Bagian 7

236 28 20
                                    

Semoga puasa hari ini lancar☺

Happy reading🌹

Hati-hati typo karena tidak direvisi terlebih dahulu.

🐳🐳🐳

Selama kamu terus menuruti nafsu untuk balas dendam, maka tidak akan pernah ada rasa puas di hatimu.

VIONA ARABELL^

🌹🌹🌹

Vio buru-buru membuka pintunya karena sejak tadi bel rumahnya terus berbunyi. "Sebentar," ucapnya.

"Waalaikumussalam … Mama," ucapnya terkejut.

Vio langsung memeluk erat tubuh wanita di depannya itu. Sudah begitu lama dia tidak bertemu dengan ibunya. Terhitung 17 tahun lamanya mereka berpisah.

"Masuk dulu, Ma, Vio buatkan minum."

"Gak usah. Mama cuma pengen ngasih peringatan sama kamu," sinis Sarah.

Vio mengernyitkan keningnya. Dia tidak paham dengan apa yang dikatakan mamanya. "Peringatan apa, Ma? Vio gak melakukan kesalahan, kan?"

Sarah berdecak. "Memang bukan kamu yang berbuat kesalahan, tapi anak tidak tahu diri itu yang bersalah?!"

"Ada apa sih ini ribut-ribut?!" sentak Echa dengan wajah kesalnya.

Sarah menatap sinis perempuan itu. "Ini nih biang keroknya! Kamu kan yang udah bikin cucu saya sakit! Iya, kan?!" bentaknya.

Echa bergidik. "Idih, emang gue kenal sama cucu situ!"

"Anak kurang ajar kamu, ya! Ngomong sama orang tua gak ada sopan sopannya! Icha itu cucu saya! Salah apa dia sama kamu sampai kamu bikin dia luka seperti itu, hah?!"

Echa terkejut, tapi dia berusaha untuk tetap memasang wajah tenangnya. "Lah kok nuduh gue? Gue lagi diskors gak mungkin gue datang ke sekolah!"

"Echa!" Vio membentak putrinya. Kali ini Echa sudah sangat keterlaluan.

"Seperti ini Vio anak yang kamu pilih? Benar-benar menunjukkan kalau anak tidak jelas itu sifatnya tidak bisa seperti orang tua yang mengasuhnya," papar Sarah yang sudah terlanjur kesal.

"Ma," bisik Vio seraya menatap penuh harap pada mamanya agar tidak membahas hal itu di depan putrinya.

"Kenapa? Masih mau bela orang yang salah? Dia itu seharusnya sadar diri! Sadar status!"

Echa yang sudah pengang mendengar perkataan Sarah langsung masuk ke dalam rumah. Dia tidak tahu apa yang sedang Sarah bicarakan pada bundanya.

"Memang apa yang sudah Echa lakukan pada Icha?" tanya Vio cemas.

"Anak tidak jelas itu membuat cucuku pulang dengan luka jahitan di dahinya. Lagi lagi yang namanya anak tidak jelas, pasti tingkahnya juga tidak jelas! Ibunya pelacur anaknya pasti juga akan begitu!"

Echa yang belum jauh melangkah masih bisa mendengar suara itu. Kakinya mendadak berhenti melangkah dan enggan digerakkan. "Pelacur?" gumamnya.

"Mana mungkin Bunda seperti ituitu. Bunda kan orang yang baik," lirihnya.

Echa berbalik kembali menghampiri dua orang yang masih berbincang itu. "Heh, Nenek Tua! Kalau ngomong hati-hati, dong! Bunda itu orang baik, bukan seperti yang kamu bilang!" cacinya tidak sopan.

Sarah menatap tidak percaya pada Vio. "Wah wah wah, dia tidak peka. Ibumu itu memang pelacur kelas kakap yang hobinya melorotin harta orang!"

"Sudah, Bu, sudah," lerai Vio. Sarah melarangnya untuk memanggil dirinya dengan sebutan 'Mama' atau dia akan membongkar semuanya.

REGRET || TAMAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang