tahun karena mengadakan perang ditempat umum, dan seakan urat malu kami sudahlah terputus. Namun aku tak mempedulikan hal tersebut selama semuanya membuat suasana hatiku cerah kembali.

"Oh shit...." Gumamku memberhentikan aksiku saat melihat seorang pria berseragam yang berada dibelakang Harry. Harry tak menyadari hal tersebut dan terus menertawaiku.

"Sedang bermain, hm?"

***

"Okay Harry...." Ucapku berusaha menghentikan tawaku ketika mobil Harry sudah sampai didepan rumahku, namun Harry masih saja tertawa mengingat kejadian supermarket tadi.

Well, saat petugas supermarket itu menangkap kami yang telah membuat sedikit kerusakan ditempat sayuran, akhirnya kami mendapat omelan darinya. Dan jika kuingat lagi, posisi kami menunduk mendengarkan syair pria tersebut persis seperti dua murid kutu buku yang baru saja merobek buku perpustakaan. Dan entah ucapan apa yang Harry bisikan kepadanya sehingga pria tersebut benar-benar terpengaruh dan membuka jalan kabur untuk kami. Saat itu juga aku dan Harry pun pergi dari supermarket itu. Alhasil Harry membeli kebutuhan makanannya di toko lain sebelum mengantarku pulang.

Complicated // Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang