*Keramaian*

67 14 18
                                    

*

*

*

Author Pov

Mereka menghabiskan waktu mereka hingga beberapa jam hanya di taman. Bercanda ria, tertawa bahkan mereka juga mengomentari orang-orang yang menurut mereka aneh. Aline selalu bisa membuat hati Gibran terhibur. Seperti saat ini, Aline sedang mengomentari penampilan orang yang menurutnya aneh.

"Liat deh tuh, rambutnya nge-jreng kali Ran, kulitnya hitam lagi, masa iya rambutnya warna merah cabe", uajr Aline yang menunjuk salah satu wanita yang sedari tadi menarik perhatiannya hingga membuatnya tertawa.

Melihat Aline yang tertawa seperti itu, Gibran tertular.

Sepertinya Aline memiliki senyum dan tawa yang bisa menular terhadap orang yang melihatnya.

Merasa gemes akan tingkah Aline, Gibran mulai mengacak-ngacak rambut Aline yang membuatnya sedikit berantakan.

"Gibran lo apaansih, rambut gue Ran!",

Gibran mengehentikan kegiatannya

"Lagian lo dari tadi ngomentari orang mulu. Gak bosen?",

Aline tak menggubris perkataan Gibran. Tangannya masih sibuk membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Gue marah sama lo", celetuk Aline dengan tiba-tiba

Mendengar itu Gibran tersenyum sambil menaikkan salah satu alisnya

"Emang gue peduli?", 

Aline mulai menatap Gibran dengan tatapan sengitnya

"Yaudah kalo gitu, gue gak jadi ngizinin lo buat nginap di rumah gue",

"Aku bisa minta izin sama nyokap, bokap lo.",

"Ngeselin banget sih", ujar Aline yang semakin kesel

"Lagian alay banget, gue berantakin dikit, langsung ngambek",

"Yaiyalah. Cewe itu cantik diliat dari rambutnya juga, percuma cantik kalo rambutnya berantakan",

"Gak nanyak",

Mendengar itu, Aline langsung mencubit kuat hidung mancungnya Gibran. Membuat pria itu mengaduh kesakitan.

"Sakit bangsat!",

Gibran mengelus-ngelus hidungnya yang telah memerah akibat cubitan dari Aline.

"Impas", ujar Aline sambil tersenyum penuh kemenangan

Aline tersenyum puas melihat hidung Gibran yang perlahan mulai memerah. Tangannya tak henti-hentinya mengelus hidungnya yang benar-benar sakit karna cubitan Aline.

"Lo nggak mau minta maaf?", ucap Aline yang disambut tatapan heran oleh Gibran

"Ngapain juga gue minta maaf",

"Gue cubit lagi ni", 

Aline sudah mempersiapkan tangannya, hendak mencubit kembali hidung Gibran. Melihat itu Gibran tak tinggal diam, pria itu langsung mencegah tangan Aline dengan cara menggengam kuat tangannya hingga membuat Aline mengaduh kesakitan.

"Iya nggak. Lepasin Ran!",

Gibran melepaskan tangan Aline yang sedikit merah. 

"Ayo pulang",

"Ke rumah gue? lo serius? rumah gue kecil Ran. Mending lo gak usah aja deh nginep di rumah gue.",

"Gapapa",

"Gamama", 

Mendengar penuturan Aline barusan membuat Gibran mengehelakan nafasnya dengan kasar. Masalahnya tadi Aline sempat dalam fase dimana dia serius, namun tak butuh satu menit, dia kembali mengatakan hal-hal konyol.

GibranalineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang