18. Unexpected

1 1 0
                                    

Vote dulu sebelum baca, makasiii!

                        ***

Kakiku berjalan gontai mengarah pada kampus yang berjarak tak begitu jauh dari terminal. Yeah, pagi ini aku berangkat dengan bus lagi. Aku mengerti jika Harry sedang marah padaku, dan aku tidak bisa menolak pernyataan itu. Seharusnya aku bisa menahan tubuhku ketika Camille menarikku begitu saja kedalam mobil Justin, namun entahlah, rasanya kekuatan Camille lebih besar dibandingku. Ah, aku lupa dengan postur tinggi Camille yang tak bisa kubandingkan.

Lalu sekarang apa yang harus ku katakan pada Harry agar ia bisa memaafkan kebodohanku? Bahkan aku sudah siap mendapat perlakuan amarahnya ketika ia sudah berhasil mendapati diriku. Yeah, apapun itu lakukanlah Harry, karena semua itu adalah kesalahanku.

Beberapa menit lagi bel masuk akan berbunyi, dan sosok Harry belum juga muncul di mataku --karena aku tahu ia memiliki kelas yang sama denganku-- membuat pikiranku sedikit random mengkhawatirkannya. Apa ia jatuh sakit karena sudah hujan-hujanan kemarin? Lagi-lagi aku merasa bersalah karena itu.

"Eettt, morning mrs. Rose," suara lelaki terdengar didepan pintu. Kulihat lelaki itu baru saja meluncurkan kakinya agar sampai kelas lebih dulu sebelum mrs. Rose masuk dan mengkategori dirinya telat.

"Good job, Styles. Duduklah," mrs. Rose mempersilahkannya masuk dan itu berarti usahanya berhasil.

Namun entah mengapa mata ini sangat takut untuk menatapnya ketika ia melewati barisan tempat dudukku sehingga aku hanya bisa menatap jari-jariku yang sengaja kumainkan. Langkahnya diberi jeda sebentar ketika sampai di tangga barisanku sebelum melanjutkannya lagi ke puncak barisan. Aku sudah bisa menggambarkan wajahnya yang penuh dengan kekesalan padaku.

*

Bel kelas pertama selesai sudah berbunyi. Semua orang mulai bersiap-siap untuk melakukan apa yang mereka mau selama beberapa menit berlangsung, tak terkecuali Dani, Ele, dan Perrie, namun akulah orang terkecuali dalam kegiatan itu. Rasanya aku tak bisa melakukan apapun dan tak berselera untuk pergi kemanapun mengingat cepat atau lambat aku akan bertemu dengan Harry.

"Ayo Car--" ajakan Dani menggantung tanpa ada yang memotongnya.

Aku mendongak padanya yang ternyata sedang menatap kearah belakangku. Karena itu, akupun menoleh ke belakang, penasaran dengan apa yang ia lihat hingga kalimatnya tak terselesaikan. Namun tak ada yang kulihat ketika kepalaku terputar sempurna, kecuali hijau emerald yang mengunci hazelku.

"We're leaving, Carla," suara para gadis terdengar agak samar-samar ditelingaku. Dan aku tak mengindahkan pamitan mereka.

"Beritahu aku jika kau baik-baik saja," tangannya memegang kedua pipiku lembut. Yang kudapati bukanlah tatapan amarahnya, namun berbanding sebalik karena ia memancarkan rasa cemas didalamnya.

"K-kau-- ti..dak marah-- denganku?" tenggorokanku seakan tercekat sesuatu untuk menanyakan sikapnya sekarang.

Dan yang kudapati sekarang adalah alisnya yang bersatu heran, "untuk apa aku marah? Bahkan kau tak melakukan kesalahan."

Kepalaku menunduk dan aku menggigit bibir bawahku takut. "Kemarin aku meninggalkanmu," lirihku begitu sedih. Namun sebuah tangan meraih daguku dan memaksa hazel ini menatap emeraldnya.

"Sayang, dengan kau diculik seperti kemarin kau masih mengatakan jika kau meninggalkanku? Aku lebih mengkhawatirkan akan terjadi sesuatu padamu dari pria bajingan itu," ucapnya dan tak ada yang bisa kulakukan selain memeluknya.

"Aku hanya sedikit takut kala itu," gumamku didalam tenggelamnya kepalaku pada lehernya.

"Kali ini takkan ku biarkan kau pergi dariku lagi."

Complicated // Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang