*Hey, Kok Ngambek?*

36 12 25
                                    


"Senyum terus kaya gini tiap hari, gue gak suka lo cemberut kaya tadi"

                                                                                                                                   ~Gibran~

*

*

*

Sejak kejadian kemarin, Gibran terus menerus menghubungi Aline namun gadis itu juga terus-menerus mengabaikannya. Membiarkan Gibran dengan segala kekhawatirannya.

Sudah tiga hari, Gibran selalu datang mengunjungi rumahnya, namun tak ada sedikit niat pun untuk datang menemui pria itu. Entahlah, dia juga tidak tahu mengapa ia bisa bersikap seperti layaknya orang berpacaran, padahal hubungan mereka yang sebenarnya adalah hanya sebatas majikan dan bawahan.

Kenapa gue harus marah?  rutuknya pada diri sendiri

Ingat Aline, Gibran majikan lo, ntar lo di pecat akhirnya lo jadi bokek.

Pikiran Aline masih berkelana tentang itu. Kedua tangannya sedang menggenggam handphone yang ia dapatkan dari Gibran, berniat ingin menghubungi pria yang selama ini diabaikannya.

"Lin, are you okay?", ujar Aqsa yang sedaritadi bersamanya

Kening Aqsa berkerut memandang wajah gelisah Aline.

Merasa tidak ada jawaban dari Aline membuat Aqsa kembali mengulang perkataanya.

"Lin, are you okay? hey", lanjut Aqsa sembari mengibas-ngibaskan telapak tangannya di depan wajah Aline.

Mata Aline berkedip seketika, lalu beralih memandang Aqsa.

"Sa, kalo gue dipecat sama Gibran gimana?",

"Emang dia mau mecat kamu?",

"Ya nggak, gue tanya "Kalo" bego", 

"Kayanya kamu gak bakal dipecat sama Gibran Lin", 

Aline mengernyitkan keningnya mendengar penuturan Aqsa

"Kok lo bisa mikir kaya gitu?",

"Ya kalo dia mau mecat kamu, harusnya udah dari kemaren",

"Mampus gue", ujar Aline sambil menepuk pelan jidatnya

"Kenapa?" tanya Aqsa heran

"Kayanya emang dia udah mau mecat gue deh Sa, soalnya dari kemaren dia telfonin gue terus, bisa jadikan dia mau ngomongin soal itu?",

Aqsa tampak berpikir sambil menatap kedua mata Aline dengan intens.

"Paansih, kenapa lo liatin gue kaya gitu?", ujar Aline risih karna tatapan Aqsa

"Telfon Gibran sekarang"

"Nggak! apaan"

Tolak Aline cepat atas perintah yang Aqsa berikan.

"Tanyain ke dia, kamu di pecat apa nggak"

"Nggak, dih apaan. Malu gue"

Melihat Aline yang menolak keras perintahnya, membuat Aqsa terdiam, memikirkan cara lain untuk membantu sahabatnya.

Sekarang, keduanya tampak berpikir, namun terganggu karna sebuah panggilan berasal dari handphone gadis itu.

Pria Sinting is calling....

Melihat nama yang tertera di handphone miliknya, membuat Aline mendadak kaku seketika, matanya sontak melebar menatap ke arah Aqsa, membuat pria itu bingung.

GibranalineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang