Aku terbangun pagi sekali padahal aku baru saja bisa tidur 2 jam yang lalu. Jangan tanya kenapa? Karena aku sedikit kesal bila mengingatnya.
Aaaaaarghhhh.....
Ya.. Apalagi.
Semalaman aku tidak bisa tidur hanya memikirkan ayah giel itu. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini mengenai diriku, yang jelas aku juga memikirkan tentangnya di otakku.Aku raba keningku lama.
Ah... Sudah tak perawan lagi dia.
Aku tersenyum.
Tunggu..
Aku tersenyum? Iyuhhh...
Aku menubrukkan wajahku ke bantal. Menutupi rasa malu.Bagaimana lagi?
Semalam adalah hal yang paling mendebarkan yang pernah ku alami. Aku tidak tahu bahwa hati dan jantungku bisa berkerja segila itu terhadap sentuhannya.Aku tidak tahu bahwa pipiku akan terasa panas hanya diusapnya lembut. Aku tidak tahu ketika dia mengucapkan hal-hal aneh semalam, membuat darahku berdesir cepat.
Ini yang pertama ku alami, sungguh.
Lalu kenapakah aku?
Apakah ini namanya?Ah..
Aku nol besar kalau sudah berurusan dengan hal begitu.Atau aku tanyakan saja pada Mas Arkan?
Waaah.... Gila.
No... No.
Aku tidak tahu reaksi apa yang akan diperlihatkan nya nanti.Iya kalau reaksinya baik, kalau dia marah, terus berbuat yang tidak diinginkan, bisa pusing aku.
“Nanti. Saya pasti akan kembali nanti, untuk membuatnya jelas.”
Ku ulangi katanya semalam dengan menirukan suara baritonnya.Kalimat yang berputar-putar terus di otakku, hingga kini aku menghafalnya di luar kepala.
Aaarrrggghhh.....
Aku teriak dengan menggigit bantal agar Mas Arkan tidak mendengarnya.Memikirkan Mas Vian, seketika aku mengingat juga laki-laki kecil gembul itu.
Bagaimana keadaannya sekarang?
Tiba-tiba cemas merajai hatiku. Aku berdiri dari ranjang, lalu berjalan mondar-mandir, sambil menggigit kuku.Aku sangat mengkhawatirkan anak itu.
Bagaimana caranya agar aku tahu keadaannya?
Ke rumahnya? Aku tidak tahu dimana alamatnya.Atau tanya mbak Rindu saja,dia pasti tahu rumah Giel. Aku ambil ponsel hendak menghubungi mbak Rindu, tapi cepat ku urungkan.
Kalau aku pikir lagi, sepertinya aku belum sesiap itu bertemu dengan ayahnya yang berhasil mengguncang duniaku.
Aaaahh... Aku harus bagaimana.Sekilas satu ide melintas di otakku. Cepat aku mengambil handuk, dan berlari ke kamar mandi. Sebelum masuk, aku lirik jam dinding, 6.45...aku masih sempat.
*****F.T.W*****
Pukul 7 lewat 15. Taman kanak-kanak sudah ramai, banyak para murid yang baru datang, diantarkan oleh orang tua atau para walinya.
Aku parkirkan mobil sedikit jauh dari sekolah lalu memilih berjalan dan bersembunyi di balik pohon dekat pintu gerbang. Di sinilah juga aku ingat, aku bersembunyi ketika mencari mbak Rindu.
Kali ini berbeda, yang ingin ku cari bukanlah mbak Rindu, tetapi bocah laki-laki yang mulanya tengil tapi sekarang sudah merampas rasa kagumku.
Bocah laki-laki yang menghadapinya perlu urat leher yang kuat. Bocah laki-laki yang meskipun ceria dan terbuka, nampaknya ada kesedihan yang mampu ku tangkap walau sedikit.
Fix.
Sekarang aku mengakui aku menyayangi bocah gembul itu.Mbak Rindu keluar dari dalam sekolah, berdiri di pintu gerbang, hendak menyambut uluran tangan dari murid-murid kecilnya. Sesekali dia memeluk dan tertawa bersama mereka, dan menunduk ramah pada wali-wali nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Mission Complited
RomanceEcha hanya punya satu keluarga yang tersisa, yaitu kakak laki-laki nya, Arkan. Dalam hidupnya selama ini, Arkan mengorbankan kehidupannya sendiri,hanya untuk melindungi dan membahagiakan Echa. Lalu apa yang akan kamu lakukan jika menjadi Echa? pa...