Chap 20

43 5 0
                                    

Sorry for typo
Hope you like ^^
.
.
.
.

Eungh..

Mata bulat itu berkedip pelan menyesuaikan cahaya yang masuk pada matanya.

"Gue dimana? Akh.. aduhh sakit banget. Kok bisa ada di ruang rawat inap sih? Kak Firman?! "

Hari ini adalah hari pemakaman Firman. Tapi Risa tidak bisa berbuat apa apa, bahkan dirinya tidak diperbolehkan menghadiri pemakaman kakaknya sendiri. Oh ya, dia juga mendapat cacian dan dia juga diusir dari rumahnya jika kalian ingin tau.

Flashback on

"Dengar ini baik baik Risa. Untuk yang terakhir kalinya, saya mohon untuk tidak hadir dalam acara pemakaman adik saya, Firman. Satu hal lagi bawa pergi dirimu serta semua barang barang mu itu dari rumah keluarga Hermawan. Karena mulai detik ini kau bukan lagi anggota keluarga Hermawan. Sekarang pergi dari sini, Risa"

Ucap Doni dengan wajah merah juga penekanan di setiap nadanya. Farell hanya bisa menangisi kepergian Firman. Sekarang yang ia punya hanya Doni. Cuma Doni dan hanya Doni.

Risa? Farell pun juga telah menganggap Risa adiknya sudah ikut mati bersama dengan Firman. Dan yang didepannya ini hanyalah angin lalu.

"Kak, aku mohon. Aku hiks.. mohon buat yang terakhir kalinya, biar aku ikut kalian ke pemakaman kak Firman. Selepas itu, semuanya terserah pada kalian. Terserah jika kalian ingin mengusir ku, aku tak masalah. Mencoret namaku dari daftar keluarga Hermawan? Silahkan. Lakukan sesukamu. Tapi beri aku kesempatan untuk melihat kak Firman. " Jatuh terduduk dengan air mata yang tak bisa dibendung lagi.

Lemah
Lemah

Hanya itu kata yang muncul dalam benaknya.

Farell menarik Risa untuk mendekat pada mayat Firman. Menarik paksa lebih tepatnya.

"Sini! Lihat. Sudah puas kau buat adikku seperti ini?! Puas?! Mama, lalu Firman. Selanjutnya siapa? Aku, atau kak Doni? Jawab iblis! Agar kau tak perlu repot repot menyiapkan galian tanah untuk kami, biar kami sendiri yang mengurus pemakaman berikutnya untuk siapa. Sekarang pergi! Pergi dari sini sebelum aku melakukan hal kasar padamu. Bawa semua barang barangmu. Semuanya, termasuk apa yang sudah orang tua kami beri padamu. " Habis sudah kesabaran Farell. Ia mendorong kasar Risa pergi dari ruang Firman.

Belum cukup ia memaki Risa, mulutnya mengeluarkan kata kata menyakitkan lagi.

"Jika tahu seperti ini akhirnya, sudah ku bunuh kau sejak bayi sialan !"

Risa hanya menangis sambil memegang kepalanya yang terbentur kursi tunggu.

Sebenci itukah mereka pada Risa?

Hingga tiba tiba ia merasa pusing disertai hidung yang mengeluarkan darah.

Aku kenapa?  ~ Risa

Bruk..

Flashback off.

Setelah sadar sepenuhnya, Risa mengabil ponsel yang kini berada di nakas samping ranjangnya. Menghubungi seseprang untuk meminta bantuan adalah ide yang tepat.

"Hallo"

"Iya? Eh, heh?! Kemana aja lo? Dicariin juga"

"Gue.. Gue di-dirumah sakit "

"Risa. Gue, udah denger kabar tentang kak Firman. Gue turut berduka ya "

"Iya, thanks. "

"Heem, terus lo kenapa bisa ada di rumah sakit?"

"Bisa kesini sekarang? Jemput gue, please. Gue ga tau mau minta tolong ke siapa lagi selain lu."

Malaikat Tanpa Sayap  [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang