Bagian 27

268 24 11
                                    

Awas typo bertebaran.

Happy reading🌹

🐳🐳🐳

Sepandai-pandainya kalian menyembunyikan sesuatu, pasti akan terbongkar juga.
Layaknya menyembunyikan bangkai dan baunya akan tercium juga nantinya.

REGRET*

🌹🌹🌹

Hari ini adalah hari Sabtu. Semua siswa dipulangkan lebih awal karena guru akan mengadakan rapat tahunan. Tentu saja kabar mendadak itu membuat mereka semua merasa begitu bahagia.

Echa menghampiri Icha yang masih mengemasi peralatan sekolahnya. "Jam dua gue tunggu lo di taman," ucapnya cepat dan langsung berlalu dari sana.

Icha menatap sendu kepergian Echa. Perempuan itu sudah berubah seperti dulu lagi tanpa Icha tahu apa kesalahannya.

"Cha," gumam Arya yang disahuti dehaman oleh Icha. "Kamu marahan sama Echa?" tanyanya.

"Enggak, tapi Echa gak tau kenapa berubah gitu lagi."

"Mau aku temenin buat nanti?" tawarnya.

Icha menggeleng. "Enggak usah, Ar, mungkin ada yang ingin Echa katakan sama aku. Aku pulang duluan, ya."

"Ya udah kalau gitu. Hati-hati ya nanti. Kalau ada apa-apa, hubungi aku."

Icha tersenyum begitu tulus. Perasaannya berubah tidak enak. Dia merasa tidak akan bisa tersenyum lagi untuk laki-laki itu. Buru-buru Icha beristighfar dalam hati karena sudah berprasangka yang tidak tidak. Akhirnya, dia pun memutuskan untuk pulang sekarang.

***

"Aku sama Arga gak ada hubungan apa-apa, Cha. Kamu jangan nuduh yang enggak enggak ke aku."

"Lo itu munafik, Cha! Katanya mau bantu gue balik lagi sama Arga, tapi nyatanya apa? Lo yang malah deket sama dia!"

Icha mengembuskan napasnya kasar. "Cha, apa yang kamu bilang itu enggak bener. Aku bisa buktiin kalau kamu mau."

Hujan yang tadinya rintik-rintik kini turun dengan derasnya, tapi itu tidak membuat mereka pergi dari sana. Mereka masih berdebat di bawah derasnya hujan yang membasahi bumi.

"Cha, aku harus apa biar kamu percaya sama aku?" tanya Icha setengah berteriak karena suaranya kalah dengan suara hujan.

"Gue benci sama lo, Cha!" Echa tidak menjawab pertanyaan Icha dan langsung pergi begitu saja dengan tangis yang tersamarkan hujan.

Awalnya dia sudah tidak mau membalas dendam pada Icha karena Arga yang sudah mulai kembali dekat dengannya, tapi tiba-tiba semuanya berubah sejak Echa datang bertemu dengan keluarga Arga. Semenjak hari itu, Arga memperlakukan dirinya tidak seperti sebelumnya. Seperti dia tengah memperlakukan Echa seperti adiknya sendiri.

Echa semakin menangis saat mengingat Arga yang sedang mengungkapkan cintanya pada Icha beberapa hari yang lalu, bahkan laki-laki itu melamar Icha di depan matanya sendiri. Kenapa harus Icha? Kenapa? Bunda dan papanya juga lebih sayang pada Icha. Dia merasa asing di antara mereka. Seolah-olah Icha adalah anak mereka, bukan dirinya.

Icha terus berteriak memanggil Echa, tapi perempuan itu tidak mendengar karena suara Icha teredam hujan juga jarak mereka yang cukup jauh.

Icha menutup mulutnya saat melihat truk yang melaju begitu kencang dengan arah yang tidak beraturan. Apakah rem truk itu blong? Tanpa berpikir panjang, Icha berlari kuat-kuat menghampiri Echa.

REGRET || TAMAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang