Orang yang menginginkan impiannya menjadi kenyataan, harus menjaga diri agar tidak tertidur." - Richard Wheeler.
Hazel menatap kepergian Laut dari Balkon kamarnya. Ia melihat Laut membuka kan pintu Mobilnya untuk Raina
Mereka berdua terlihat serasi saat bersama. Laut yang tampan dan Raina yang cantik.
Tapi entah mengapa, dirinya tidak bisa mengakui hal itu.
Laut terlihat melirik ke arah Hazel dan tersenyum lalu memasuki Mobilnya dan menjalankan nya
---
Hazel masih termenung memikirkan Laut dan Raina yang berkencan lalu apakah Ia membuat keputusan yang tepat dengan menerima tawaran Laut untuk bergabung di Band nya?
Ia sedikit merasa takut jika tidak bisa seperti apa yang Laut harapkan. Hazel tidak ingin membuat Laut kecewa terhadapnya
"Ezel!"
Hazel tersentak ketika Mejanya di gebrak oleh Sarah yang berdiri di depannya
Setelah tenang, Hazel hanya menampilkan raut wajah 'apa'
Tiba-tiba saja Sarah mengulurkan tangan kanannya
"Kita temenan!"
Ucap Sarah yang membuat Hazel terbengong tidak percaya
Apakah ada Orang yang mengajak berteman dengan cara menggebrak meja Seseorang yang ingin Ia ajak berteman?
"Hah?"
Balas Hazel
"Karena Pacar Laut tetangga Lo. Gue mau mata-matain dia!"
Ucap Sarah sembari mengepalkan tangannya ke atas
Hazel pun hanya menampilkan raut wajah tidak peduli dan membuka lembaran Buku Novel yang belum sempat Ia selesaikan
"Rea minggir! Karena mulai hari ini, Ezel duduknya sama Gue!"
Hazel sedikit melirik ketika Rea di usir oleh Sarah dan Hazel pun tidak memperdulikan nya
Sarah yang membuat pertemanan dengan Hazel dengan dalih ingin memata-matai Raina itu selalu bersama dengan Hazel
Entah saat jam pelajaran, Istirahat, Olahraga, kelas musik dan pulang sekolah
"Sar, Lo gada kerjaan apa?"
Tanya Hazel yang mulai sedikit jengah
"Ada. Lah ini kerjaan Gue, ngikutin Lo"
Jawab Sarah enteng.
Hazel kembali mengacuhkan nya hingga saat Raina datang ke kelasnya dan bertemu dengan Laut
Hazel hanya melihatnya dengan ekor matanya
"Ay, pulang bareng kan?"
Ucap Raina yang membuat Sarah marah sebenarnya bukan hanya Sarah, Hazel pun iya, tapi Ia mencoba bersikap tenang
