*Mereka siapa?*

30 8 35
                                    

"Mereka tahu pada siapa hatinya akan jatuh dan berjuang untuk membuatmu luluh. Jangan buat mereka menjadi rapuh, karna melihat setetes air matamu yang jatuh."

*

*

*

Setelah pulangnya Aline dari rumah sakit, sikap Gibran pada wanita itu semakin membuatnya salah tingkah. Hanya perlakuan sederhana namun mampu membuat hatinya berdetak penuh makna.

Seperti saat ini, pria dengan ketampanan yang diatas rata-rata itu sudah berada tepat di halaman rumah Aline sambil mengetuk kuat pintu rumahnya. Padahal waktu baru saja menunjukkan pukul tujuh pagi, tapi pria ini telah datang begitu rapi.

" Jam berapa lo bangun?" tanya Aline yang masih kaget atas kedatangannya

"Gue tadi malam gak tidur"

Aline mengernyitkan keningnya bingung

"Kenapa gitu?"

"Gak tau, gue kepikiran lo terus"

"Dih najis"

Gibran tersenyum melihat wajah Aline sedikit mulai memerah akibat godaan yang diberikannya.

"Baper?" celetuknya tiba-tiba

"Nggak ih apaan" 

"Terus kenapa pipi lo merah gitu?"

Tak tahan dengan godaan Gibran padanya, Aline memutuskan untuk beranjak pergi ke dapur menjauhi Gibran.

"Mau kemana?"

"Masak" teriak Aline

Suatu kejadian langka menurut Gibran mendengar Aline yang ingin memasak. Pasalnya Gibran tahu betul bahwa wanita-nya tidak bisa masak. Merasa kepo, Gibran berjalan mendekati Aline, melihat apa yang tengah dimasak oleh wanita itu.

"Pergi gak! jangan disini Ran! Awas!" teriak Aline geram, menghalangi pria itu

Gibran tersenyum hampir ketawa.

"Napa sih, gue mau liat" 

Gak boleh! lo duduk aja" 

"Iya tapi gue pengen tau lo masak apa" katanya yang masih berusaha menggeser Aline 

Merasa kesal, Aline memukul pundak Gibran dengan sutil yang berada di tangannya.

"Rasain mampus lo" 

Aline masih setia memukul Gibran yang juga tengah berusaha melepaskan dirinya dari Aline, namun keduanya sama-sama tak ingin menyerah. Sampai akhirnya Aline menghentikan pukulannya setelah mencium bau gosong pada masakannya.

Aline segera menghampiri masakannya

"KAN TELOR NYA JADI GOSOOONGG!!"

Dengan cepat, Aline mematikan kompornya lalu memandang Gibran dengan bibir yang sengaja di manyunkan.

"Kenapa? mau marah sama gue?" 

"Kenapa sih harus gangguin gue! Gak bisa apa lo itu duduk diem bentar aja disitu"

"Ya kan gue cuma mau liat lo itu lagi masak apa"

"Terserah, gue cuma bisa masakin lo ini. Jangan salahin gue kalo telor nya gosong. Itu salah lo bukan salah gue"

Setelah mengatakan itu Aline mulai berjalan melangkah meninggalkan Gibran, namun dengan cepat pria itu menarik tangannya.

"Temenin gue makan"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GibranalineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang