16. Destroyer Seed

2 1 0
                                    

                        ***

[Author's POV]

Bel pulang baru saja terdengar di seluruh penjuru sekolah. Gadis ini sudah membulatkan niatnya untuk melakukan hal yang sedikit mengganggu paginya selama 10 hari terakhir ini, yaitu dengan kehadiran kotak putih yang selalu duduk manis diatas mejanya sebelum ia sendiri datang. Dan kali ini, Carla akan membahasnya.

"Kurasa kau tak perlu menghabiskan semua uangmu hanya untuk ini, Justin," ucap Carla memberikan kotak putih tersebut kepada sang pemberi.

"Hey ini hanyalah sebuah cokelat!" seru Justin terkekeh.

"Tapi ini termasuk cokelat termahal," elak Carla tak menurunkan tangannya.

"Aku tak keberatan untuk itu--"

"Dan aku keberatan," potong Carla menatap Justin tajam.

Justin memutarkan matanya malas sebelum membalas tatapan Carla. "Terimalah, Carla. Aku berjanji takkan memberimu lebih dari cokelat, dan itu membuatku senang."

Carla yang tak pernah menghalangi kesenangan orang lainpun membuat otaknya berpikir dua kali. Mana mungkin aku menolak kesenangan orang lain, apalagi hanya cokelat, tapi ini sangat mahal! "B-baiklah, kalau begitu terimakasih."

Justin yang mendengarnya langsung tersenyum lebar, "tidak masalah, Carla," dan tangannya mengusap-usap puncak kepala Carla dengan gemas.

Sayang sekali mereka berdua terlihat begitu menikmati waktu berduanya sehingga seseorang yang muncul disisi lain pun tak disadari walau satu pihakpun. Orang itu menatap keduanya, dan tatapannya menjadi pedang ketika menangkap tangan Justin yang dengan mudahnya berada dipuncak kepala Carla, apalagi hingga membuat gadisnya tersenyum.

"Tunggu waktunya, jerk."

*

"Well, i see," gumam lelaki mengaduk-adukkan minumannya sebelum ia menyedotnya, menjawab apa yang temannya baru saja ceritakan kepadanya dan juga teman-teman lainnya.

"Asshole," gumam lelaki curly ini menatap keluar jendela, menempatkan padangannya pada seorang lelaki dengan seorang gadis yang baru saja keluar dari kedai es krim.

"Kau tak ingin menghampirinya? Um, menghajarnya, mungkin?" tanya Niall terlihat heran dengan tingkah Harry yang sama sekali tak bergerak walau gadisnya tengah berjalan dengan pria lain, apalagi seseorang yang baru saja tergolong paling dibenci dalam dirinya.

"Semua ada waktunya. Dan semakin lama aku membiarkan, semakin melayang nyawanya ditanganku," gumam Harry mengepal tangannya keras diatas meja. "Kita lihat saja seberapa gatal ia pada gadisku."

"Aku tahu kau tak takut apapun, namun harus ku ingatkan jika ia hanya mengejar apa yang sudah menjadi milikmu," ucap Liam membuat senyum Harry timbul, senyuman kebanggaan.

"Maka dari itu jagalah Carla dengan baik," sambung Zayn.

-------------

"Justin, thank you," ucap Carla menjilat es krim yang ia pegang dikedua tangannya sambil menatap Justin.

Justin yang melihat Carla pun terkekeh gemas, "tak apa, kalau kau ingin aku akan membawamu ke kedai es krim setiap hari."

"Tidak tidak!" seru Carla cepat, kedua matanya sudah membulat karena dengan seketika ia teringat dengan lelakinya yang belum ia temui semenjak berangkat sekolah. "Bisa bisa aku batuk jika terus memakan es krim," lanjutnya membuat sebuah alasan.

Complicated // Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang