Ini yang terakhir kalinya. Sampai bertemu Banana di karya yang lain. Cek di akun banana, siapa tahu suka. Syukron katsiira🤗
Happy Reading🌹
🐳🐳🐳
Katanya, manusia memiliki tujuh kembaran di dunia ini, tapi entahlah apakah itu benar.
REGRET*
🌹🌹🌹
Ufah menangis sejadi-jadinya di balik pohon besar dekat makam Icha, sahabatnya dulu. Dia meremas kertas yang Echa berikan kemarin padanya. Perempuan itu jatuh ke tanah dan tangannya mengais tanah basah itu dan melemparnya brutal.
"Icha, lo jahat banget! Lo pergi gitu aja tanpa ngomong apa-apa sama gue! Katanya lo kangen sama gue, tapi apa buktinya? Lo pergi sebelum gue datang! Ichaa, gue belum minta maaf secara langsung sama lo! Gue tau, Cha, lo udah maafin gue, tapi rasa bersalah dan penyesalan gue masih ada! Kenapa lo jahat banget, Cha, bikin gue menanggung rasa ini seumur hidup gue nanti! Ichaaa, gue pengen meluk elo, tapi elo udah gak bisa dipeluk lagi! Ichaa, gue rindu sama lo!"
Tiba-tiba seseorang merengkuhnya dari samping. Perempuan itu menangis ketika melihat sahabatnya menangis seperti itu. "Icha udah tenang, Fah. Jangan seperti ini, kasihan Icha," tuturnya.
"Gue masih salah sama Icha, Zah! Salah gue banyak ke dia! Gue … gue harus gimanaa?!"
"Ikhlasin Icha dan jangan ungkit lagi masalah itu. Icha udah maafin kamu sejak lama. Dia pasti mengerti, Fah. Cukup, jangan menangis lagi. Kita semua berduka, bukan kamu aja."
"Lo masih mau temenan sama gue?"
"Aku tetep anggap kamu sahabat meski kamu benci sama aku."
***
Tisa dan Gio datang ke rumah Vio bersama Echa dan Arga. Mereka berniat untuk meminta maaf atas semua kesalahan yang sudah mereka lakukan dulu. Namun, kondisi Vio yang masih jauh dari kata baik akibat kepergian Icha, membuat mereka mau tidak mau harus mengerti.
"Vio, aku bener-bener minta maaf. Aku enggak tau kalau semuanya bakal jadi seperti ini. Aku … aku menyesal, Vi, maafkan aku." Tisa bersimpuh di lutut adik angkatnya itu.
Vio sebenarnya masih belum bisa menerima semuanya, tapi dia tetap berusaha bersikap wajar dan tidak berlebihan. Wanita itu menarik tubuh kakak angkatnya agar berdiri dengan hati-hati. "Vio marah, tapi enggak ada gunanya. Vio pengen marahin Kakak, tapi percuma karena Icha enggak akan balik lagi. Vio udah maafin kalian dan sekarang Vio minta Kakak pergi dari sini dan jangan pernah muncul lagi di depan Vio. Vio enggak mau lihat kalian lagi," putusnya.
"Tapi, Vi—"
"Pergi, Kak. Vio takut emosi Vio datang dan enggak bisa dikontrol lagi."
"Bunda," lirih Echa.
"Icha?"
"Ini Echa, Bun."
Vio mengusap kasar air matanya yang keluar. "Echa pulang, ya. Tempat Echa bukan di sini lagi. Echa udah ketemu keluarga kandung Echa. Bahagia terus ya, Cha, sayangi Mama kamu dan jangan dibentak-bentak. Sesekali datanglah ke sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
REGRET || TAMAT✔
Teen Fiction⚠DON'T COPAS MY STORY!⚠ #11 challenge30GP (23 Mei 2020) Hidup di tengah keluarga yang begitu hangat juga berkecukupan, sangatlah menyenangkan. Namun, hidup bahagia di atas suatu rahasia yang cukup besar tentu saja hal yang sulit diterima. Echa, si g...