*Permintaan Maaf*

48 16 45
                                    

  Maaf, telah menghadirkan luka di hati. Tetap tersenyum untukku, dan jangan di bagi-bagi karna itu akan memikat banyak hati

*

*

*

Gibran langsung meninggalkan Aline saat menerima panggilan dari Vanesha. Dirinya semakin merasa bersalah karna meninggalkan Aline begitu saja. Namun, pria itu juga tak bisa memilih antara Aline atau Vanesha. 

Melihat kondisi Vanesha membuat Gibran mau tak mau harus meningalkan Aline begitu saja. Saat dalam perjalanan, pria itu tampak kegelisahan, mengingat bahwa Noah bisa saja muncul secara tiba-tiba di hadapan Aline.

Khawatir akan terjadi apa-apa, Gibran memutuskan menelpon gadis itu.

Perasaan lega menyelimutinya saat pria itu sudah mendengar suara Aline yang menjelaskan bahwa ia baik-baik saja.

"Udah pulang?",

"Udah", jawab Aline singkat

"Sorry",

"Gapapa, Vanesha lebih butuh lo saat ini", sindir Aline halus

Sementara itu, Gibran menggaruk pelan tengkuknya yang tidak gatal. Entah kenapa pria ini gugup saat berbincang dengan Aline.

"Thanks, ah iya sebagai permintaan maaf gue gimana kalo besok kita ke pantai, mau?",

Aline diam sebentar, memikirkan ajakan Gibran

"Vanesha gimana?", tanya Alie ragu

"Nanti malam orangtuanya balik, jadi Vanesha juga udah bisa istirahat dirumah sambil dirawat sama mamanya",

Aline mengangguk dengan senyuman yang tercipta begitu saja.

"Ok, gue mau", 

Gibran tersenyum senang mendengar itu.

"Ok, bye",

Gibran mematikan sambungannya, sementara itu sedari tadi Vanesha berada di belakang Gibran, mendengar semua perbincangan mereka. 

Perlahan, wanita itu berjalan mendekati Gibran, lalu dengan lancangnya wanita itu mulai mengalungkan kedua lengannya pada leher Gibran.

Mendapat perlakuan mendadak seperti itu, membuat Gibran risih dan dengan cepat melepaskan dirinya dari Vanesha.

Matanya menatap tajam Vanesha.

"Kalian bener pacaran?", 

"Iya", balas Gibran menekankan kata itu

"Lo bener-bener mau liat gue hancur?", 

"Stop it! gue gak minta lo bahas masalah ini. Udah sembuh?", tanya Gibran mengalihkan pembicaraan sambil menempelkan telapak tangan kanannya ke dahi Vanesha.

Memeriksa suhu tubuh wanita itu.

"Gue udah sehat, hati gue yang sakit", 

GibranalineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang