Jangan lupa pencet bintang atas kiri dulu sebelum baca :))
***
[Harry's POV]
Mataku lurus pada pemandangan di hadapanku yang berupa jalanan, pikiranku masih pada pria brengsek tadi, sedangkan telingaku tak bisa berhenti menikmati irama merdu keluar dari mulut Carla yang tak memiliki lampu merah untuknya. Kali ini aku berada di jok penumpang karena setelah kejadian belakang sekolah, ia menarikku paksa dan mendorongku begitu saja kedalam mobil.
"... kau tahu jika bisa saja kau mengalami gegar otak lalu bagaimana jika kau tak bisa masuk kelas? Dan jika kau kalah dalam perkelahian tersebut kau terbunuh, lalu jika kau menang maka kau lah pembunuh--"
"Tak apa jika itu Justin--"
"Dan kau akan dipenjara! Kau akan menjadi penjahat negara dan kita semua tak bisa menemuimu lagi karena kau berada dibalik jeruji besi itu!" ocehannya berhenti ketika kucondongkan tubuhku padanya dengan tangan yang menopang daguku.
"Kita, atau aku?" tanyaku menggoda, dan juga meralat perkataannya.
Ia melirikku sekilas dan bibirnya maju dengan sendirinya tanpa ia sadari, "aku juga termasuk dalam kita. Jadi jangan terlalu percaya diri."
"Hmm, bagaimana jika...." aku membenarkan posisi dudukku dan menarik nafasku sebelum membuangnya lembut. "Aku pergi saja dari negara ini, sehingga tak ada polisi yang bisa menangkapku, bagaimana?"
"Harry! Kau ingin pergi dariku?!" teriaknya memukul stir mobil membuatku tawaku begitu pecah. Apakah ia selalu begini jika sedang kesal? Kalau iya maka aku akan terus membuatnya kesal karena ia terlihat sangat menggemaskan.
"Kau ikut saja."
"Lalu apa yang akan kita lakukan disana?"
"Menikah."
Seketika mobil berhenti sangat mendadak membuat setengah tubuhku jatuh kebawah. Oh jadi ia juga suka melakukan hal ini? Berhenti ditengah jalan dengan mendadak dan membuat orang lain terjatuh? Atau ia belajar dariku? Good learning, honey.
"Aku baru 19, Harry!" serunya berlipat tangan didepan dadanya.
Aku membenarkan posisiku, "aku juga 20, lalu apa masalahnya?"
"Masa depanku masih panjang, jangan kau hancurkan."
"Aku juga salah satu masa depanmu."
"Harry!!!" serunya memukul-mukul bahuku lalu mengumpatkan wajahnya disana. Aku tak bisa melakukan apapun selain tertawa puas karena berhasil menggodanya, dan aku yakin jika sekarang wajahnya sedang memerah.
Mataku jatuh kedepan, dan oh, ternyata sedang lampu merah, pantas saja ia memberhentikkan mobilnya.
*
Tanganku berada diatas bahu Carla, bukan, bukan dalam rangka merangkul, namun karena kakiku yang tak kuat untuk berjalan. Tidak, salah lagi, sebenarnya bisa saja aku berjalan, namun Carla besikeras untuk membopongku mengingat tadi ia melihatku tengah ditendang Justin begitu hebat. Oh memalukan, seharusnya aku yang melakukannya didepan Carla.
"Harry?" ya Tuhan ada acara apa ini? Suara ini, suara yang tidak sama sekali asing di telingaku. Bagaimana bisa ia datang ke apartement ku tanpa mengabarkanku terlebih dahulu? Tak penting, seharusnya aku memikirkan bagaimana aku bisa menjelaskan memar-memar sialan ini di wajahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated // Harry Styles
Fanfiction"Sebenarnya aku anak siapa?" Bagaimana jika seorang gadis yang memiliki sifat sempurna dimata semua orang malah dipandang sebaliknya oleh keluarganya? Hal ini nyata dirasakan oleh Carla. Walaupun begitu Carla selalu mengubah hal gelap tersebut dilua...