Hati-hati typo. Mohon koreksinya.
Happy Reading🌹
🐳🐳🐳
Menghancurkan orang itu mudah. Cukup buat kepercayaannya hancur maka dia akan pergi dengan sendirinya.
REGRET*
🌹🌹🌹
Ucapan Vio terus terngiang di telinga Icha. Gadis itu bahkan sempat mampir di kafe untuk menenangkan pikirannya dan tentu saja itu membuat kakaknya uring-uringan. Kakaknya menyusul ke kafe karena sudah khawatir sejak tadi. Pasalnya, adiknya itu tidak memberi kabar sama sekali mau pergi ke mana dan tiba-tiba memberi pesan padanya kalau sedang berada di kafe sekarang.
"Assalamu'alaikum," ucap Angga yang baru saja sampai.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh. Maafin Icha, Kak, udah bikin Kakak khawatir."
"Iya, enggak apa-apa. Kakak gak bisa ngekang kamu terus karena kamu juga butuh bersosialisasi. Maafin Kakak ya udah terlalu berlebihan sama kamu."
Icha memaksakan senyumnya. "Enggak apa-apa, Kak. Setidaknya karena Kakak, aku bisa merasakan bagaimana dilindungi dan diperhatikan oleh sosok seperti ayah."
Deg!
Angga mendadak diam tak berkutik saat Icha berkata seperti itu. Nyatanya, ayah mereka saat ini sudah berada di satu kota yang sama dengan mereka. Hanya saja, Angga lebih kasihan pada Icha yang belum sempat mendapat perhatian orang tuanya sejak kecil. Berbeda dengan dirinya yang sempat merasakan kasih sayang mereka sebelum semuanya terjadi.
"Kak, kok diem?" tanya Icha heran.
"Enggak apa-apa. Kamu mau pulang sekarang?" tawarnya.
Icha hanya mengangguk. "Mampir sebentar ke mushala, udah mau maghrib sekarang."
"Siap, Bos!"
***
Tidak terasa hari-hari telah berlalu dan saat ini tahun ajaran baru telah dimulai. Icha, Echa, dan yang lainnya sudah kelas dua belas sekarang. Menjadi kakak tingkat yang paling tinggi dan paling sibuk-sibuknya karena ujian yang akan cepat datang nanti.
Echa memasuki kelas barunya. Dia baru menyadari kalau ada Icha dan Arga di kelas yang sama dengannya. Tidak hanya itu, ternyata Arya juga berada di kelas yang sama dengan mereka. Dua laki-laki itu duduk mengapit Icha yang berada di tengah-tengahnya. Tentu saja hal tersebut membuat Echa naik pitam.
"Pagi Icha!" sapa Echa yang pura-pura ramah dan terlihat biasa saja.
"Assalamu'alaikum Echa. Pagi juga."
Arga dan Arya sama-sama bingung karena Icha dan Echa yang sangat berbeda dari sebelumnya. Apakah mereka tertinggal sesuatu karena selama liburan jarang berkumpul seperti biasanya.
"Cha, lo enggak ada niatan jelek ke Icha, kan?" sidik Arga yang merasa curiga.
Icha yang mendengar pertanyaan Arga langsung memukul laki-laki itu menggunakan kotak pensilnya. "Suudzon itu enggak baik, Ga, diem aja deh kalau gak tau apa-apa."
Echa mengembuskan napasnya pelan. "Gue kayanya serba salah ya di mata kalian. Gue jahat ke Icha, kalian bully. Giliran gue baik sama Icha, kalian kira gue ada niatan jelek buat Icha. Di manakah hati kalian?" ucap Echa mendramatisir suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET || TAMAT✔
Dla nastolatków⚠DON'T COPAS MY STORY!⚠ #11 challenge30GP (23 Mei 2020) Hidup di tengah keluarga yang begitu hangat juga berkecukupan, sangatlah menyenangkan. Namun, hidup bahagia di atas suatu rahasia yang cukup besar tentu saja hal yang sulit diterima. Echa, si g...