Bagian 26

258 26 10
                                    

Awas typo berkeliaran!

Happy Reading🌹

🐳🐳🐳

Seribu kebaikan yang orang lain lakukan pada kita akan tertutup dengan satu kesalahan.

REGRET*

🌹🌹🌹

"Kamu sakit apa, Cha?" tanya Zahra setelah berhasil menghentikan darah Icha yang terus keluar. Icha hanya tersenyum tanpa berniat menjawab.

"Mereka semua tau?" tanya Zahra lagi. Kali ini Icha merespons dengan gelengan.

"Kenapa?" Lagi-lagi Icha hanya menggeleng.

"Ya udah kalau gitu, kamu istirahat aja, ya. Aku bakal temenin kamu di sini."

Brak!

Mereka berdua menoleh bersamaan saat mendengar pintunya terbuka dengan kuat.

"Lo apain Icha?!" sungut Arya seraya mendekat.

Icha menarik tubuhnya untuk duduk. "Ar, jangan marahin Zahra. Justru dia yang tolongin aku tadi."

Arya tetap saja berekspresi dingin. "Mau pulang?" tanyanya datar.

Icha menggeleng. "Aku istirahat sebentar aja di sini. Nanti aku ke kelas lagi," jawabnya lirih.

"Aku jagain, ya?" tawar Arya.

"Kamu ke kelas aja, belajar yang bener biar bisa ngajarin aku, hehe. Aku masih pengen sama Zahra, kangen."

Arya melirik Zahra yang tersenyum pada Icha. "Ya udah deh. Zah, gue titip Icha. Awas kalau lo berani macam-macam sama dia," ancamnya sebelum dia pergi meninggalkan mereka.

Zahra menatap Icha meminta penjelasan. Icha hanya terkekeh pelan dan tentu saja membuat Zahra menjadi gemas.

"Arya calon suami aku, Zah," jelasnya kemudian.

Zahra melotot terkejut, yang benar saja mereka sudah menjadi calon. "Ngibul, ya?"

Icha hanya mengedikkan bahunya. "Mau percaya ya enggak apa-apa. Enggak percaya ya enggak apa-apa, hehe."

Zahra hendak membuka suara, tapi suara salam dari luar membuat mereka refleks menjawab. Sosok Arga masuk dengan begitu kalemnya membuat Zahra semakin mengaguminya dalam diam.

"Cha, kamu sakit lagi? Sebenarnya kamu itu sakit apa, sih? Mau cek ke rumah sakit? Bahaya kalau didiemin terus-terusan," cerocosnya tanpa berhenti.

"Aku enggak apa-apa kok Arga. Dokter udah cek semuanya. Mungkin aja karena aku kecapekan," sahutnya. "Oh, ya, tumben enggak sama Echa. Ke mana Echa?"

Arga berdeham. "Cha, kita udah gak pacaran lagi."

Icha jelas saja terkejut. "Hah?! Sejak kapan? Kenapa enggak ada yang kasih tau Icha? Terus kenapa kalian putus? Kebiasaan banget sih kamu, Ga, putusin Echa!"

"Semesta enggak izinin kita, Cha."

"Echa di mana sekarang?"

"Di kelas kayanya."

Tanpa mereka sadari, sejak tadi Echa berada di luar dan mendengarkan apa yang mereka katakan. Melihat Icha yang bisa akrab dengan Arga, kemungkinan besar membuat Arga semakin jatuh cinta pada perempuan itu.

Arga menatap Icha lekat. Dia sudah meminta gadis itu pada eyangnya, tapi dia tidak tahu apa alasan dirinya ditolak. Setidaknya dia masih ingin berjuang untuk Icha, siapa tahu nanti akan diterima. Laki-laki itu tidak tahu kalau Icha sudah akan menikah dengan sahabatnya sendiri. Miris sekali.

REGRET || TAMAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang