Chap 31

29 1 5
                                    

Sorry for typo(s)
Hope you enjoy it
.
.
.
.

Jam menunjukkan pukul setengah lima sore. Sebelumnya Risa juga Ryan memilih untuk mampir ke salah satu kedai es krim. Juga membeli satu untuk dibawa pulang.

Klek..

"Kalian darimana?" Baru saja menginjakkan kaki di rumah, Saras dengan mata yang masih menatap TV melayangkan pertanyaan.

Ryan dan Risa seolah berdiskusi dengan pandangan mata perihal apa yang akan dikatakan untuk menjawab pertanyaan Saras.

"Oh, ini. Tadi gue ketiduran kan di mobil, pas bangun ngga taunya udah ada di pom bensin. Kak Ryan isi bensin, terus antri banyak. Gue kesel kan tuh, yaudah gue palak es krim." Jawab Risa

"Harus banget makan es krim sampe lima jam lebih?"

"Judes banget sih lu. Napa? Haid?" Saras memelototkan mata, bisa bisanya Risa menanyakan hal seperti itu didepan Ryan. Ya walaupun Ryan memang sepupunya, tapi kan tetap saja Ryan laki laki.

"Udah nih makan. Gue bawain satu, hasil malak kak Ryan. Makasih dulu cepet."

"Y gedi" ujar Saras cuek sambil mengambil es krim dari tangan Risa.

"Heh, tak tapuk loh kowe. Siapa yang ngajarin?" Kata Ryan.

"Risa" jawab Saras.

"Ih apaan, gue ngga pernah ngajarin Saras ngomong ketus pake Jawa loh kak." Pembelaan diri yang Risa layangkan.

"Sini kalian berdua." Ujar Ryan.

Risa dan Saras yang sudah tau bahwa ini adalah kode merah menjadi saling menatap, dengan Saras yang mulutnya masih bertengger sendok es krim.

Merasakan sinyal bahaya, mereka mengandalkan jurus andalan.

"Pstt, sekarang adalah waktunya." ~Saras

"Iya bener, hitungan ke tiga mumpet dikamar gue." ~ Risa

"Bisik bisik apa kalian?!"~ Ryan

1

2

3

"LARI SARAS!!!"

"AAAAA RISA TUNGGUIN GUE!"

"EH AWAS KALIAN BOCAH BOCAH!! "

°•° MTS °•°

Sekarang ini mereka sedang sembunyi dibawah meja belajar milik Risa.

"Risa, gue pengen tanya sesuatu sama lu." Sedikit heran, gadis di depan Saras itu hanya menganggukkan kepalanya

"Tapi janji dulu harus jawab jujur."

"Lu kenapa dah, tumben mau tanya doang sampe seribet ini."

"Ck, janji dulu ege."

"Iya, udah buruan."

"Lu ngga ada sesuatu yang disembunyiin dari gue?"

Lihat, mata Risa membelalak, bergerak gelisah tapi sebisa mungkin ia menenangkan dirinya.

"Ng-nggak ada."

"Bener?"

"I-iya. Haha, lagian ngapain boong ye kan?"

"Iya, ngapain boong. Tapi kenapa lu jawabnya gugup begitu?" Sumpah demi apapun Saras sepertinya akan lulus jika dia mendaftar jadi agen intelijen atau mungkin psikolog. Dan Risa benci dimana Saras menjadi peka pada dirinya akhir akhir ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Malaikat Tanpa Sayap  [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang