*Aline Hilang*

37 14 21
                                    

*

*

*

"GIBRAAANN..mmpph!",

Tangan kekar milik seorang lelaki yang sedari tadi mengawasinya berhasil mendekap mulut Aline saat wanita itu tengah berteriak meminta pertolongan. 

Aline gelagapan seperti orang yang kehabisan nafas karna di dekap paksa oleh lelaki jahannam ini. Dirinya di tarik paksa pergi dari tempat itu. 

Matanya berlinang, tubuhnya bergetar dengan hebat. Saat ini Aline benar-benar takut.

Gibran tak mendengar teriakan Aline. Pria itu terus saja berjalan dengan santainya. Sementara Aline kini ia telah berhasil di bawa pergi oleh pria yang belum diketahui siapa dirinya.

Matanya sengaja ditutup dengan kain, tangannya juga diikat dengan sekuat-kuatnya begitu juga dengan kakinya. Dirinya benar-benar tak berdaya sedangkan pria yang berada dengannya kini menampilkan seringaian liciknya.

Mobil itu melaju dengan cepatnya, kurang lebih sekitar tiga puluh menit mereka telah sampai di sebuah gubuk tua yang tidak layak untuk dihuni lagi.

Sekarang, Aline berada dalam gendongan si pria, dirinya terus-menerus memberontak namun tak ada reaksi ataupun jawaban dari sang penculik itu.

Sementara itu, disisi lain Gibran telah kembali dengan dua botol minuman yang berada di genggamannya. Menyadari bahwa ia kehilangan gadisnya, mata tajam miliknya mencari Aline ke segala arah.

"Aline!",

Gibran berteriak sekencang-kencangnya karna tak kunjung menemukan wanita itu. 

Pria itu kembali berjalan ketempat semula, berpikir bahwa Aline telah berada disana. Namun matanya juga tak kunjung mendapati gadis itu.

Gibran memutuskan untuk menghubungi Aline, namun telinganya mendengar deringan handphone Aline yang berasal tak jauh darinya. Di sebuah tempat duduk, Gibran menemukan handphone Aline disana bergetar tanpa ada pemiliknya.

Dirinya membanting handphonenya begitu saja di atas deretan pasir-pasir putih. Merasa prustasi karna tak kunjung menemukan Aline.

Pria itu menjambak rambutnya dengan kuat. Duduk pasrah di kursi yang telah disediakan sambil menggenggam handphone Aline. 

                                                                                                             *******

Sementara di tempat ini, wajah Aline ditampar dengan kerasnya secara berulang-ulang. Berteriak pun ia tak bisa karna dekapan dimulutnya tak kunjung di lepas. Hanya air mata yang terus mengalir dengan derasnya sebagai jawaban atas siksaan yang ia dapatkan.

Plak

Plak

Plak.

Pria ini tertawa dengan kuatnya, merasa puas akan apa yang telah dilakukannya pada wanita ini. Tak peduli betapa merah hingga timbul sedikit luka di wajah indah milik Aline.

Merasa puas akan apa yang telah ia lakukan, perlahan pria ini membuka penutup mata dan mulut Aline, hingga Aline menyadari bahwa ia mengenal pria ini. 

Dirinya benar-benar terkejut dan takut, sedangkan pria itu malah menampilkan seriangain liciknya pada Aline.

Dengan tangan yang ia silangkan di depan dadanya, ia mulai menyapa Aline.

"Welcome my pretty",

Aline menunduk, menghelakan nafasnya dengan panjang sembari mengontrol rasa takut yang melekat pada dirinya.

GibranalineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang