WARNING 18+
*****************************
Entah apa yang dipikirkan wanita mungil yang sedang duduk manis di sampingku ini, hingga dia sampai menunggu anak ku masuk ke sekolah dari 2 hari yang lalu. Mengapa aku tahu, Bu Rindu tadi yang memberitahuku.
Dia bilang,
“ehm.. Pak Vian, Echa sepertinya sangat mengkhawatirkan kondisi Giel. Dari hari senin kemarin dia kesini katanya mencari Giel, tapi saya bilang Giel tidak masuk sakit. Kemarin dia juga kesini, meskipun saya tidak sempat berbincang dengannya. Dia pulang, tampak kecewa. Dan hari ini sepertinya dia juga datang. Saya fikir dia akan menemui Giel karena melihat Giel sudah masuk tadi, tapi saya tidak tahu kenapa justru hanya mengintip dari balik pohon besar di sana, sebelah kanan saya. Saya sempat mau kasih alamat rumah bapak, tapi dia menolak. Mungkin bapak bisa menemuinya.”Aku menoleh ke arah kanan seketika. Ku lihat dia sudah berbalik berjalan dari arah pohon itu.
Deg... Deg...
Kaya anak ABG, jantungku selalu tidak bisa aku kontrol kalau sedang ada dia di sekitar ku.Aku berlari kecil ke arahnya. Takut dia sudah keburu meninggalkan tempat ini. Tepat berada di samping mobilnya, Aku berdeham keras.
“Ehem... “
dia menoleh cepat, tampak sangat kaget dan bergetar. Takutkah dia padaku? Dia terlihat salah tingkah, lalu menundukkan kepala.“Sedang apa disini, Echa?” dia tak menjawab, kepalanya bertambah menunduk.
“Kalau mau tahu kondisi Giel, kenapa nggak langsung ketemu dia tadi?”
merasa gemas karena dia tidak kunjung menjawab, aku gerakkan kakiku satu langkah ke depan. Dia diam.“udah tiga hari ini, Kamu menunggu Giel?”
Satu langkah lagi, aku mendekat. Dia masih tidak mau menatapku, bahkan tidak menjawab pertanyaan ku.“kangen ya sama Giel?”
Satu langkah lagi, aku maju. Kini hanya tinggal berapa jengkal jarak diantara kami. Dia masih tak bergerak.Aku frustasi.
Ini anak kenapa nggak bereaksi apapun?
Kalau saja dia lihat saat ini, hanya dengan satu tanganku terulur ke depan, aku sudah bisa merengkuhnya ke dalam pelukanku, dia pasti akan melangkah mundur ke belakang.Lalu kenapa dia masih diam, nggak bergerak?
Atau jangan-jangan, sanking takutnya, dia menutup mata.Oke.
Aku sudah tidak bisa mengendalikan diriku lagi. Aku melangkah hingga tak ada jarak di antara kami. Aku angkat dagunya.Dia tersentak. Hendak menepis dan melangkah ke belakang, Pinggangnya ku tarik cepat ke arahku. Kepalanya membentur dadaku. Aku mendekapnya erat.
Ekspresi muka kagetnya itu sudah bisa aku tebak. Akhir-akhir ini, melihat ekspresi wajah dan gesture tubuh atas reaksinya terhadapku, menjadi hal yang paling aku nantikan.
Tidak bertemu dengan dia 2 hari ini, karena aku sedang fokus atas kesembuhan Giel, sungguh.. Membuatku sangat merindukannya.
Merindukan parfum lemon miliknya, yang teramat melekat akhir-akhir ini dipikiranku. Aku bahkan sampai menyempatkan diri menebak dan mencari parfum merk apa yang dipakainya ini
Mencium aroma tubuhnya, membuatku candu. Dan memeluknya pagi ini, kesempatanku menghirup semua aroma tubuhnya itu.
Cup...
Ku cium puncak kepalanya. Dia tampak membeku namun pipinya bersemu merah. Aku hanya tersenyum.Memanfaatkan kebekuannya ini, dengan cepat aku menariknya masuk ke mobil. Tidak ada lagi yang bisa kupikirkan selain membawanya bersamaku.
Aku harus cepat sampai ke kantor 45 menit lagi, ada jadwal meeting penting di agenda ku pagi ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Mission Complited
RomanceEcha hanya punya satu keluarga yang tersisa, yaitu kakak laki-laki nya, Arkan. Dalam hidupnya selama ini, Arkan mengorbankan kehidupannya sendiri,hanya untuk melindungi dan membahagiakan Echa. Lalu apa yang akan kamu lakukan jika menjadi Echa? pa...